7. Perpustakaan

182 44 5
                                    

☀️☀️☀️

Khalisya dan kedua sahabatnya kini tengah disibukkan mengerjakan tugas paper bahasa indonesia. mereka kini tengah berada diruang baca perpustakaan sekolah. Hening. Ketiganya sibuk dengan buku diktat tebal mereka masing-masing agar cepat bisa menyelesaikan tugas tersebut.

2 jam berlalu. Akhirnya proses pertama pencarian materi telah usai. Jadwal mereka hari ini hanyalah mencari bahan materi untuk paper mereka dan tahap selanjutnya akan di lanjutkan lagi besok.

"Sya." Panggil Aqilla.

"Hm?" Guman Khalisya.

"Tuh lihat dulu deh Sya, tengok belakang elo." Titah aqilla.

"Wow Sya ada cogan." Sorak Karina kegirangan.

"Apaan sih kalian." Khalisya ikut menoleh kebelakang.

Khalisya menatap datar objek pandangannya yang kebetulan juga tengah menatapnya. Beberapa detik pandangan mereka bertemu, namun Khalisya yang menyadari hal itu langsung memutus kontak mata mereka dan beralih fokus membaca bukunya lagi.

"Biasa aja kali lihatnya." Ujar khalisya.

"Habisnya keren banget sih kak Reyfan jadi susah kedip deh." Sahut Karina yang masih fokus menatap Reyfan.

"Duh kak Reyfan bikin beruntung banget deh pasti kalau jadi pacarnya." Timpal Aqilla.

"Huh dasar alay kalian berdua."Cibir Khalisya.

"Eh bentar yah gue mau ke Alvaro dulu." Pamit Aqilla.

"Baru inget lo punya Alvaro. Masih aja centil." Karin menjitak kepala Aqilla.

"Duh, sakit tauk Rin." Aqilla mengusap kepalanya. "Tadi kan cuma khilaf doang." Aqilla beranjak.

Khalisya hanya menggelengkan kepala menyaksikan perdebatan kecil kedua sahabatnya itu. Karina yang jutek namun begitu menyayangi Khalisya, dan Aqilla yang centil dan sedikit lebay. Keduanya selalu saja menjadi penghibur Khalisya.

"Eh Sya, daritadi Kak Reyfan kog ngelihatin elo terus sih?." Bisik Karina.

"Hah?"

"Tuh liat tuh." Karin menunjuk Reyfan dengan dagunya. "Kayaknya dia suka deh sama elo Sya." Lanjut Karina.

Khalisya mendengus. "Ngaco deh kamu Rin." Bantah Khalisya.

"Ih dibilangin kog nggak percaya sih Sya." Karina mengekori Khalisya mengembalikan buku di rak.

"Makan yuk, laper nih." Khalisya mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah yuk, gue juga laper nih." Sahut Karina sambil mengelus perutnya yang berbunyi.

Saat hendak melangkah. "Eh Aqilla gimana? Masak kita tinggalin sih? Nanti dia ngomel lagi."

Khalisya mengedarkan pandangannya dan melihat Aqilla yang sedang berbincang mesra dengan Alvaro sang pacar dibangku pojok perpustakaan. Sesak dan muak itulah yang dirasakan Khalisya saat menyaksikan pemandangan itu.

"Kamu aja deh yang panggil mereka Rin, aku tunggu diluar."

Karina menghela nafas kasar. Ia sangat tidak suka jika keadaannya seperti ini. dan selalu saja seperti ini. setiap Khalisya melihat Aqilla dan Alvaro sedang berduaan ia merasakan kesedihan pula menatap Khalisya. Ia ikut merasakan bagaimana sesaknya hati Khalisya melihat kedua orang yang ia sayangi nampak bahagia. Bukan.

Khalisya bukannya membenci hal itu, namun Karina sangat tahu setiap Khalisya melihat Aqilla dan Alvaro bersama membuatnya kembali mengingat betapa sakit hatinya saat dulu Alvaro dan Aqilla bersatu untuk menyakitinya.

Karina yang memahami hal itu bisa apa, ia menyayangi Khalisya tapi ia juga tidak terima Khalisya disakiti seperti itu. Tapi apa boleh buat. Ingin sekali Karina memarahi Aqilla yang tidak peka itu, namun Khalisya yang hatinya selembut dan sebersih kapas selalu mencegahnya.

Lebih baik ia yang berkorban untuk sahabatnya, daripada ia harus menyaksikan sahabatnya yang berkorban untuknya. Itulah yang selalu dikatakan oleh Khalisya kepada sahabatnya. Dan Karina sangatlah menghargai prinsip persahabatan Khalisya.

"Ehem." Karina berdehem. "Udah belum pacarannya. Atau mau nunggu sampek ayam bertelur anak buaya."

"Elah ganggu aja lo Rin." Sebal Aqilla.

"Tauk tuh, sono tuh pacaran dulu tuh sama si Valdo. Katanya dia kangen sama lo." Celetuk Alvaro.

"Ehem.. yayang Karina sini lah duduk sebelah abang." Valdo menepuk kursi kosong disebelahnya.

"Idih ogah." Karin bergidik ngeri.

"Yayang mah emang gitu ya, malu-malu kucing segala." Valdo mencolek dagu karin.

"Ih apaan sih." Karin menghempas tangan valdo.

Mendapat perlakuan begitu dari Valdo membuat pipi Karina merona. Fyi nih sebernarnya Karina dan Valdo sama-sama masih saling suka. Mereka adalah sepasang mantan kekasih mereka berpacaran sejak smp namun putus baru sekitar dua minggu yang lalu, sebab Valdo ketahuan selingkuh, katanya.

"Udah ah, elo mau ikut makan nggak Qil, kalau nggak gue tinggal nih." Tegas Karina. Sedetik kemudian Karina benar melangkahkan kaki beranjak keluar perpustakaan.

Karina menghentakkan kakinya sebelum pergi, setiap kali melihat Valdo membuat emosinya menjadi memuncak jadi lebih baik pergi saja sekarang daripada ia mencakar-cakar muka sok tidak berdosa Valdo yang membuatnya muak.

"Ah elah, marah kan tuh si Karina, gara-gara elo sih Do." Aqilla memukul lengan Valdo.

"Aduh, sakit bego." Valdo menjitak kepala Aqilla.

"Kog elo bales sih. Dasar. Bebeb tuh si Valdo nakal ih." Adu Aqilla pada Alvaro.

"Udah sini, aku tiup biar sembuh." Ucap Alvaro lembut.

"Makasih bebeb, muah." Aqilla mengecup pipi kanan Alvaro, dan setelah itu ia langsung berlari.

"Dasar mesum banget sih lo." Sewot Valdo.

"Alah bilang aja iri lo, dasar jones."

"Liat aja lo Varo kalo gue udah dapet cewek baru gue pamerin lo." Sungut Valdo kesal.

Reyfan yang menyaksikan perdebatan kedua sahabatnya itu hanya terkekeh tanpa berniat ikut andil. Ia malah memutuskan untuk pergi dari perpus. Barulah dua sahabatnya mengekorinya dibelakang ikut meninggalkan perpustakaan.

☀️☀️☀️

☀️☀️☀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang