44. Rasa Yang Terakhir (Epilog)

51 11 0
                                    

"Percayalah perasaan itu masih sama, bahkan hatiku masih utuh berukirkan namamu"

☀️☀️☀️

Khalisya mendorong pelang kursi rodanya mendekat kearah ranjang Reyfan yang masih senantiasa menutup matanya. Reyfan memang sudah melewati masa kritisnya namun ia belum juga membuka matanya sama sekali. Dokter hanya mengatakan bahwa Reyfan sering mengigau memanggil nama Khalisya tanpa membuka matanya.

Dokter mengatakan bahwa Reyfan mengalami pendaharan yang cukup parah di kepalanya karena terjadi benturan cukup keras saat tubuhnya terlempar ke aspal. Tadi Reyfan merasa bersalah karena telah berbuat kasar pada Khalisya, hingga ia berinisiatif mengejar Khalisya, hingga saat tubuh Khalisya hampir tertabrak oleh mobil yang melintas dengan segera Reyfan berlari lalu mendorong tubuh Khalisya hingga akhirnya Reyfan yang tertabrak mobil yang melaju dengan kencang membuat tubuh Reyfan terhempas cukup jauh.

Khalisya menggenggam tangan dingin Reyfan.

"Bangun Fan, aku disini!"

"Maafin aku."

"Buka mata kamu Fan! Aku kangen sama kamu."

"Kamu harus bangun Fan, Aku akan selalu temenin kamu disini."

"Kamu harus lihat sekarang, dijari aku sekarang kosong. Aku nunggu kamu yang akan pasangin cincin di jari manis aku Fan."

"Ayo bangun Fan!"

"Aku cinta sama kamu!"

"Aku sayang sama kamu!"

"Aku tahu kamu juga gitu kan?"

"Kamu harus bangun!"

Khalisya menelungkupkan wajahnya diatas tangan Reyfan yang ia genggam dengan sangat erat. Khalisya kembali menangis, sudah berjam-jam Reyfan belum membuka matanya juga. Andai saja ia dapat memutar waktu, lebih baik Khalisya yang terbaring tak sadarkan diri daripada harus melihat Reyfan yang tergolek tak berdaya seperti ini.

Terlebih lagi rasa bersalahnya pada Azka yang telah ia sakiti hatinya. Sungguh beruntung jika Khalisya mendapatkan pasangan sebaik dan setulus Azka yang rela melepaskan dirinya untuk adiknya sendiri. Khalisya hanya bisa berharap bahwa Azka bisa mendapatkan yang lebih baik daripada dirinya, karena mau memaksakan perasaannya bagaimanapun ia juga tepat tidak bisa.

Tangis Khalisya perlahan mereda saat ia merasakan sapuan tangan mengusap kepalanya lembut. Khalisya mendongak, ternyata Reyfan sudah membuka matanya sambil tersenyum menatapnya.

"Reyfan!" Panggil Khalisya.

Reyfan mengangguk lalu perlahan ia merentangkan kedua tangannya sebagai isyarat ia ingin memeluk Khalisya. Khalisya langsung menubruk dada bidang Reyfan membenamkan dirinya dalam dekapan hangat dari Reyfan. Reyfan memejamkan matanya menghirup aroma tubuh gadis yang sangat ia cintai itu.

"Maaf!" Ucap Reyfan pelan.

Khalisya menggeleng dalam dekapan Reyfan, "Aku sayang kamu Fan."

"Aku lebih sayang kamu," Reyfan mengeratkan pelukannya memeluk tubuh mungil Khalisya sambil sesekali Reyfan mengecup kepala Khalisya penuh kasih sayang.

Bukan hanya Reyfan dan Khalisya yang tersenyum bahagia, melainkan juga semua orang yang ikut menyaksikan adegan romantis yang mereka berdua ciptakan.

Tak ada gunanya bagi Khalisya dan juga Reyfan untuk saling meminta maaf atas kesalahan yang terjadi. Karena bagi mereka cukup dengan saling mengungkapkan perasaan itu sudah jauh lebih dari cukup untuk saling memaafkan dan saling memahami. Toh dengan kesalahan-kesalahan yang terjadi mereka akan semakin kuat untuk saling menggenggam bukan.

☀️☀️☀️

"Meskipun perpisahan itu abadi, Doa akan selalu menjadi penyambung rindu"

☀️☀️☀️

Pada dasarnya setiap pertemuan akan diakhiri oleh perpisahan entah karena kematian ataukah karena kita memutuskan untuk berjalan dengan arah masing-masing.

Meski seringkali kata cinta saling terucap, bukan berarti itu mengikat. Layaknya Khalisya dan Reyfan yang kini memutuskan bersama. Namun belum tentu takdir baik akan selalu bersama.

Ini bukan akhir tetapi sebuah awal, dimana kisah Khalisya dan Reyfan akan menemui babak baru. Masih banyak jalan terjal yang tidak akan pernah mereka tau akan menghadang.

Satu babak telah telah mereka lalui, namun masih ada babak-babak baru yang harus mereka tempuh kemudian.

Didepan makam bertuliskan Kinanti Wirajaya, kedua insan itu sama-sama tertunduk namun dengan tangan yang masih saling menggenggam.

"Kak Kinan, semoga kakak bahagia disana. Khalisya akan penuhi permintaan Kak Kinan." Ucap Khalisya parau.


☀️☀️☀️

Alhamdulillah sudah sampai di epilog.

Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah menemaniku menulis cerita ini sampai ending.

Love You Kalian.

Tunggu ceritaku yang berikutnya, insyaAllah cerita ini akan ada sequelnya

💕💕💕

☀️☀️☀️

☀️☀️☀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang