Chapter 11

8 1 0
                                    

"Di masa ini kita dipusingkan 'setelah ini mau kemana dan jadi apa?' "
-Umi Atmawati

~~~

Memasuki bulan Februari aku semakin digembor materi untuk ujian bulan Maret. Pertengahan februari atau awal maret nanti diperkiran Ujian praktek. Siang malam selalu mengerjakan tugas mengulang materi pelajaran dari kelas 1 sampai kelas 3.

Aku benar-benar sibuk saat ini hingga aku sudah tidak peduli apa storywhatsapp Riski yang dibuat. Mau dia upload foto pacarnya dengan pose muka konyol atau upload quotes yang berhubungan dengan cewek yang setengah berdarah Bali tersebut atau juga upload foto dia lagi ke suatu tempat buat siaran disana. Fokus ujian aja dulu kalo udah selesai baru ngebucin lagi wkwkwk.

Selain itu, aku juga masih ngurusin pendaftaran SNMPN. Mulai dari fotocopy berkas rapot, sertifikat prestasi, kartu keluarga, akte kelahiran, ngeprint fortofolio, dan minta tanda tangan kepsek buat tanda tangan pendaftaran SNMPN. Akan ku katakan sekali ini bener-bener ribetnya Masya Allah. Pengen ngeluh tapi bukan waktunya. Beruntung tinggal pengiriman berkas di Polimedia.

Sejujurnya aku kembali mengambil uang untuk meet up sama Riski untuk biaya fotocopy dan biaya bikin surat kesehatan yang ternyata itu bayar. Ku kira gratis sih haha. Kata orang dulu"gaada yang gratis di dunia ini" emang benar adanya. Aku sih orangnya kalo ada simpanan uang yaa pake aja dulu untuk keperluan mendadak. Nanti bisa nabung lagi masih ada beberapa bulan lagi kok.

Jam istirahat telah berbunyi. Ulangan harian sejarah peminatan (maksudnya sejarah dunia) sudah selesai. Semua murid mengumpulkan selembar kertas jawaban di meja. Pak latif berkata,"yang dapat nilai dibawah 60 minggu depan remidial." Seraya meninggalkan kelas. Sebagian dari mereka langsung berhamburan keluar kelas entah itu ke kantin atau ke koperasi untuk sekedar membeli jajanan.

"Akhirnya istirahat juga. Udah laper ni gue." Aku mengambil tempat makan di kolong meja. Sebelum beranjak dari kursi aku tanya ke Jaem, "lo bawa makan engga?" Dia menjawab, "enggak bawa. Gue mau beli dulu di kantin." Sambil mengambil beberapa lembar uang di dompet lalu memasukkan kembali ke dalam tas. Kemudian ia pergi ke kantin. Saat aku mengambil botol minum di pinggiran tas Panjul memanggilku.

"Mi. Makannya di depan koridor kelas bareng anak-anak yaa." Aku mengiyakan tanpa melihat kearahnya. Setelah itu, ia pergi duluan menuju koridor. Tak lama aku pun menyusul Panjul ke koridor makan bareng sama yang lain.

Di koridor teman-temanku udah pada ngumpul ngebentuk lingkaran gitu. Aku langsung masuk ke dalam lingkaran itu dan aku makan bersama mereka. Hari ini aku bawa nasi uduk pake mie biru dan telor dadar yang dipotong kecil-kecil. Hampir setiap hari aku membawa makanan yang harganya sekitar lima ribu rupiah tersebut. Kami saling menyantap makanan yang kami bawa masing-masing. Kami juga saling mencicipi makanan teman yang lain. Biasanya kalo aku bawa nasi uduk mereka pasti pada mau mie biru. Iyaa sih rasa mie birunya enak pedes-pedes menggoda kek pelakor lagi beraksi aowkwkwk.

Saat kami menyantap makanan, tiba-tiba teman sebelahku Neneng tanya, "Daftar SNMPTN itu kapan sih?" Sambil menyuapi mulutnya dengan nasi dicampur telur dadar.

Si Panjul langsung bilang, "Bulan ini, neng. Tanggal 11 sampe 25 Februari." Sambil dia mengambil air minum.

"Wahh bentar lagi dong, jul."

Dia hanya meangkat kedua alisnya mengiyakan perkataan Neneng sambil minum. Aku sih nyimak aja percakapan yang tadi. Aku masih menikmati santapan nasi uduk. Lagian juga aku tidak terlalu suka ngobrol saat makan.

Aku Mencintaimu Sejauh 84, 1 KM (Cikampek - Jakarta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang