MARKNO FANFICTION [MarkNo]

01. Aku Milikmu Malam Ini🔞

TYPO MY TYPE_

"AKU MILIKMU MALAM INI"

"...Aku milikmu malam ini, 'kan memelukmu sampai pagi..."

Mark x Jeno

BoysLove, Romance

🌹🌹🌹

Jeno hanyut dalam lamunannya, berlayar mengabaikan suara televisi atau rintik hujan yang berjatuhan di luar sana. Ini suasana yang sangat mendukunh untuk melamun, dipeluk selimut hangat dengan baju rajut, Jeno memandang tanpa tujuan.

Semalam, mereka masih asyik bercumbu dalam surga dunia. Menikmati asmara yang gencar menggempur nafsu hampir semalam penuh. Tak Jeno tepis betapa nikmatnya tangan kekar itu menyentuhinya, membuat Jeno terbang menyentuh puncak kenikmatan yang sekiranya tiada akhir.

Tatapan dari mata bulat penuh kehangatan itu menenggelamkan Jeno, hingga akhirnya larut dan memilih tenggelam dalam dosa yang dirasa manis tak terkira. Kecupan ringan sampai yang membuat kewalahan tak mampu Jeno gambarkan kenikmatannya. Bagaimana bibir tebal itu rakus melahap bibirnya, atau lidah nakal itu yang mengobrak-abrik rongga mulutnya berakhir berperang pada lidah Jeno, atau lagi gigitan-gigitan menggelitik titik sensitif Jeno hingga ia mendesah keras.

Itu indah mengundang air mata.

Lalu diakhiri dengan pelukan hangat sampai mentari perlahan muncul dari ufuk timur. Jeno tak pernah menginginkan pelukan itu pergi dan berpindah pada orang lain. Jeno mengerti dan sangat sadar akan posisinya yang sulit. Namun apa salahnya dengan mencinta?

Jeno menenggelamkan wajahnya ditumpukan tangan miliknya, rasanya sangat sakit ketika mengetahui fakta Jeno bukan satu-satunya namun ia disuruh menanti, menunggu cinta yang tak pasti kembali.

Menangis, hal terburuk yang sialnya harus ia lakukan saat beban dipundaknya tak sanggup ia pikul lagi. Dia menunggukan pelukan yang dijanjikan, tapi melirik pada berita terbaru ditelevisinya hal itu tak akan pernah terjadi.

Ada rasa benci dalam dirinya, keinginan untuk mengakhiri semua lelah karena rasa cinta juga janji tak berkesudahan. Namun, Jeno tak bisa walaupun ia sangat ingin. Jeno pernah jatuh cinta dengan yang lain, tapi tidak sedalam ini bahkan ia tak mampu menggapai pinggir untuk berteriak meminta bantuan agar seseorang menyelamatkannya dalam dosa yang selalu ia anggap manis.

Lalu lamunan itu berlayar di pikiran Jeno, seperti kaset rusak, memutar kembali semua kenangan awal kebahagiaan hingga semua hal yang memilukan miliknya. Jeno tak akan terjebak, andai yang ia cinta tak menariknya turun dan bermain dalam aliran asmara runyam.

.

"Jeno aku mencintaimu!"

"Jangan bercanda, Hyung. Kau tahu itu sangat tidak lucu tahu!" Jeno memandang arah lain, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini hanya candaan semata.