Prolog

4.3K 278 4
                                    


Suasana tahun ajaran baru membuat suasana lorong terlihat padat. Apalagi hujan deras di hari pertama bersekolah di SMA BIRU membuat cewek dengan tas berwarna cokelat itu kebingungan.

Namanya Adeva Putri Embun, cewek pecinta segala hal yang berbau cokelat, mau itu makanan sampai warna dalaman, Deva suka dengan cokelat.

Sekolah di SMA elit, bukanlah keinginan Deva. Ia terbiasa sekolah di SD dan SMP negeri sedari dulu. Tapi kini, karena permintaan orang tuanya, ia harus sekolah di SMA swasta.

Ia tak punya teman, teman SMPnya tidak ada sekolah disini. Mereka lebih memilih di sekolah negeri. Kalo adapun orang yang satu SMP dulu, ia adalah cowok. Itupun Deva tidak tau namanya.

Deva perlahan menyusuri kelas-kelas sambil mengecek selembar kertas yang ditempel di kaca depan kelas. Mencari namanya. Tepat di depan X IPS 1, nama Deva berada di sana.

Tersenyum, cewek itu melangkah perlahan. Ia harus hati-hati, lantai sekolah ini licin. Belum lagi ramenya murid-murid baru dan kakak kelas yang mengatur, membuat koridor ini padat.

Belum sempat Deva memegang seseorang untuk menahan tubuhnya, namun nasib buruk berpihak padanya.

Ntah siapa yang menyenggolnya, Deva sudah terjerembab ke halaman kelas yang penuh air kotor hujan. Bajunya basah seketika, ingat!! Dengan posisi yang telungkup.

Suara gelak tawa dan teriakan heboh membuat Deva perlahan bangkit. Lututnya sakit saat ini, belum lagi rasa malu yang tidak ketulung.

Deva duduk disana, semua orang baik koridor IPA dan IPS menertawakannya. Menunjuk Deva yang seragamnya penuh dengan lumpur air hujan.

Deva bangkit, ia menunduk. Semua gelak tawa itu belum hilang. Bahkan kakak-kakak kelas yang seharusnya menegur mereka, juga ikut tertawa melihat wajah terjatuh Deva.

Ntah memang hujan yang berhenti atau memang ada yang memayunginya. Deva mendongak, cowok itu---teman satu SMPnya dulu.
Cowok itu memayungi Deva dengan wajah datarnya.

Ia mengalihkan tatapannya dari Deva, perlahan melihat setiap sudut orang-orang yang menertawakan cewek itu. Mata tajam cowok itu seperti bersinar di bawah hujan.

Suasana seketika diam, orang-orang yang tadi tertawa kini mengatupkan bibirnya. Deva melihat senyum konyol cowok itu keluar, lalu setelahnya disusul gelak tawa yang tadi.

Deva kira cowok itu membantunya, tapi malah menertawakannya lebih terang-terangan. Lalu apa maksud dengan memayunginya seperti ini?
Suara gelak tawa, lebih keras terdengar.

Saat ini, Deva ingin menangis. Satu angkatan sudah membullynya.
Perlahan tetesan itu keluar. Deva menunduk, ia tak tau harus apa sekarang, melangkah saja rasanya tidak mungkin. Suara cowok di depannya ini memang tidak terdengar, hanya tersenyum kecil seolah menertawakan Deva.

Isakan Deva keluar, dibawah payung hitam cowok itu. Deva menangis, ini lebih sakit daripada masalahnya selama ini. Deva mendengar semua orang diam, ntah apa yang cowok itu lakukan. Deva tidak ingin mendongak, takut-takut nanti malah di tertawakan.

"ANJING LO SEMUA!!! DIA CEWEK GUE!!!"

Teriakan itu membuat Deva mendongak, apa-apaan? Semua orang juga kembali diam. Menatap mereka di bawah hujan. Deva melihat mata cowok itu menatapnya dalam. Lalu beralih tatapan ke arah orang-orang tadi.

"CEWEK YANG KALIAN BULI INI!! MULAI SEKARANG JADI CEWEK GUE!!!"

"HARI INI!!! ADEVA PUTRI EMBUN ADALAH CEWEK GUE!!"

Apa ini? Kenapa?
Bukankah tadi cowok itu membullynya, kenapa sekarang malah? Ya Allah, Deva ingin rasanya mati saja hari ini.

Disitulah kisah SMA Deva dimulai, dimana seorang Aksa Abimanyu, cowok dengan mata tajam itu menembaknya di bawah hujan pertama kali sekolah di SMA BIRU.

Deva kira, itu hanyalah lelucon yang besok akan hilang. Namun kembali lagi, itu asli. 3 angkatan tau kalo seorang Deva Putri Embun adalah pacar dari Aksa Abimanyu.

Belum lagi kenyataan bahwa mereka satu kelas. Dan jangan lupakan!! Mereka tidak pernah kenalan, Deva tau nama Aksa dari absennya.

Aksa cowok itu...... Mengakui kepada semua orang jika Deva adalah pacarnya. Hingga kini, 2 tahun lebih telah berlalu.

🎱🎱🎱🎱🎱🎱🎱

Welcome di cerita baru aku. Enjoy gaissssssss, jangan lupa bintang pojok kiri.

Salam cabe dari autor abal-abal, jangan kapok bacanya. Pastinya seru kalo dapat dukungan dari kalian. Sayang banyak-banyak,

Jangan lupa baca cerita Aira ya, ada di lapak sebelah.

Salam cabe🌶️🌶️🌶️ rasanya anjim benget.....

AKSA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang