4. Dari Masa Lalu

174 48 15
                                    

"Masa lalu memang tidak sepatutnya dibawa, tapi kenapa kamu tetap hadir"

☀️☀️☀️

Semalam Khalisya merasakan tidurnya sangat nyenyak karena ia tidur dalam dekapan Ayah dan Bundanya. Tidak seperti anak pada umumnya yang lebih memilih menagih oleh-oleh ini dan itu. Lain dengan Khalisya, yang justru memilih menukarkan oleh-oleh mewah hanya untuk sebuah pelukan dari kedua orang tuanya.

Selesai sarapan bersama, Khalisya diantar oleh Pak Ujang sopir keluarganya untuk berangkat ke sekolah. Sepanjang koridor yang ia lalui pikirannya melambung memikirkan bagimana kondisi kakaknya. Sebenarnya ia berniat untuk tidak pergi ke sekolah pagi ini, tetapi dengan tegas Bundanya melarang. Akhirnya, Khalisya tidak bisa membantah dan membiarkan kedua orang tuanya menjenguk Al pagi ini.

"Awh..." Ucap Khalisya terkejut ada yang menabraknya dari belakang dan membuatnya kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

"Khalisya, kamu nggak papa kan?" Tanya cowok itu sambil mengulurkan tangan kepada Khalisya.

Khalisya tersentak dengan suara tersebut. suara yang tidak asing baginya. Suara dari seseorang yang sudah lama ia hindari, namun sekarang cowok itu hadir kembali sambil mengulurkan tangan untuknya. Jantung Khalisya berdegup dengan kencang.

1 detik

2 detik

3 detik

"Aku bisa sendiri," Ujar Khalisya sambil menolak uluran tangan cowok itu.

"Maaf ya aku bener-bener nggak sengaja tadi," Sesal cowok itu.

Tidak ada respon apapun lagi dari Khalisya. Ia hanya menunduk tanpa ada keinginan untuk melihat cowok yang ada dihadapannya saat ini. karena jika hal itu ia lakukan hanya akan menambah lukanya saja.

Tidak ingin membuang waktu berlama-lama dihadapan lelaki itu. Khalisya memutuskan segera beranjak dan mulai melangkahkan kakinya pergi. Baru dua langkah ia beranjak, ada yang menahan tangan kanannya hingga otomatis membuatnya berhenti melangkah.

"Kamu masih marah sama aku?" Tanya cowok itu. Cowok itu menghela nafasnya kasar. "Bilang sama aku Sya, apa yang harus aku lakuin supaya kamu maafin aku?" Tanya cowok itu lembut.

Suasana koridor yang sepi menambah suasana hening bagi kedua anak manusia yang tengah sibuk dengan kecamuk fikirannya masing-masing. Seorang cowok yang tengah berusaha menebus kesalahannya, dengan seorang gadis yang masih berusaha menutup lubang kesakitan dalam hatinya.

"LEPASIN!!" Sentak Khalisya sambil menghentakkan tangannya agar terlepas.

Usahanya berhasil, namun kemudian langkahnya kembali dihadang. Lelaki itu melangkahkan kakinya dan berdiri dihadapan Khalisya, mencegah agar ia tidak pergi.

"Aku akan tetep disini, sampai kamu jawab pertanyaan aku," Tegas cowok itu.

"Sampai kapan kamu begini sama aku Sya. Ini membuat aku semakin merasa bersalah sama kamu. Pliss Sya,kasih aku satu kali kesempatan untuk memperbaiki semuanya," Desak cowok itu lagi.

"Cukup kamu pergi dari hadapan aku, dan pergi dari hidup aku ALVARO," Sentak Khalisya menatap tajam wajah cowok yang tengah dihadapannya sekarang.

Lelaki itu adalah ALVARO, cinta pertama Khalisya sekaligus sahabat masa kecilnya. Lebih tepatnya mantan sahabat. Karena sejak kejadian itu Alvaro bukanlah sahabat ataupun orang yang Khalisya cintai melainkan orang yang sangat dibenci oleh Khalisya.

"Enggak Sya, itu nggak akan terjadi lagi. Udah cukup kebodohan aku waktu itu dan aku nggak akan ngelakuin itu lagi," tegas Alvaro.

