Airyn masih mengharap asumsinya bermenit lalu benar. Bahwa cowok jangkung yang sudah dia labeli menyebalkan ini, yang akhirnya secara aklamasi disepakati menjadi ketua event mendatang mereka, adalah cowok modal tampang doang yang secara kebetulan saja bisa menjadi juara pararel di sekolahnya. Tidak punya kompetensi akademis yang mumpuni. Hanya beruntung saja, tanpa berusaha. Namun sayangnya semua yang dia dengungkan dalam hati terpatahkan saat Dewa, memulai rapat ini dengan banyak gagasan out of the box yang mau tidak mau harus Airyn akui semuanya Superb.
"Jadi kita bisa mulai buat proposal ke sponsor segera ya? Lo ready ya Gam?" Biar urusan keliling serahin kita, ya Ryn?" ujar Dewa seraya menatap Airyn serta Gamma yang mengacungkan dua jempol sukarela. Airyn mengangguk malas sambil kembali menekuri catatan kecil di hadapannya.
"Berhubung waktunya mepet, biar cepet. Kita sedikit pakai koneksi dikitlah. Kali aja PT Putra Bimasena dan Tarachandra Tbk. bisa goal. Lumayan kan? Syukur-syukur tembus sponsor utama." Airyn baru akan protes saat semua yang berada di ruangan seketika bersorak, dan menyetujui ide Dewa. Airyn tak pernah ingin menyangkutpautkan apapun dengan entitas keluarga yang seringkali di puja teman- temannya.
"Duh, ada Bimasena dan Tarachandra. Budgetting apalah ya. Acara kita jamin sukses, kalau sumber dana beres!" Seloroh Dara.
"Tap...."
"Nggak ada tapi- tapian Ryn. Gue setuju sama usul Dewa! Lo semua gimana Gaess?" sela Raka.
Semua anggota kecuali Airyn angkat tangan. Airyn tak punya alasan bagus untuk menolak. Bagaimanapun Dewa, juga akan mengalami hal yang sama dengannya. Meminta bantuan orang tua mereka.
"Selain itu, gue juga sudah lobi beberapa sponsor kecil endorse-an yang mau ikut andil. Meski nggak banyak, lumayanlah bisa dipakai doorprize buat peserta lomba cipta dan baca puisi atau pengunjung acara puncak kita nanti." Info yang diucapkan Dewa kembali membuat ruang OSIS riuh. Mereka mengelukan Dewa dan menghujaninya dengan pujian. Airyn bukan tak menyukainya. Menyadari bahwa tidak hanya dia yang selalu bisa diandalkan dan melaksanakan apapun yang ditugaskan padanya dengan hasil maksimal, membuatnya sedikit tak nyaman alih – alih merasa senang.
Sisa rapat menjelang sore itu Airyn tak banyak bicara, hanya menambahkan beberapa detail yang tidak terpikir anggota lainnya. Semua tampak bahagia dan puas dengan pertemuan pertama mereka. Pertemuan berikutnya akan dilakukan 3 hari berikutnya dengan agenda review proposal sekaligus persetujuan dua sekolah tentang rancangan yang telah mereka buat.
"Ryn, bikin IG story bareng dulu yuk. Mayan, buat tambah-tambah follower IG." Ajakan Dara tentu saja hanya dibalas gelengan kepala Airyn. Dia segera pamit kepada semua yang berada di ruangan. Namun, sebelum Airyn membuka pintu ruangan, Dewa menyela, "Gue hubungin nanti malam ya Ryn, kali pak Arsena Widi Tarachandra sudah ACC." Dewa yang mengerling jahil seraya mengepalkan tangan ke udara dan menggumamkan "semangat" tanpa suara.
Begitu pintu tertutup Airyn menghentakkan kakinya keras. Dia kesal bukan bualan. Sepanjang jalan menuju gerbang sekolah dia menggerutu, "Siapa sih dia? Gimana dia bisa tahu nama ayah? Sok kenal. Bagaimana bisa bawa- bawa koneksi keluarga? Sial. Mimpi apa sih gue semalam?!"
***
Airyn meremas tangannya pelan. Dia tak pernah membayangkan bahwa akan se-nervous ini meminta sesuatu kepada ayahnya. Sepintas lalu dia menyesali kenapa tak habis- habisan menolak ide konyol itu. Memanfaatkan koneksi keluarga? Yang benar saja. Ini memalukan. Lebih baik dia ditolak puluhan perusahaan daripada menghadapi ayahnya begini.
Ayah Airyn belum pulang. Beliau ada kunjungan kerja ke Jawa Timur pagi tadi. Bunda bilang ayahnya masih dalam perjalanan pulang. Airyn bingung harus memulai dari mana, harus mengatakan apa. Dia terus saja mondar mandir di teras lantai dua rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be
Teen FictionSebelum bertemu Dewa, Ryn pikir hidupnya sudah cukup sempurna. Menjadi siswi berprestasi dengan berbagai piagam penghargaan juga jabatan ketua osis yang diembannya, membuat Ryn mampu membusungkan dada bangga. Namun, harus Ryn akui, ketika mengenal D...