"Mas, Aku Hamil"

59 6 0
                                    

Ruangan Alex porak poranda setelah Sisca mengamuk barusan. Tapi Alex tidak peduli. Ia harus fokus akan pekerjaannya saat ini. Informasi dari Salomo harus di kroscek dengan dokumen hasil penyelidikan Gilby terhadap beberapa perusahaan fiktif yang menerima dana dari Bank Sigung. Jika sesuai maka Alex bisa mengetahui langkah Cindy dan Kosuke.

Perlahan Alex membuka satu persatu dokumen dan membandingkan dengan dokumen yang diterimanya dari Salomo. Beberapa perusahaan yang dilingkari merah adalah penerima dana dari Bank Sigung. Kemudian perusahaan yang dilingkari biru adalah pemenang tender kontraktok proyek Disneyland di Bandung selatan.

Bukan sesuatu yang aneh. Banyak proyek yang potensial tapi Disneyland memang punya daya tarik sendiri. Tapi yang menarik, kredit dari Bank Sigung nampak fokus ke proyek itu walau tidak ada nama perusahaan debitur yang sama. Tapi jika ditelusuri melalui akta pendirian, maka pemegang saham mayoritas semua perusahaan penerima kredit Bank Sigung adalah satu:

Kosuke Shisimaru.

Kekhawatiran Salomo bahwa Chandra dibunuh cukup beralasan. Salomo tahu setiap detail dalam surat wasiat Chandra yang beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir kali perubahan itu adalah memberikan wewenang kepada Cindy untuk mengendalikan Bank Sigung. Saat ini Cindy hanya berposisi komisaris. Namun di Surat Wasiat yang terbaru dapat menjadikan Cindy sebagai pemegang saham mayoritas Bank Sigung. Chandra telah merubah wasiatnya dan memberikan seluruh sahamnya kepada Cindy jika ia wafat.

Wafat.

Itu kata kuncinya. Cindy bisa menguasai Bank dan menggelontorkan dana kepada perusahaan fiktif Kosuke jika Chandra wafat. Saat ini ia masih terhalang direksi dan pemegang saham yang lain. Ia hanya bisa memanipulasi pemenang hasil tender. Walau tetap tidak bisa leluasa.

Kecurigaan Salomo timbul ketika ia menyadari Chandra diundang groundbreaking proyek perumahan di Bandung yang pemiliknya adalah salah satu kontraktor proyek Disneyland.

Matsuko Corp.

Ini adalah sebuah perusahaan yang memiliki keterkaitan paling kuat dengan Kosuke. Perusahaan yang juga diberikan kredit oleh Cindy melalui Bank Sigung. Alex juga merasakan kecurigaan yang sama. Chandra harus diperingati. Tidak boleh ke Bandung.

Namun Alex sadar. Chandra mungkin menolak. Bahkan mungkin tersinggung mengingat Cindy adalah istrinya. Tapi Alex tidak punya pilihan. Ia harus melarang Chandra.

Dengan gerakan terburu-buru Alex mengambil ponselnya lalu menelepon taipan itu. Alex berdoa. Semoga Chandra dapat menerima masukannya. Ia pun menunggu telponnya diangkat Chandra.

 Ia pun menunggu telponnya diangkat Chandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu diwaktu yang sama.

Sisca menutup teleponnya. Kemudian ia menangis pelan. Diraihnya tissue dihadapannya itu kemudian diseka matanya perlahan. Ia harus segera memberitahu Alex. Sontak dadanya pun berdegub kencang. Ia menutup mata menenangkan dirinya sendiri. Ia tidak menyangka hal ini bisa terjadi secepat ini. Test pack itu masih digenggamnya erat. Hatinya tidak keruan.

Sisca mengaku salah menilai Alex selama ini. Diluar sikap dinginnya ternyata banyak tindakan Alex yang hangat. Ia bahkan mengajari hal-hal yang tidak dimengerti oleh Sisca. Ia belajar tentang ketulusan. Belajar tentang kedewasaan. Dan yang paling penting, belajar tentang tanggung jawabnya sebagai manusia.

Sisca menarik nafas. Menguatkan hatinya. Kemudian ia berdiri. Berjalan pelan menuju ruang kerja Alex. Dengan tangan bergetar Sisca pun mengetuk pintu yang sedikit terbuka itu. 

"Masuk..." terdengar suara Alex dari dalam ruangan.

Sisca membuka pintu itu perlahan. Terlihat wajah sang atasan sedang tertekuk tujuh. Ia nampak serius membaca setumpuk dokumen. Mungkin bukan waktu yang tepat. 

Tapi kapan lagi?

Sisca pun menghampiri Alex dan duduk disampingnya. Lalu menatapnya hangat. Alex yang sedang pusing terpaksa meletakkan dokumen. Memaksakan dirinya tersenyum.

"Mas..." ujar Sisca lembut sambil memegang jari Alex. 

"Ya sayang..." jawab Alex sambil menatap wajah cantik dihadapannya itu.

" jawab Alex sambil menatap wajah cantik dihadapannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua pertengkaran barusan menjadi tidak berbekas. Wajah Sisca begitu mempesona. Bibir merah merona. Bola mata yang berbinar. Hidungnya yang mancung. Seketika hawa sejuk mengalir dalam dadanya.

Damai.

Alex menghela nafas dalam. Ingin rasanya memeluk Sisca seerat mungkin. Membelai rambutnya. Bermanjaan dengannya.

Ia pun menggenggam jemari Sisca lebih kuat. Lalu mencium jemari itu dengan lembut.

"Ya sayang..." ujar Alex begitu lembut.

"Aku hamil..."

Genggaman itu lepas.

Hening.

"Mama sudah tahu" lanjut Sisca tersenyum manja.

Masih hening.

"Mas...?"

Hening.

"Mas??"

"Mas Alex?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Alex?!"

"Ow...selamat ya" jawab Alex parau.

Kemudian semuanya gelap.

Kemudian semuanya gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Pengacara "Yakuza"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang