"The Grandmaster"

46 5 0
                                    

Obrolan Alex dan Dana tiba-tiba terhenti saat neneknya Dana datang menghampiri. Namanya Bu Megan. Kecil namun sangat gesit. Neboy alias nenek tomboy. Logat Sundanya sangat kental. Nampaknya beliau sangat concern dengan pergerakan beberapa perusahaan dibawah kendalinya.

 Nampaknya beliau sangat concern dengan pergerakan beberapa perusahaan dibawah kendalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bu Megan datang digandeng Dana. Ia baru saja diberi laporan singkat perihal kedatangan Alex dan kliennya. Ia pun kaget dengan penjelasan Dana.

"Kami cuma perusahaan daerah. Taunya mah nanam saham aja. Tidak ikut campur dalam tehnis perusahaan" ujar nenek berusia 80 tahunan itu dengan nada pelan.

"Jadi kira-kira siapa yang berada dibelakang eksekusi Bank Nasional Terpadu ini, Bu?" tanya Alex sopan. 

Nenek itu kembali menengadahkan wajahnya kelangit. Berusaha memikirkan sesuatu. 

Tiba-tiba...

"Saya" suara lelaki itu mengagetkan semua orang.

"Saya" suara lelaki itu mengagetkan semua orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang kaget. Tidak ada yang menyangka kehadiran bapak itu sedari tadi. Bu Megan hanya terkekeh melihat pria kecil itu. Ia lalu menghampiri dan duduk disampingnya.

"Michael" ujar pria itu berdiri memperkenalkan diri.

Semua orang ikut menyalaminya. Nampaknya ia ayah Dana. Tapi penampilan fisiknya sangat berbeda. Pak Michael bertubuh sangat kecil. Mungkin hanya sekitar 160 cm. Belum lagi dengan jalannya yang bungkuk karena menggunakan tongkat. Tapi auranya sangat keras. Jabatan tangannya pun terasa kuat.

Persamaan dari ketiga anggota keluarga itu adalah rendah hati dan sederhana. Tidak ada sedikit pun aura sombong yang ditunjukkan. Padahal restoran ramen mereka ini sangat besar. Belum lagi dengan perusahaan-perusahaan lain yang mereka kendalikan.

"Saya yang memimpin konsorsium bank itu. Saya tahu tentang proyek Pondok Cabe dan saya tahu rumah itu"

"Saya sendiri yang memutuskan agar rumah itu dieksekusi" ujarnya dingin sambil menatap mata Bu Henny yang sontak berkaca-kaca.

"Namun proses ini tidak diawasi secara maksimal. Bank sudah deal dengan Matsuko sebagai ready buyer. Tapi tiba-tiba saja kehilangan hak untuk membeli rumah itu. Alasannya sudah dibeli pemilik asalnya" lanjut Michael sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Sang Pengacara "Yakuza"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang