40. Perpisahan

31 12 1
                                    

"Hal paling besar yang aku takuti adalah ditinggalkan"

☀️☀️☀️

Acara pelepasan siswa sudah dilakukan, begitu juga dengan ujian kenaikan kelas yang juga sudah dilaksanakan seminggu setelah acara pelepasaran siswa.

Kini, hanya tinggal liburan kenaikan kelas lah yang akan dilaksanakan.

Khalisya begitu antusias dengan liburan kali ini karena liburan kali ini akan menimbulkan cerita yang berbeda.

Liburan kali ini bukan hanya sekedar liburan seperti biasanya sebab waktu liburan kali ini juga akan menjadi moment bersejarah bagi Al dan Bianca yang akan segera mengikat janji suci dihadapan Tuhan.

Al geleng-geleng takjub dengan tingkah Khalisya belakangan ini yang nampak begitu ceria menjalani hari-harinya. Al sangat merasakan aura yang berbeda dari Khalisya yang selalu tersenyum setiap waktu.

Seperti malam ini misalnya Khalisya begitu antusias mengepak semua barang-barangnya kedalam dua koper besar bergambar menara eiffel kesayangan Khalisya.

Pernikahan Al dan Bianca yang akan dilaksanakan di Bali sepuluh hari lagi membuat Khalisya begitu senang karena akan segera menyaksikan pernikahan kakaknya sekaligus liburan sepuasnya disana.

Karena pesta pernikahan yang akan digelar merupakan diluar pulau Jawa membuat Al harus memboyong seluruh keluarga besar Adam ke Bali.

Mereka sengaja memilih Bali karena permintaan Bianca yang ingin melaksanaka janji suci pernikahan mereka ditanah kelahirannya.

Al membawa Khalisya untuk berangkat lebih dulu ke Bali sedangkan yang lainnya baru akan berangkat H-3, karena ia ingin menghabiskan liburan bersama adik semata wayangnya itu untuk yang terakhir kalinya sebelum ia nanti akan menikah dengan Bianca.

Al ingin membahagiakan dan memanjakan Khalisya serta menuruti kemauan Khalisya sebelum nantinya perhatiaannya akan terbagi dengan keluarga kecilnya kelak bersama Bianca.

Sampai kapanpun Khalisya tetap menjadi prioritas bagi Al namun bagaimanapun juga kelak ia akan memiliki keluarganya sendiri bersama Bianca yang mau tak mau juga akan sejajar dengan Khalisya sebagai prioritas Al.

"Kamu heboh banget sih dek?" Ucap Al saat memasuki kamar serba merah jambu milik Khalisya. Khalisya menyengir lalu mendudukkan tubuhnya disamping al yang duduk ditepi ranjang.

"Nggak usah bawa banyak-banyak nanti ribet."

Khalisya mendengus, "Kan kita lama kak disananya."

Al mencubit hidung Khalisya gemas, "Kan nanti bisa beli disana. Kamu lupa ya tantenya Kak Ca kan punya butik disana, nanti kita bisa beli disana."

"Oh iya Khalisya lupa kalo tantenya Kak Ca punya butik disana," Sahut Khalisya antusias.

"Besok kita belanja disana kamu bebas beli berapapun yang kamu mau," Ucap Al sambil mengelus lembut rambut adiknya. Ucapan Al membuat Khalisya menganggukkan kepala seraya tersenyum senang.

"Yaudah tidur yuk udah malem," Al mengajak adiknya berbaring diranjang queen size milik Khalisya.

Al memejamkan matanya seraya tangannya mengelus rambut Khalisya lembut membuat Khalisya merasa nyaman lalu ikut memejamkan matanya menikmati perhatian dari kakanya.

"Kalau nanti Kak Al udah nikah sama Kak Ca. Khalisya pasti jarang ketemu sama Kak Al," Ucap Khalisya pelan namun masih mampu didengar oleh Al hingga membuat Al kembali membuka matanya, "Kak Al pasti nggak akan ada waktu lagi buat Ketemu Khalisya." Lanjut Khalisya dengan suara semakin parau.

Khalisya (Matahari Sejati)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang