Bab 37 This is my life

99 9 0
                                    

Sesampai di rumah Aika. Kalif langsung mencari gadis itu dan kaget melihat keadaan rumah yang gelap dan berantakan. Panik langsung melanda pemuda itu.

"Aika! Aika!" seru Kalif. Seraya memeriksa seluruh ruangan rumah.

Setelah memastikan Aika tidak ada, Kalif memeriksa sekeliling rumah dan mencari petunjuk keberadaan Aika yang mengarah ke hutan.

Setelah sepuluh menit berlalu langkah Kalif terhenti saat melihat Syam dihadapannya. Pemuda itu terlihat terluka parah, dan bajunya yang dikenakan sudah tercabik-cabik.

Matanya membesar saat menyadari Aika dalam gendongan pemuda itu.

"Apa yang telah kau lakukan?!!"

Syam menghadapi Kalif dengan tenang.

"BERIKAN GADIS ITU PADA KU!!! ATAU....."

Syam menarik napas panjang, "Gadis ini berada ditanganku, masih berani mengancam? "

Kalif tertunduk mengakui kenyataan itu.

"Jangan sakiti dia," mohon Kalif merendah.

Perlahan-lahan Syam meletakkan tubuh Aika di atas rumput yang tebal. Dan menyeka kening gadis itu dengan lembut. Kalif tersentak menyaksikan perlakuan Syam pada Aika.

Namun saat melihat Aika yang terluka parah.

"Ya Tuhan!" seru Kalif sambil berlutut di dekat Aika. Pemuda itu memperhatikan tubuh Aika yang tak bergerak. Wajah dan bajunya kotor dengan tanah dan darah. Kalif mengusap wajah Aika dengan tangannya dan terlihatlah dengan jelas luka dan memar di dahi, mulut, pelipis matanya. Leher Aika terlihat memerah hasil cengkraman. Bajunya yang robek di bahu memperlihatkan memar dan luka serius. Celana yang digunakannya pun terlihat bercakan darah.

"APA YANG TELAH TERJADI PADANYA?? SIAPA YANG TELAH MELUKAINYA??" gelegar Kalif sambil mendorong dada Syam dengan kuat.

Syam tidak bergeming.

"Kau??" tanya Kalif dengan geram. Emosinya sudah memuncak.

"What do you think?"

Kalif memperhatikan sekujur tubuh Syam sekali lagi. Ia menyadari tak mungkin Syam melakukan ini pada Aika.

Syam menatap Kalif lekat lekat, berkata lirih tajam, "Aku siap meladenimu kapan saja, tapi jika kau terlalu lama di sini,...." Syam mengarahkan pandangannya pada Aika, "gadis ini tidak akan tertolong." Kalif berlutut lalu membuka bajunya untuk melindungi tubuh Aika dari hembusan angin tengah malam yang dingin.

Sambil mengangkat tubuh Aika, Kalif bertanya "Aku yakin cindaku pelakunya. Siapa dia?"

"Kau tidak akan sanggup melawannya," balas Syam.

"Aku akan mencarinya!" ucap Kalif sambil melangkah pergi.

Apakah pemuda itu tahu konsekuensi yang akan dihadapinya? Persekutuan cindaku tidak akan segan melenyapkannya, seru Syam dalam hati.

Syam mengikuti keduanya sampai bayangan mereka pun menghilang.

Semuanya tampak jelas bagai sebening kristal, pemuda itu sangat peduli dengan Aika.

Syam menatap bulan yang mengambang tenang di langit. Penampakan cakrawala malam sudah bersih dari awan kelabu. Kedipan bintang terlihat berserakan di kubah langit. Suara dengungan serangga malam dan burung hantu terdengar kembali. Syam menarik napas panjang. Menikmati suasana tenang sesaat.

Syam kembali teringat pada Aika. Hidup gadis itu masih dalam bahaya! Selama dewan cindaku bersikukuh menetapkannya sebagai buruan cindaku, ia harus selamanya bersebrangan dengan bangsanya sendiri.

Syam kembali menarik napas panjang, this is my life!

Courage and HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang