Chapter 23

4 0 0
                                    

Haruka saki e susume migatte sugiru koi da to
Sekai ga ushiro kara yubisashitemo
Furimukazu susume hisshi de kimi no moto e isogu yo
Michi no tochuu de kikoeta SOS sae kizukanai furi de

(Teruslah melangkah lebih jauh, meskipun dunia ini menyalahkanku
Dan berkata bahwa itu adalah cinta yang sangat egois
Tanpa berpaling aku akan bergegas ke tempatmu dengan segenap tenaga
Bahkan aku akan menghiraukan SOS yang kudengar di sepanjang jalan)

Yesterday - Official Hige Dandism


~~~


Selama bulan Juni aku bekerja di sebuah warung makan sederhana milik tetangga sebagai pelayan. Selain jadi waitress, aku juga bekerja mengantarkan pakaian laundry ke pelanggan pake sepeda. Pekerjaan apapun aku ambil agar aku bisa mendapatkan uang ongkos pergi ke Jakarta menemui dirinya.

Mengurus surat izin keluar masuk juga ga kalah melelahkan dengan mencari uang. Aku harus bolak balik pergi ke kantor kelurahan. Aku juga harus melakukan rapid covid-19 yang menelan biaya yang lumayan besar.
Tadinya aku tidak mau membuat surat izin keluar masuk, tapi Ibuku memaksaku membuatnya. Katanya kalo aku tidak membuatnya aku tidak akan diizinkan pergi ke Jakarta.

Tanggal 27 Juli 2020 jam 5 pagi aku bersiap-siap berangkat ke stasiun Dawuan yang tidak jauh dari rumah. Aku menggendong tas ransel kecil berwarna hitam yang berisi surat-surat penting, kado tambahan yang sudah kusiapkan dan juga barang lainnya. Aku keluar kamar dan melihat Ibuku sudah sibuk sendiri di dapur.

"Bu, Umi berangkat dulu ya." Aku menghampiri Ibu di dapur lalu mencium tangannya.

"Iyaa hati-hati ya. Inget kalo udah nyampe Jakarta jangan lupa cuci tangan terus jaga jarak ya." Seperti biasa Ibu menasehatiku. Aku hanya mengangguk mengiyakan perkataan beliau.

"Kamu udah bawa surat-suratnya?" Tanya Ibu lagi. Aku menjawab, "iyaa aku bawa,bu." Setelah berpamitan dengan Ibu, aku membuka pintu lalu mengucapkan bismillah memohon semoga perjalanan kali ini berjalan lancar tanpa hambatan dan yakin aku akan bertemu dengannya.

Aku melangkah berangkat ke stasiun Dawuan dengan berjalan kaki di kala matahari belum bangkit. Jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah dan mungkin hanya butuh waktu sekitar sepuluh atau lima belas menit jalan kaki ke stasiun kecil yang bersebelahan dengan pemakaman umum.

Jam enam pagi aku sudah berada di dalam kereta dan kini sedang berjalan menuju stasiun selanjutnya. Di dalam gerbong tidak terlalu banyak penumpang yang berpergian. Siapa juga yang mau berpergian jauh kala pandemi saat ini kecuali ada pekerjaan atau hal mendadak lainnya. Aku pergi bukan sekedar liburan tapi aku juga ada hal penting. Suatu yang sangat penting lebih dari apapun.

Aku memasang headset di telinga lalu memutar lagu anime yang sedang viral di jagat dunia perwibuan yakni yesterday dibawakan oleh official higedan dism. Sejak aku mendengar lagunya, aku jadi suka sama lagunya dan aku ngefans sama bandnya. Lagu ini menemaniku dalam perjalanan yang membahayakan namun akan jadi cerita yang menarik untuk dibahas.

Jam setengah delapan pagi, aku sampai di stasiun pasar senen. Aku turun dari gerbong berjalan menuju loket tiket kereta commuter line. Aku hampir saja lupa dimana loket tiket commuter line. Untung ada pengawas yang membantuku menunjukkan jalannya.

Banyak yang berubah dari tempat ini sejak kurang lebih setahun lalu aku datang ke Jakarta demi bertemu Riski namun sayang aku tidak bertemu dengannya. Sekarang aku kembali menginjak kakiku di Ibukota dengan membawa harapan dan semangat juang yang tinggi sama seperti waktu itu. Kali ini aku tidak boleh gagal.

Aku Mencintaimu Sejauh 84, 1 KM (Cikampek - Jakarta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang