Chapter 22

3 0 0
                                    

"Buku ada untuk dibaca
Lagu ada untuk di dengar
Aku ada bukan untukmu wkwk"
-Umi Atmawati

~~~

Sudah kurang lebih tiga bulan aku dirumah aja. Aku tidak tau lagi apa yang harus kulakukan. Ospek kuliah diperkirakan dimulai sekitar bulan Agustus atau September mendatang tergantung situasi kondisi. Kalo covid-19 di Indonesia masih merajalela tidak menutup kemungkinan ospek dilakukan secara daring.

Di istana kecil yakni kamar aku lagi baca komik di hape sambil rebahan. Kuotaku habis cuma buat download anime, dorama, dan manga genre romantis. Jadi aku hanya punya kouta chat whatsapp selama sebulan. Akhirnya aku selesai membaca manga relife sebanyak kurang lebih 225 chapter selama lima hari. Ada yang baca manga Relife?

"Uhhhh akhirnya Kaizaki sama Hishiro ketemu lagi. Setelah ingatannya dihapus, mereka bisa saling ingat abis itu jadian." Setelah membacanya aku meletakkan hapeku sembarangan.

Cerita romantis dalam manga/komik, film, anime, drakor, dan semua yang berakhir indah membuat sedikit iri. Sangat berbeda dengan kisah cintaku yang berakhir pilu.

Aku juga ingin berdiri disamping orang yang kucintai sambil bergandengan tangan lalu tersenyum memandangnya namun yang kudapatkan adalah menangis tidak bisa bertemu dengannya dan dia memilih yang lain. Itu adalah akhir kisah cintaku yang paling buruk.

Aku segera bangkit dari kasur. Rebahan terus juga ga baik buat kesehatan terutama hati dan pikiran. Aku membereskan meja belajar yang berantakan. Heran kenapa yah padahal ga belajar tapi meja selalu berantakan? Aku menata buku-buku bacaan yang berserakan serta membersihkannya dari debu yang menempel. Sudah berapa lama aku tidak membersihkan meja belajar sampai berdebu seperti ini?

"Daripada cuma membereskan meja belajar sekalian kamarnya bersihin." Aku menaruh bantal guling di atas lemari, merapihkan sprei, lalu aku menggulung kasur kecil. Setelah itu aku membersihkan langit kamar dari jaring laba-laba menggunakan sapu.

30 menit kemudian aku selesai membereskan ruang kamar. Saat aku mau mengambil hape di meja belajar mataku sekilas melirik ke arah kotak warna hijau. Aku mengambil kotak hijau yang isinya hanya barang bekas termasuk headset rusak dan colokan USB yang sudah putus. Aku membuang semua barang rusak itu ke tempat sampah.

Yang tersisa hanyalah selembar foto polaroid.

"Lho? Kok ada foto polaroid di kotak? Foto siapa ya?" Aku mengambil foto polaroid yang terlihat hanya bagian belakang. Ketika aku lihat bagian depan sungguh membuatku tidak percaya. "Dihh kenapa ada fotonya Riski?" Aku bingung sambil melihat fotonya yang sedang ada di ruang studio televisi dengan senyum tipis tanpa melihat ke kamera.

Aku ingat ini adalah foto pertama ia mengenakan seragam hitam sekitar dua tahun yang lalu. Aku memang mencetak lalu menyimpannya. Aku kira foto ini hilang ternyata ada di dalam kotak hijau. Kalo tidak salah foto ini yang membuatku semakin jatuh cinta dan ingin mengejar mimpi yang selama ini terpendam.

Seolah waktu berhenti ketika aku pandangi fotonya dan aku mulai mengingat kenangan dan tentangnya yang sempat ku lupakan. Tanpa sadar air mata jatuh ke foto yang hanya ku genggam.

Mengapa aku menangis?

Aku baru sadar setelah beberapa titik air mata menempel di kertas foto polaroid. Aku tidak mau semua rencana ingin lupakan dia jadi sia-sia cuma selembar foto polaroid mantan pacar.

Aku Mencintaimu Sejauh 84, 1 KM (Cikampek - Jakarta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang