Jangan Lagi

621 42 3
                                    

Warning..!
Part ini kebanyakan sisi Ayla.

-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-

Ayla merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya, mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Saat dirinya berusaha melupakan rasa itu, malah membuat seseorang itu salah paham.

'Ayla ngusir Betrand.'

Kata-kata itu terus terngiang di kepalanya, dia harus bagaimana? Ayla mencoba menutup matanya, mengistirahatkan pikirannya sejenak.

Jangan Lagi

Keesokan paginya, Ayla sudah merasa lebih baik, akhirnya memutuskan untuk berangkat sekolah.

Kini dia sedang bersiap-siap berangkat, jalan kaki. Jalan kaki?

"Bi Innah, Ayla berangkat dulu ya." Pamitnya pada Bi Innah.

"Iya Non, hati-hati."

Ayla berjalan santai, menuju sekolah yang padahal lumayan jauh. Melihat sekelilingnya, jalan sudah ramai meskipun masih pagi.

Saat Ayla berjalan di tepi jalan, dia melihat seseorang di sebrang yang sangat ia kenali, tapi ... kenapa dia jalan kaki, padahal dia selalu di antar oleh supir pribadinya.

"Betrand." Gumamnya.

Tapi bagamana mungkin, Betrand jalan kaki, Betrand punya supir pribadi bukan? Tapi ... seseorang itu sangat mirip Betrand, dari rambutnya, bentuk tubuhnya, bahkan cara jalannya pun sama persis.

Seseorang itu menoleh ke arah Ayla dan ... iya, ternyata benar, itu Betrand!

"Ay!!" Sapa Betrand, sambil melambaikan tangannya dari sebrang jalan.

Ayla lagi-lagi masih tidak percaya bahwa itu Betrand.

Betrand tersenyum, lalu celingukkan memastikan tidak ada mobil ataupun motor yang lalu lalang. Saat Betrand hendak menyebrang, Ayla langsung meneriaki namanya.

"Betrand..!! Awass..!!" Teriaknya, saat dirinya melihat ada mobil yang melaju dengan cepat, tepat ketika Betrand sedang di tengah jalan.

Namun, takdir berkata lain. Betrand yang kaget dan langsung menoleh ke arah mobil tersebut yang ternyata remnya blong, tapi dirinya tidak bisa menghindar karena jarak dirinya dari mobil itu sudah sangat dekat. Dan ...

Ciiiiyttt...

Brraakkk..

Semua gelap, Betrand merasa darah segarnya keluar dari keningnya cukup banyak, dia tidak bisa merasakan apa-apa.

Dia teringat tadi baru saja, akan menghampiri sahabatnya, namun ... semua berubah menjadi gelap.

Ayla berlari sekencang mungkin, dadanya merasa sakit, dia terduduk di samping tubuh Betrand, dan meletakkan kepala Betrand di pangkuannya, tidak peduli akan seragamnya yang berubah menjadi warna merah.

"Hisk.. Betrand, hiks.. hiks...Betrand hiks.." Tangisnya, terus menggoyangkan tubuh Betrand.

"Toolongg... hiks.. tolong saya hiks.. hiks..!!" Teriaknya, dengan isak tangis.

"Toolongg...! Hiks.. siapapun tolong sayaaaa..."

Ayla menatap Betrand, memegang darah yang masih keluar dari keningnya.

"Ayla ... Be-Betrand minta ... ma-maaf, kalo Betrand ... ada sa-salah sama A-Ayla.." Ucapnya terbata-bata menahan sakit yang luar biasa.

"Nggak..!!! Haaaa.. hiks.. Betrand jangan ngomong kaya gitu.. hiks..! Ayla nggak suka... hiks.. hiks."

All About You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang