26. Sakit

43 15 1
                                    

"Serumit-rumitnya hidup, memperbaiki yang sudah pecah itu mustahil untuk kembali sempurna"


☀️☀️☀️

Khalisya menatap kosong Bu Andin yang tengah menjelaskan materi didepan kelas. Ia menelungkupkan kepalanya diatas meja, karena merasakan kepalanya berat dan pusing. Khalisya kembali meringis sakit saat merasakan rasa sakit yang melilit perutnya yang memang sejak kemarin malam hanya ia isi dengan susu coklat yang dibuatkan bundanya.

Karena rasa sakit yang semakin kuat akhirnya Khalisya meminta izin pada Bu Andin yang sedang mengajar untuk pergi ke UKS. Baru beberapa langkah dari kelas tubuh Khalisya justru limbung. Bianca yang kebetulan baru dari toilet melihat Khalisya jatuh pingsan langsung menghampirinya.

"AL!" Panggil Bianca dengan kencang. Cowok yang tengah mengenakan pakaian olahraga itu langsung menoleh.

"Khalisya kenapa?" Tanya Al khawatir.

Bianca menggeleng, "Gue nggak tau, tadi gue udah liat dia pingsan begini." Jawab Bianca merasa sedikit takut dengan Al.

"Al bawa Khalisya ke uks aja," Saran Raffa.

Al bersiap mengangkat tubuh Khalisya namun bianca menghentikan dengan serunya, "Jangan. Mending bawa kerumah sakit aja. Keadaan Khalisya kelihatan nggak baik-baik aja."

Al menatap lekat wajah adiknya yang benar-benar pucat dan terlihat sangat lemah sekali. Mungkin yang dikatakan Bianca benar, Khalisya harus dibawa kerumah sakit agar mendapatkan penanganan yang baik.

Tanpa membuang waktu lagi Al menggendong Khalisya membawanya ke mobil miliknya dengan langkah yang terburu-buru. Bianca masih setia mengikuti langkah Al dari belakang, sedangkan Al tak menghiraukannya. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah keadaan Khalisya yang tak sadarkan diri.

Reyfan yang tengah bermain basket seorang diri di lapanagan, wajar saja jika dia seorang diri sebab kedua sahabatnya sedang tertib mengikuti pembelajaran dikelas yang sedang berlangsung. Berbeda dengan dirinya yang merasa bosan lalu memilih keluar dari kelas dan mencari hiburan yakni bermain basket sendirian.

☀️☀️☀️

Terlihat sekali raut kekhawatiran Al. Sudah beberapa lama namun pintu dihadapannya itu tak kunjung terbuka. Bianca yang baru saja kembali dari kantin rumah sakit menenteng sebotol air mineral ditangannya. Masa bodoh jika Al akan marah.

"Minum dulu Al!" Ucap Bianca.

Bianca menghela nafas pelan, "Gue pergi dulu." Bianca bangkit dari duduknya hendak pergi namun Al menahan tangan gadis itu.

"Makasih," Ujar Al tulus.

Detik berikutnya Al melepaskan cekalannya membiarkan gadis itu kembali melangkahkan kakinya. Namun, baru beberapa langkah Bianca justru membalikkan badannya berlari memeluk Al dengan erat.

"Sebentar aja Al, sebelum gue pergi," Pinta Bianca sebelum cowok itu memberontak.

Entah kenapa permintaan Bianca meluruhkan egonya. Ia membiarkan gadis itu memeluknya dengan erat. Ia memang marah pada gadis itu namun jujur saja dilubuk hatinya Al tak pernah bisa membenci gadis yang telah membuat hatinya terkunci selama ini.

"Makasih," Ujar Bianca. "Lusa gue balik ke London, gue akan menetap disana. Setelah ini gue nggak akan pernah ganggu lo lagi. dan maaf untuk semuanya." Terang Bianca. Lalu ia berlari menjauh meninggalkan yang masih mematung.

Al masih diam sambil menutup matanya rapat-rapat. Pikirannya teralalu lambat mencerna apa yang dikatakan Bianca. Bianca akan pergi? Dan tidak akan mengganggunya lagi? bukankah itu kabar gembira? Lalu mengapa ia merasakan sesak didadanya saat mendengar ucapan gadis itu.

☀️☀️☀️

Sudah genap satu hari Khalisya dirawat di Rumah Sakit. Dokter mengatakan bahwa kondisi Khalisya down sebab dia terlalu banyak fikiran dan juga tekanan darahnya rendah.

"Shutt.. udah dong dek masak cengeng gitu., Al mendekap tubuh Khalisya yang masih menangis sesenggukan.

"Sa-kit kak," Ucap Khalisya pelan.

Al membelai lembut pipi Khalisya yang masih basah karena air mata. Beberapa menit yang lalu Dokter Maya datang untuk memeriksa keadaan Khalisya lalu menyuntikkan sesuatu ke tubuh gadis itu. Alhasil Khalisya menangis karena ia takut dengan jarum suntik.

Ceklek...

Suara pintu terbuka dan menampilkan pasangan suami istri yang baru saja datang. Adam dan Zahra seketika mengambil penerbangan pertama untuk kembali ke Indonesia setelah mendapat kabar bahwa Khalisya masuk ke rumah sakit.

"Sayang gimana keadaan kamu nak. Kamu nggak kenapa-napa kan sayang," Tanya Adam dan Zahra berbarengan.

"Ayah, Bunda khalisya kangen." Khalisya merentangkan tangannya lalu disambut oleh pelukan hangat dari ayah dan bundanya.

"Ayah sama Bunda juga kangen sekali sama kamu sayang," Ujar Adam mewakili.

☀️☀️☀️

Btw, maaf banget ya semuanya karena author sekarang jarang banget update seperti jadwal sebelumnya 😫
Karena author lagi sibuk guys maaf yah 🙏

☀️☀️☀️

☀️☀️☀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang