Komen!!! Dong;(
o0o
Pagi ini Deva mengayuh sepedanya dengan bahagia. Biasanya ia akan dongkol dengan yang namanya hari Senin. Tapi ntah kenapa pagi ini---apalagi mengingat wajah keras Aksa membuat tersenyum riang.
Setelah pulang dari danau kemarin, ia dan Aksa memang tidak menghubungi satu sama lain. Mereka tidak di pikiran kalian yang akan melakukan chatting di WhatsApp. Mereka itu dingin.
Di parkiran, Deva memarkirkan sepedanya di tempat biasa. Ia memandang ke sekeliling parkiran motor. Tak ada tanda-tanda Aksa di sana, biasanya cowok itu sudah stay di tempat parkiran.
Pikiran Deva buyar ketika suara khas motor Vespa Aksa berbunyi keras. Senyum Deva yang tadi mengembang kini perlahan turun ke bawah. Aksa berangkat bersama Natya, cewek cantik itu bahkan menggenggam pinggang Aksa erat.
Oke!! Apakah dirinya terlihat lebay dengan ini. Mentang-mentang Aksa membawanya ke danau, ia jadi merasa berhak dengan Aksa. Tapi kenyataannya menampar. Aksa---cowok itu punya kisah sendiri dengan gadis lain ternyata.
"Pagi Deva?" Sapaan sok ramah keluar begitu saja dari Natya yang melihat ke arahnya.
Deva tak menjawab, ia melihat datar sekilas ke arah Aksa. Lalu selanjutnya melangkah begitu saja. "Maaf ya, gue nebeng bareng pacar lo."
Bahkan Natya dengan tidak tau malunya berteriak di belakang Deva. Mencari perhatian heh? Dasar kurang ajar, sudah tau Aksa punya pacar kenapa malah nebeng? Tuhkan, Deva kelihatan seperti pacar posesif.
"Embun, itu tadi--" Deva berjalan cepat ketika Aksa datang tiba-tiba di sampingnya.
"Lo denger gue dulu," ucap Aksa menarik tangan Deva. Bel sekolah telah berbunyi, semua murid sudah berhamburan ke luar kelas memulai upacara.
Di kelas yang sunyi ini hanya ada Aksa yang saling tatap dengan tangan Aksa memegang tangannya. "Apa sih Aksa?"
"Natya tadi--" kembali ucapan Aksa terpotong dengan sentakan dari Deva.
"Aksa, kita ini asing. Dengan gue lihat lo pergi bareng cewek, itu bukan berarti gue bisa marah sesuka hati. Toh, selama hampir tiga tahun ini, itu bukan kali pertama kan?"
Aksa diam, ia memandang Deva yang tersenyum sinis ke arahnya. "Sekali lagi gue tekanankan, Adeva dan Aksa adalah orang asing, yang orang sok tau itu sebut sebagai Pacaran."
Deva melangkah keluar kelas, ia memakai topinya. Tapi kembali Aksa mencekalnya di ujung pintu. "Gue nggak suka lo bicara gitu. Selama ini gue diam bukan berarti gue abai sama hubungan ini."
"Gue Aksa Abimanyu. Dan apapun yang udah gue katakan serius, maka selanjutnya akan serius!" Aksa menekan setiap kata di kalimatnya. Sepertinya cowok itu benar-benar marah dengan ucapan Deva barusan.
Deva menatap Aksa dalam, cowok itu nampak rapi pagi ini. Jelas saja, cowok itu akan menjadi pemimpin upacara. "Sampai kapan kita kayak gini? Gue takut Aksa." Gue takut baper.
Deva menyambung di dalam hati, ia menatap Aksa yang memiringkan kepalanya tanda bingung dengan hal ini. "Cepat! Cepat keluar!" Suara teriakan dari luar membuat tatapan mereka berhenti.
Deva beranjak duluan dari sana, rasanya ia bodoh sekali. Apakah sikapnya tadi seperti pacar yang cemburuan? Kenapa bisa kelepasan! Ia tidak menyangka dirinya akan mengatakan itu. Deva kamu bodoh sekali!!
Deva berdiri di bagian belakang, tingginya yang sedang tidak bisa membuat Deva menatap ke depan. Tapi tak apalah, dirinya hanya berharap ini segera berakhir. Terdengar suara lantang Aksa menggema tanda upacara akan di mulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA [ON GOING]
Teen Fiction~Pacaran 3 tahun terus putus memanglah epic. Tapi pernah nggak sih lo! pacaran tiga tahun tapi nggak pernah kenalan, padahal satu kelas~ ini lah cerita Adeva, tentang hubungannya dengan teman sekelasnya. mereka tidak pernah kenalan dengan embel-embe...