"Pulau Cinta"

44 8 0
                                    

"Makasih ya, Bi" ujar Alex menyerahkan kunci mobil ke Robby - petugas vallet apartemennya. Pemuda itu tersenyum sambil mengangguk sopan. Kemudian Alex berjalan gontai menuju lobby apartemennya.

'Saatnya tidur pulas' batinnya lelah.

Alex tidak jadi mengunjungi kediaman Bu Henny. Untungnya semua sudah aman terkendali. Bu Henny sudah ditemani keluarganya sementara Laporan Polisi sudah dibuat. Namun hilangnya kontak dengan Chandra membuat Alex pusing tujuh keliling. Anton pun diminta untuk melacak keberadaan Chandra.

Sayangnya sampai saat ini pun belum ada kabar. Alat pelacak Anton hanya mengetahui lokasi menara BTS yang memancarkan sinyal ke telepon Chandra. Sehingga tetap butuh waktu untuk menentukan lokasi tepatnya Chandra. Bisa di gedung, restoran atau mungkin rumah.

Lelah dan bingung membuat Alex memutuskan pulang. Semoga besok sudah ada kabar dari Chandra.

Sekarang saatnya istirahat. Jam sudah menunjukkan pukul 23. Ia lemas belum makan malam. Waktunya habis mempelajari ratusan dokumen proyek Disneyland. Belum lagi dengan Sisca yang meminta resign karena harus cuti hamil dan menikah.

Menikah???

Alex hanya bisa mengiyakan. Kepalanya sudah sangat pusing dan lelah. Ia tidak mau ada keributan lagi. Melihat dokumen berterbangan lagi. Barang rusak lagi. Ia hanya mengiyakan tanpa banyak komentar. Hanya tidur yang ada dikepalanya saat ini.

Namun manusia hanya bisa berencana.

Matanya sontak terbelalak lebar ketika melihat sosok gadis yang duduk menunggu di kursi lobby itu. Sosok yang sangat ia kenal. 

Si pengacau itu?

Namun Alex memicingkan matanya. Sosok itu sangat lusuh dan berantakan. Rambutnya acak-acakan. Ia hanya memakai t-shirt putih dan jeans pendek.

"Dian???" panggilnya tak yakin.

Gadis itu mendongak dan langsung menyerbunya. Ia memeluk Alex sambil menangis tersedu-sedu. Nafasnya tersenggal. Nampak terpukul. Alex tentu kebingungan.

Ternyata sudah dua jam ia menunggu di lobby setelah dari RS Cinere

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata sudah dua jam ia menunggu di lobby setelah dari RS Cinere. Ia tidak bisa pulang ke Pondok Cabe karena rumah sudah dikosongkan. Semua orang dievakuasi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara rumah Salomo di Slipi sudah terlalu banyak keluarga yang datang menjenguk Bu Henny.

Alex segera menyeret gadis itu ke pojok lobby. Ia tidak ingin membaca judul besar di tabloid yang mengatakan Aimee menuntut tanggung jawab si kolor ijo karena hamil 3 bulan.

"Pak, aku boleh nginep ya, please..." rintihnya.

Alex tergagap. "Whut?? Now?? Why??"

"Aku tahu ini tidak pantas... "

No shit, Sherlock!

"Tapi aku ga bisa pulang ke Pondok Cabe..." keluh Dian.

Sang Pengacara "Yakuza"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang