34

5K 696 30
                                    

'



˗ˋˏ钟Ᏼᥙᥣᥣᥡเᥒg - Ꮓhꪮᥒg Ꮯhꫀᥒᥣꫀ☽⋆゜
❍┊✦ ·  ·  ·  ──────── ·  ·  · ✦┊❍









Rara sudah siap untuk malam ini. Yang mana dia akan makan malam bersama kedua orang tua chenle. Demi apa pun rara rasanya pengen menghilang dari bumi aja.. Dia antara takut dan gugup menjadi satu.

Rara mengambil nafas lalu membuangnya secara kasar. Tenang ra kamu harus kalem! Gak boleh salah bicara! Dan harus sopan santun!

Setelah menyemangatin dirinya sendiri, rara membuka pintu kamarnya dan mulai berjalan menuju ruang makan. Ketika di tengah anak tangga rara dapat melihat bahkan mama dan papa chenle sudah berada disana.

Kemana chenle? Rara tidak melihat kebaradaannya.

"Selamat malam, om tante" sapa rara membungkuk dan tersenyum tipis

"Malam" balas keduanya lalu tersenyum hangat

"Ayo duduk"

Rara pun mengangguk dan mengambil posisi duduknya

Tidak lama chenle pun datang dari atas; lebih tepatnya dari kamar. Chenle baru selesai bersiap, walaupun makan malam di rumah chenle tetap ingin keliatan ganteng di depan rara.

"Malam ma, pa, ra" sapa chenle lalu mengambil tempat duduk di sebelah rara

"Malam"

"Gimana sekolah kamu? Gak buat masalah lagi?" tanya sang papa, memang papanya itu sangat jarang berada di rumah jadi wajar saja dia langsung menanyakan hal itu.

"Aman pa" balas chenle

"Oh iya ma, pa. Ini rara yang chenle ceritain itu" ucap chenle, lalu rara menatap chenle. Rara berfikir 'Apa yang chenle cerita kan tentang dirinya?'

"Ini rara?? Udah besar ya sekarang" ujar mama chenle yang bikin rara bingung, namun tetap di balas senyuman oleh rara.

"Udah lama gak ketemu" timpal sang papa yang bikin rara makin bingung

Rara pun menoleh ke chenle dengan tatapan bertanya

Chenle yang mengerti pun menghela nafas pelan

"Gua dolphan ra, masih inget gak? Tetangga lu waktu masih kecil"

Rara berfikir sejenak untuk mengingatnya. Dan ketika rara mengingatnya, betapa terkejutnya rara sampai tak bisa menutupi wajah kagetnya itu.

Chenle diam-diam gemas melihat wajah rara yang menurutnya sangat lucu itu.

"Kamu lupa ra?" tanya mama chenle

Rara langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Emm.. Maaf tante aku lupa hehe" rara hanya dapat menunjukan senyum canggung. 'Bodoh! Kenapa aku bisa lupa sih!' gerutunya pada diri sendiri

"Gak apa-apa, tante bisa makluminnya kok. Ya udah yuk kita makan dulu lanjut ngobrolnya nanti" ajak mama chenle lalu mereka makan dengan sedikit bergurau dan tertawa kecil

Jadi ini rasanya makan bersama keluarga? Batin rara.











🐬











Ketika makan malam sudah selesai, mereka melanjutkan obrolannya. Ya hitung-hitung menghabiskan waktu bersama, karena mereka jarang sekali seperti ini.

"Rara mulai sekarang tinggal disini ya. Gak usah sungkan, anggap aja ini rumah kamu" ucap mama chenle yang membuat rara tersenyum hangat

"Iya tante. Makasih banyak karena kalian udah mau nerima aku disini, aku nya sampe gak enak"

"Gak usah ngerasa gak enak ra anggap aja kami keluarga kamu" ucap sang papa yang membuat chenle membatin, 'Waduh kayaknya enak nih buat dapet restu'

"Iya om, terimakasih banyak"

"Gak usah kaku gitu ra" timpal chenle

"Hehe"

"Rara kapan mulai sekolah?"

Rara yang bingung hanya menunduk dan menggelengkan kepala, "Aku ga tau juga" lalu menghela nafas pelan

"Ya udah kamu mungkin butuh istirahat yang cukup dulu. Kata chenle kamu anaknya pintar, apa nanti langsung kuliah aja?" ujar papa chenle, dan itu membuat chenle menatap sang papa dengan tatapan 'Yang benar saja?!'

"Pah jangan ngawur ya! Kuliah butuh ijazah SMA juga! Nanti gimana mau daftarnya coba?" tanya chenle

Papa chenle pun kekeh, "Kan ada orang dalam, apa gunanya?"

Rara di dalam hati langsung, 'Ini serius? Ternyata papa dan anak tidak ada bedanya'

"Kebiasaan jelek kalian ini coba di kurangin dulu ya. Main orang dalam terus, ketahuan nanti mampus" timpal mama yang sudah jengah

"Ya emang kenapa si? Selagi menguntungkan juga" balas sang papa yang di angguki chenle

"Nah iya ma! Kali ini aku setuju sama papa" timpal chenle, benar-benar anak papa ini mah.

"Terserah kalian aja ya. Yaudah ra yuk ke kamar aja, gak usah dengerin obrolan mereka yang gak pernah bener" ajak mama chenle lalu membawa rara ke atas, menuju kamar yang rara tempati.

"Halah liat aja nanti juga dia setuju" ucap sang papa yang membuat chenle terkekeh. Chenle sangat bahagia dengan momen yang seperti ini. Di tambah lagi ada rara yang ikut bergabung dengan mereka. Sungguh chenle berfikir 'Kok gua jadi pengen cepat-cepat nikah ya sama rara?'. Emang benar kata mama chenle, mereka; chenle dan papanya tidak pernah benar jika berbicara dan berfikir.








❍┊✦ ·  ·  ·  ──────── ·  ·  · ✦┊❍

©Jae_sungO2

Bullying °•Zhong Chenle•°[✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang