15. Insiden

113 27 6
                                    

Hai-Hai Khalisya balik lagi mau nemenin Rabu malam kalian 😉
Enjoy ya !!!


☀️☀️☀️

"Jika sakit itu bisa ditukar dengan maaf, aku rela melakukannya berkali-kali"

☀️☀️☀️

Pesta masih terus berlanjut, semua tamu sedang asyik menikmati berbagai macam hidangan, ada pula yang tengah asyik berbincang-bincang. Bahkan tak sedikit tamu yang menyumbangkan bakat mereka menyanyi untuk menghibur tamu yang lain. Khalisya sudah lelah berjalan kesana kemari dengan azka menyambut para tamu, azka dan mengenalkan dirinya kepada seluruh anggota keluarga yang datang ke acara pertunangan mereka malam ini. Bahkan frans juga mengenalkan dirinya kepada rekan bisnisnya yang beberapa juga rekan kerja ayahnya.

Khalisya mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, berharap kedua matanya menangkap sosok yang tengah menguasai pikirannya itu. Sosok yang sedari tadi tidak menampakkan dirinya sama sekali. Ramainya orang lalu lalang bahkan Azka yang selalu disampingnya pun tak membuatnya melupakan Reyfan.

Sebuah tangan merangkulnya membuat Khalisya memalingkan wajah dan mencari tahu tangan siapa yang menyentuhnya, justru gerakannya itu membuatnya mendapatkan kecupan di pipi kanannya.

"Kak Al, ngagetin aja deh." Sungut khalisya sebal.

Al terkekeh "Abisnya kamu bengong aja dari tadi kakak panggilin juga nggak dengar."

"Hah? Masa sih?"

Al tidak menjawab, ia malah menarik hidung Khalisya dengan gemas, dan selanjutnya mereka tbercanda dan tertawa bersama. Membuat Khalisya sejenak melupakan Reyfan orang yang sedari tadi ia cari keberadaannya. Hingga interupsi seorang gadis yang membuat mereka menoleh.

"AL." panggil seorang gadis tersenyum manis kepada Al.

Sejenak Al menoleh, namun detik berikutnya memilih beranjak meninggalkan Khalisya dengan keterkejutannya sama dengan Al.

" Al tunggu Al."

"Aku mohon Al tunggu."

Gadis itu terus berusaha mengejar Al yang terus melangkah dengan cepat tanpa menghiraukan gadis yang tengah mengejarnya sambil meneriaku namanya.

Al sangat membenci gadis itu, bahkan ia tidak akan pernah sudi jika harus bertemu atau sekedar melihat wajah yang selalu membuatnya naik darah setiap kali melihatnya,

"Aakkhh." Jerit gadis itu, saat ia tersandung dan terjatuh. Al tetap tak menghiraukannya.

"BERHENTI LO PENGECUT." Suara bariton itu membuat Al menghentikan langkahnya dan membalikkan badan.

Tatapannya datar memandang reyfan yang tengah memapah gadis yang tadi terjatuh itu. Al menaikkan satu alisnya, sesungguhnya ia sangat muak dengan pemandangan ini namun apa dayanya. Jika dia pergi itu artinya dia kalah dengan orang seperti reyfan.

"Apa?" tanya Al malas.

"Lo.."

"Jangan Rey." Cegah gadis itu.

Dengan langkah tertatih sambil menahan perih di kedua lutut dan sikunya gadis itu berjalan mendekati Al.

"Al aku mau minta maaf." Ucap Bianca menyesal.

"Nggak perlu." Ucap Al ketus.

"Al aku-"

"Jangan pernah ganggu gue lagi."

"Aku mohon maafin aku Al." Gadis itu mencoba meraih tangan Al. Namun al menyentaknya dengan kasar sehingga membuat gadis berbadan kurus itu terhuyung mundur dan hampir terjatuh, namun untung saja Reyfan dengan sigap menangkap tubuh itu.

Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang