DUA PULUH

171 27 0
                                    

Let's votement!
Happy reading..

   "Aku senang."

Jaehyun memangku dagu dengan kedua tangannya. Sorot matanya tertuju pada seorang gadis yang sedang makan masakan buatannya dengan lahap. Chaeyeon menengadahkan kepalanya. Tepat di depannya Jaehyun tersenyum menatapnya, sementara Chaeyeon hanya menatap datar lelaki itu sambil mengunyah makanannya.

"Apakah akhir-akhir ini kamu makan dengan baik?" tanya Jaehyun.

"Hmm.. aku sudah melupakan kalori dalam makanan dan makan ketika lapar. Oh ya, aku juga sudah tidak muntah ketika banyak makan." jawab Chaeyeon.

Jaehyun menyuapkan kimbab di mulutnya. Chaeyeon berkata jujur dan ia tidak menemukan kebohongan dari getaran suara atau raut wajahnya. Di mata Jaehyun sekarang gadis itu juga terlihat lebih sehat, tidak sekurus ketika awal-awal pertemuan mereka.

"Jaehyun-ah, makanannya sangat enak!" puji Chaeyeon.

"Terima kasih. Makan yang banyak, Chaeyeon-ah.." ucap Jaehyun tersenyum malu.

Inilah rutinitas Chaeyeon dan Jaehyun di siang hari. Setiap hari Chaeyeon akan datang ke restoran milik Jaehyun untuk makan siang. Para karyawan yang sudah akrab dengan Chaeyeon selalu mempersilahkan gadis itu untuk masuk ke dalam ruangan Jaehyun. Tidak lama setelah Chaeyeon menunggu dalam ruangan, Jaehyun akan datang sambil membawa makanan dan menemaninya makan siang.

"Jaehyun-ah, kamu ada ide untuk kado pernikahan Yuna?"

"Kado pernikahan?" ulang Jaehyun sambil berpikir.

"Iya, dari kemarin aku keliling mall tapi bingung mau beli apa. Kamu ada saran nggak?"

"Kenapa nggak kasih uang saja?" tanya Jaehyun.

Chaeyeon cemberut mendengar jawaban Jaehyun, "Kalau uang selesai dibeliin barang juga habis, nggak ada yang dikenang. Dia pasti juga lupa beli barang itu dari uang siapa. Aku ingin memberikan suatu barang yang akan mengingatkannya padaku."

"Ya sudah barang kesukaannya saja." ucap Jaehyun santai.

"Barang kesukaannya?"

Chaeyeon berpikir tentang barang apa yang disukai Yuna. Belum lama ini Chaeyeon sering menghabiskan waktunya bersama Yuna. Mereka juga banyak cerita. Tiba-tiba Chaeyeon teringat sesuatu. Ia tahu sekarang akan membeli apa untuk Yuna dan pasangannya.

"Aku tahu!" seru Chaeyeon tiba-tiba.

"Apa?" tanya Jaehyun penasaran.

"Microphone. Dia pernah bilang ada ruang karaoke di rumah yang akan ditempatinya bersama suaminya nanti dan ia menginginkan microphone baru!" jelas Chaeyeon.

"Bukan hal yang buruk, kau bisa membelikannya itu."

Tidak terasa Chaeyeon telah menghabiskan makanannya. Ia kemudian merapikan peralatan makan di atas nampan. Chaeyeon harus segera pergi untuk membeli microphone. Gadis itu kini bahkan sudah berdiri sambil membawa nampan berisikan peralatan makan yang baru saja selesai ia gunakan.

"Biar aku yang bereskan semua ini.." ucap Jaehyun merebut nampan dari tangan Chaeyeon.

"Tapi.." Chaeyeon berusaha merebut nampan yang sudah beralih tangan itu.

"Tidak apa-apa, Chaeyeon-ah." ucap Jaehyun tersenyum manis menatap Chaeyeon.

"Sudah sana cari hadiah buat Yuna, pernikahannya tinggal tiga hari lagi kan?! Jaehyun kembali berucap ketika Chaeyeon hanya menatapnya dengan kalut.

"Terima kasih, Jaehyun-ah! Kau sahabat terbaikku!" riang Chaeyeon menunjukkan senyum lebarnya pada Jaehyun.

Chaeyeon mengambil tas di kursi. Ia kemudian melambaikan tangannya pada Jaehyun. Chaeyeon bersiap pergi dari restoran.

Flower Path (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang