Percaya tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk umatnya.
.
.
.
.
---------------------------Perlahan tapi pasti, semua yang dirahasiakan akan terbongkar, bagaimana tidak, Betrand selalu mendengar obrolan-obrolan Ayah dan Uncle nya, tentang dirinya.
Seperti saat ini ketika ia baru pulang dari taman, ia kembali mendengar sekilas obrolan Ayah dan Uncle.
Ingin sekali rasanya bertanya langsung, kenapa mereka setiap saat membahas dirinya dan juga 'mereka' bukankah Ayah dan Bunda sudah bilang bahwa ia tidak akan ikut dengan 'mereka' lagi.
Tapi apa? Sebanyak dirinya bertanya, Ayah dan Uncle hanya menjawab "Nggak ada apa-apa Nyo." Baiklah dirinya mulai bosan dengan kata-kata itu.
Betrand berjalan masuk menaiki anak tangga satu per satu tanpa memperdulikan obrolan Ayahnya.
"Onyoo.." Panggil adik kecilnya dari depan kamarnya.
Betrand tersenyum, menyambutnya dengan pelukan.
"Onyo dari mana? Kok baru pulang?"
Betrand menatap manik indah milik adiknya, kadang ia membayangkan, apakah dirinya sanggup mendengar tangisan adiknya, jika dirinya memang sudah ditakdirkan berpisah dengan keluarganya saat ini.
"Onyo, abis jajan es krim sama Kak Ayla." Ucapnya.
"Aa.. Cici gak dibeliin! Kak Ay mana?"
Aduh! Betrand baru teringat, tadi di perjalan Om Mick ditelvon oleh Ayahnya Ayla, meminta Ayla untuk segera pulang.
"Yaa.. Kak Ay nya gak jadi kesini, tadi di telvon sama Ayah, disuruh pulang." Jelasnya.
Thalia hanya pasrah, gagal bermain dengan Ayla, padahal hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Thalia.
"Ci.. Onyo mau tanya, kalo Onyo pergi dari sini boleh gak?" Tanyanya ragu.
Thalia kaget, apa yang dikatan Kokonya ini. Tentu saja dirinya tidak akan mengizinkannya.
"Gak boleh." Jawabnya singkat.
"Why?"
"Pokoknya gak boleh.." Jawab Thalia lagi, langsung memeluk Betrand.
Betrand membalas pelukan adiknya, dia berharap pelukan ini akan selalu ada untuk dirinya dan juga adiknya.
"Anak Ayah udah pulang.." Ucap Ayah, berjalan mendekat ka arah mereka.
Betrand melepaskan pelukannya, beralih memeluk Ayah nya erat, tak tinggal diam Thalia pun sama memeluk keduanya.
-Skip. Makan Malam.
Gaduh, hanya satu kata yang menemani keluarga The Onsu malam ini, pertikaian adik dan kakak selalu menghiasi hari-hari nya.
"Onyoo.. Cicii.. stop udah, kita makan dulu." Ucap Bunda lembut.
Tidak ada sahutan dari mereka, Bunda hanya menghela nafas melihat kedua anaknya berlarian kesana-kemari. Kadang dia membayangkan apa jadinya jika keluarganya berubah seperti dulu lagi, sebelum ia bertemu malaikat kecil nan tampan. Apakah putri kecilnya akan sebahagia ini?
Itulah sebab nya mengapa ia selalu menolak pernyataan suaminya yang ingin memisahkan dirinya dengan putranya, oh lebih tepatnya bukan ingin tapi menepati janjinya kepada 'mereka', setahu dia suaminya juga tidak bisa jauh dari putranya.
"Yang"
Bunda kaget, dan langsung menatap suaminya.
"Satu bulan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You [END]
Teen FictionDear Betrand, Apakah Tujuan Surga Kita Sama Setelah Kita 'MATI' Dulu aku berfikir aku yang akan ditinggalkan oleh semua orang yang aku sayang, termasuk kamu. Tapi, semua itu salah, ternyata aku yang meninggalkan kamu. Dear Ayla, Kamu Tau Aku Paling...