"Aku tau aku salah. Tapi Sya, mohon untuk kali ini ijinin aku nebus kesalahan aku," Sambung Alvaro memohon.

Ingin sekali Khalisya pergi saja saat ini juga, lari sekencang-kencangnya. Atau kalau perlu Khalisya musnah saja detik ini juga. Daripada ia harus mendengar ucapan memohon Alvaro. Khalisya mendongakkan kepalanya dan mengatupkan kedua kelopak matanya rapat-rapat untuk menahan apa yang tidak ingin ia keluar dari kedua matanya.

"Cukup jaga Aqilla denga baik, dan jangan pernah buat dia menangis." Khalisya membuat jeda sejenak. "Aqilla sahabat yang aku sayang, dan aku nggak suka dia disakitin sama siapapun," Lanjut Khalisya.

"Aku pasti lakuin itu tanpa kamu minta," Sahut Allvaro. "Tapi gimana dengan kita Sya, kita masih bisa sama-sama kan?"

"Itu nggak akan terjadi lagi,"Ucap Khalisya dengan suara mulai bergetar.

Setelah mengatakan kalimat terakhirnya Khalisya buru-buru berlari menjauh dari Alvaro yang masih tak bergeming, dia masih terpaku mendengar kalimat terakhir dari Khalisya yang sangat menyesakkan baginya.

"Separah itukah aku nyakitin kamu Sya," Guman alvaro menahan sesak didadanya saat melihat gadis yang sangat ia sayangi menjaga jarak dengannya.

Khalisya terus berlari hingga sampai di toilet. Dengan segera ia membasuh wajahnya. Untuk menutupi air matanya yang sudah jatuh membanjiri wajah cantiknya.

"Aku harus apa Alvaro. Kamu sendiri yang udah gadaikan persahabatan kita demi cinta dan aku nggak akan bisa kembali lagi. karena sampai sekarang pun luka itu belum sembuh Alvaro," Guman Khalisya dalam hati.

Khalisya semakin terisak bahkan badannya pun bergetar. Ia sungguh merasakan rasa sakit itu lagi. Rasa sakit yang ia rasakan dua tahun lalu, bahkan luka yang masih belum sembuh hingga saat ini harus kembali terbuka lagi.


☀️☀️☀️

Butuh waktu beberapa saat untuk meredakan tangisnya. Hingga ia memberanikan diri untuk keluar dari toilet lalu melangkah menuju kelasnya yang berada dilantai tiga.

"Sya, ya ampun lo darimana ana aja sih hah? Gue kirain telat lagi," Todong Karina heboh.

"Nggak dari mana-mana kog, cuma mampir ke toilet sebentar," Jawab Khalisya sekenannya.

"Lo nggak kenapa-napa kan Sya?" Tanya Karina sekali lagi.

"Enggak."

"Lo nggak lagi nyembunyiin sesuatu kan Sya?" Pertanyaan Karina untuk ketiga kalinya.

"Enggak."

"Lo yakin?" Sudah cukup sahabatnya ini memang sangat kepo sekali.

"Enggak Karina yang cantik, aku nggak nyembunyiin apa-apa dan aku nggak kenapa-napa okey," Ucap Khalisya gemas dengan pertanyaan Karina.

"Terus lo mau kemana?"

"Aku mau minta izin BK, mau kerumah sakit," Ucap Khalisya seraya cipika cipiki dengan Karina. Belum sampai Karina bertanya lagi, gadis berwajah polos itu sudah menghilang dari kelas.

Meskipun Khalisya tidak mengatakan apapun, sebagai seorang sahabat Karina tahu betul apa yang terjadi antara Khalisya, Alvaro, dan Juga Aqilla. Apa yang menjadi masa lalu Khalisya ada hubungannya dengan Aqilla sahabat yang sudah lama mereka menghabiskan waktu bersama.

"Lo harus sabar Sya, gue yakin lo adalah sahabat gue yang tangguh. Buktiin ke mereka Sya kalau lo jauh lebih bahagia daripada mereka yang udah nyakitin lo. Gue akan selalu ada buat lo Sya. Always," Ungkap Karina dalam hati.

☀️☀️☀️

☀️☀️☀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang