Bab 23 Kematian Harimau di Kebun Binatang

85 6 0
                                    

Esok harinya Aika datang ke kebun binatang bermaksud menyampaikan niatnya pada Kirai. Tapi saat tiba di kebun binatang, ternyata kebun binatang ditutup dan tampak dua buah mobil polisi parkir di depannya.

Banyak pula kerumunan orang di sekitar kebun binatang.

"Ada apa?" tanya Aika pada salah orang yang sedang berkerumun.

"Dua ekor harimau telah ditemukan mati. Tubuhnya telah dikuliti dan kepalanya dipenggal."

Ya Tuhan, mudah-mudahan Syawal bukan salah satunya.

Aku harus menemui Kirai!  seru Aika dalam hati

Gadis itu diam-diam berhasil masuk ke area kebun binatang untuk mencari Kirai, namun langkahnya terhenti saat seseorang menegurnya,

"Hei, apa yang kamu lakukan disini?"

Aika menoleh, seorang pria berseragam polisi tengah menunggu tanggapannya,

"Dia adalah salah satu perawat binatang di sini Pak," sela Kirai yang tiba-tiba muncul

Polisi itu mengangguk dan tanpa banyak tanya langsung pergi meninggalkan Aika.

"Kirai! untung polisi itu percaya dengan omonganmu. Eh benarkah ada harimau yang dibunuh?"

"Ya itu benar. Kejadian ini memalukan sekali, karena terjadi di kebun binatang!" ucap Kirai geram.

"Jadi bagaimana dengan Syawal?" tanya Aika

"Syawal tidak apa-apa."

Aika bernapas lega.

Seorang petugas tiba-tiba memanggil Kirai dari kejauhan.

"Baiklah sepertinya kamu sangat sibuk saat ini,"

Kirai mengangguk.

"Nanti sore kamu ke rumahku saja. Aku akan memberikan penjelasan lengkap pada mu dan Kalif.

******

Sore harinya, Aika berkunjung ke rumah Kirai dan kebetulan Kalif juga ada di sana.

Kirai kemudian menceritakan kematian harimau di kebun binatang pagi tadi.

Aika langsung menyampaikan usulnya pada Kirai untuk melepas Syawal.

"Syawal sudah delapan tahun bersamaku. Aku tak yakin ia siap menghadapi dunia luar," komentarnya sedih.

"Aku yakin, Syawal akan sanggup hidup di hutan. Ia harimau muda yang kuat. Dan aku yakin Syawal akan menemuiku jika ia memang ditakdirkan menjadi temanku," lanjut Aika berusaha meyakinkan Kirai.

"Kita harus melakukan saran Aika, harimau–harimau yang telah mati adalah perbuatan cindaku. Kita harus membebaskan Syawal sebelum terlambat," tambah Kalif.

"Tapi bagaimana aku menjelaskannya pada pengelola kebun binatang?" cemas Kirai.

"Kamu harus bisa membujuk pengelola kebun binatang untuk melepaskan Syawal," lanjut Kirai.

Kirai terdiam, wajahnya risau Ia tampak menimbang-nimbang sambil berjalan hilir mudik di depan Aika dan Kalif. Kira-kira lima menit berlalu, akhirnya Kirai membuka mulutnya.

"Baiklah dengan adanya pembantaian harimau, mudah-mudahan kebun binatang akan menyetujuinya," ucap Kirai dengan nada berat. Aika langsung tersenyum lega mendengarnya.

"Terima kasih Rai. Aku tahu kamu pasti akan melakukan yang terbaik untuk Syawal."

Courage and HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang