42.Menjelang Akhir

34 11 2
                                    

Pagi ini Khalisya sudah bersiap akan pergi dengan Azka untuk menghabiskan waktu bersama menjelang tersisanya waktu liburan mereka dua hari lagi. Azka mengajak Khalisya menikmati setiap sudut kota Bali.

Mereka menghabiskan waktu dengan tertawa dan berbagi cerita sepanjang perjalanan kemanapun kaki mereka melangkah.

Perjalanan mereka berakhir dengan menghabiskan waku melihat senja di tepi pantai Sanur. Khalisya menyandarkan kepalanya didalam dada bidang Azka yang duduk dibelakangnya sambil merangkul Khalisya dari belakang.

"Kenapa kamu suka banget sama senja?" Tanya Azka.

"Aku memang suka senja, tapi aku lebih suka matahari."

"Kenapa gitu?"

"Karena matahari itu bisa memberikan kehidupan untuk semesta," Khalisya tak mengalihkan pandangannya dari langit jingga dihadapannya. "Tanpa matahari nggak akan ada kehidupan didunia ini.

Dan senja itu salah satu wujud matahari yang paling indah, yang mengajarkan pada manusia jika semua yang indah itu hanya sementara," Lanjut Khalisya.

"Cerdas!" Respon Azka.

Khalisya tersenyum,"Kalo kak Azka sukanya apa?"

"Kamu!" Jawab Azka.

"Ish gombal," Khalisya memukul pelan bahu Azka yang berhasil menggombalinya hingga pipinya bersemu merah.

Azka malah tertawa gemas melihat polah lucu Khalisya. Hening. Suasana menjadi hening saat keduanya tak lagi mengeluarkan kata-kata, mereka sibuk dengan fikirannya masing-masing.

Tiba-tiba ponsel Azka berdering. Membuat keduanya langsung mengalihkan pandangannya pada ponsel yang tengah berteriak meminta diangkat itu.

"Halo!" Ucap Azka.

".........."

"Iya Gue kesana sekarang!"

Khalisya menaikkan satu alisnya menatap Azka meminta penjelasan. Pasalnya wajah Azka sangat tegang saat merima telfon tadi hingga membuat Khalisya sedikit Khawatir.

"Ada apa kak?" Tanya Khalisya.

"Kinan,dia kritis!"

"A—pa," Khalisya tergagap.

"Aku harus balik ke Jakarta sekarang!"

"Aku ikut!"

"Tap--"

"Aku mohon, aku ikut kak Azka!" Khalisya memegang tangan Azka memohon.

Azka mengangguk menerima permintaan Khalisya. Mereka harus bergegas kembali ke Villa untuk mengambil barang-barang lalu segera pergi ke Bandara untuk melakukan penerbangan malam itu juga.


☀️☀️☀️

Sempat mendapatkan pertentangan dari Al dan para orang tua, baik orang tua Khalisya dan Juga orang tua Bianca, sedangkan papa dan mama Azka yang kemarin datang bersama sudah kembali ke Jakarta pagi tadi karena ada pekerjaan yang perlu diselesaikan.

Azka berhasil mendapatkan ijin untuk membawa Khalisya ke Jakarta lebih dulu, sedangkan Al dan Bianca akan ikut dengan penerbangan besok siang.

Selama diperjalanan Khalisya merasakan ketidak tenangan yang sangat kuat. Entah mengapa pikirannya berkecamuk.

Bukan keadaan Kinan yang mengganggu fikirannya melainkan wajah Reyfan yang selalu berputar didalam fikirannya.

Khalisya sempat mendengar kemarin alasan Reyfan tidak ikut pergi ke Bali karena ia harus menemani Kinan yang keadaannya sangat lemah.

Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang