Ost rekomendasi.
•|dan Kim~breath•ost it's okay not to be okay•|
Ada yang nonton dramanya??
o0o
Deva tersenyum kecil ketika Aksa mengenalkan gadis dengan rambut sebahu itu. "Namanya Anya, beda dua tahun dari kita," ucap Aksa pelan sambil mengelus kepala Anya.
Deva menatap heran Anya yang menggambar di kertas gambar. Gambarnya tak jelas, tapi Deva bisa melihat Anya menggambar tubuh seseorang. Tak jelas, ntah wanita atau pria.
"Anya?" lirih Aksa pelan sambil mengelus tangan Anya.
Tak membalas, Anya masih sama dengan tadi, diam dan mendesis pelan. "Aksa," ucap Deva pelan memanggil cowok itu.
Aksa mengangkat dahinya tanda menjawab. "Anya---- kenapa bisa masuk ke sini?" tanya Deva pelan. Takut-takut pertanyaan menyinggung Aksa.
"Masalah yang serius, gue nggak bisa cerita sekarang."
Deva mengangguk, ia memperhatikan Aksa yang terus mengajak Anya mengobrol. Walau kadang Anya risih dan menjauhkan tangan Aksa dari badannya, tapi Aksa tetap gencar mendekati adiknya itu.
"Berapa lama?" lirih Deva pelan menatap Aksa. "Udah berapa lama Anya disini?" Jelasnya pelan.
Aksa menatap Anya dalam. "Hampir lima tahun."
"Lo selalu datang?"
Aksa mengangguk dengan cepat. "Setiap Sabtu, jadwal besuk rumah sakit ini."
Deva mengangguk, ia menatap gadis yang usianya dua tahun di bawah mereka. Cantik, Deva akui itu. Mata dan hidung Anya mirip dengan Aksa.
Tapi Deva tidak menyangka ini semua, setelah menemukan fakta Minggu lalu, ia kini menemukan fakta lainnya.Kecurigaannya Minggu lalu telah Aksa bayar langsung. Apa hubungannya semua ini, kenapa perasaan Deva tidak enak begini setelah bertemu dengan Anya. Deva takut semua ini buruk, Deva takut semua hubungan ini tidak sebaik yang ia kira.
"Aksa? Masih lama," ucap Deva pelan. Aksa berbalik, ia menatap Deva heran. Cewek itu dari tadi sepertinya tidak mood saat Aksa bawa kesini.
"Lo nggak suka ya disini? Mau pulang?" tanya Aksa pelan. Ia menatap ke segala arah. Lalu tersenyum ketika melihat dokter Chese duduk di lobi rumah sakit dekat dengan taman.
"Bentar ya, gue ketemu dokternya Anya dulu. Tunggu sini bentar."
Deva mengangguk, ia duduk di depan Anya. Menatap gambar apa yang sang gadis itu gambar di buku. "Nama gue Deva," ucap Deva tiba-tiba.
"Gue nggak nyangka kita ketemu," lanjut Deva pelan. Ia tak yakin Anya akan menjawabnya.
"Hubungan apasih sebenarnya diantar kita? Gue takut itu nggak baik," lirih Deva pelan. Matanya masih tertuju ke arah buku Anya. Gambar gadis itu seperti menggambar seorang pria.
"Gue juga nggak nyangka, Aksa ikut kebawa disini. Atau ini semua di sengaja? Gue takut, kalo lo mau tau."
"Aksa---- bisa jadikan dia sengaja buat alur kayak gini? Astaga gue ngelantur," ucap Deva pelan. Dia berasa bicara sendiri. Tapi sungguh matanya tidak lepas dari gambar dibuku Anya.
"Itu siapa?" Tanya Deva spontan. Ia mengerenyit ketika pria itu seperti tidak asing.
"Itu bukannya----" Deva menatap Anya. Gadis yang tadi menunduk sambil menggambar kini saling bertatapan dengan Deva.
Astaga mata Anya seram sekali.
🎱🎱🎱🎱🎱
Jantung Deva berdegup, bukan karena dirinya kini ditatap Aksa. Atau bukan karena kuah baksonya yang sudah hijau saking pedasnya. "Lo kenapa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSA [ON GOING]
Ficção Adolescente~Pacaran 3 tahun terus putus memanglah epic. Tapi pernah nggak sih lo! pacaran tiga tahun tapi nggak pernah kenalan, padahal satu kelas~ ini lah cerita Adeva, tentang hubungannya dengan teman sekelasnya. mereka tidak pernah kenalan dengan embel-embe...