29

5.2K 749 124
                                    

'



˗ˋˏ钟Ᏼᥙᥣᥣᥡเᥒg - Ꮓhꪮᥒg Ꮯhꫀᥒᥣꫀ☽⋆゜
❍┊✦ ·  ·  ·  ──────── ·  ·  · ✦┊❍








Begitu sampai di rumah sakit, dengan langkah terburu-buru chenle mencari ruangan tempat rara di periksa.

"Permisi, dimana ruangan 101 ya?" tanya chenle pada seorang perawat yang lewat.

"Lurus saja, nanti belok ke kanan sudah sampai" arahan perawat tersebut.

Setelah mengucapkan terimakasih chenle langsung berlari agar segera sampai. Begitu sampai chenle dapat melihat bahwa sudah ada eunwoo di depan ruangan tersebut.

"Sendiri aja?" tanya chenle yang membuat eunwoo kaget. Bagaimana bisa ikan lele nyasar kesini?! Pikir eunwoo.

"Buset mirip chenle" gumam eunwoo kaget, yang masih tidak yakin bahwa itu chenle.

"Ya emang gua chenle" celetuk chenle yang memutar bola matanya dengan malas.

"Anjir! Kok lu bisa disini?!"

"Kepo amat suterjo"

"Rara di dalam?" tanya chenle

Eunwoo pun mengangguk. "Iya, masuk aja"

Tanpa banyak bicara chenle langsung masuk dan melihat rara yang sedang tertidur dengan tenang.

"Hai ra ini gua chenle, apa kabar?" chenle pun tersenyum miris melihat kondisi rara yang sekarang. Tangan yang di perban dan tentu saja kepalanya juga.

"Lu kenapa bisa gini? Lu harusnya lebih hati-hati jangan ceroboh gini, kan gua jadi khawatir" omel chenle, yang sama sekali tidak dapat di dengar oleh rara.

Chenle pun duduk dan meraih tangan kanan rara.

"Kapan mau bangun? Temen-temen disana pada khawatir sama lu. Lu inget rere? Dia pindah ke sekolah tempat lu dulu dan dia nyariin lu ra. Dia mau minta maaf sama lu, lu bangun dong ra jangan kek gini" tanpa sadar chenle pun mengeluarkan air matanya.

"Rasa gengsi gua ternyata tinggi banget ya, sampai sembunyiin ini semua selama 12 tahun" chenle mengatur tangisnya dan tersenyum miris

"Gua pikir awalnya itu cuman cinta monyet yang orang-orang bilang. Bocah sd yang suka dengan tetangganya dan gak berani ngungkapin sampai sekarang. Pengecut ya gua? Haha" tawa miris chenle.

Chenle pun menyeka air matanya. "Maafin semua perbuatan gua dulu ra, gua juga bingung kenapa gua lakuin itu semua ke orang yang gua sayang"

"Gua seneng bisa ketemu lu lagi. Tapi kenapa harus dalam kondisi lu yang kayak gini?" tidak dapat menahan tangisnya, chenle pun menyembunyikan wajahnya di antara lipatan tangannya dan juga rara.

"Demi apa pun gua sayang lu ra" chenle pun berhenti bicara karena tidak bisa mengontrol tangisnya.

Eunwoo masuk ke dalam dan menghampiri chenle yang sedang berusaha menghentikan tangisnya.

Eunwoo pun mengusap pundak chenle, memberi sedikit ketenangan. "Lu boleh nangis, nangis bukan berarti lemah. Gua tau lu sayang sama rara, gua juga tau lu ngirim orang suruhan buat jagain rara disini" ucap eunwoo

"Secara gak langsung lu tuh peduli sama rara. Lu jauh dari rara, tapi lu tetap jagain dia walau itu lewat orang lain. Thanks udah mau bantu gua buat jaga rara, ya walaupun kita rival. Tapi setidaknya tujuan kita sama, yaitu mau menjaga rara" eunwoo berjalan ke sisi kiri rara dan menatap rara sedu.

"Gua minta maaf karena udah gak becus jagain rara. Gua gak bertanggung jawab, gua sadar dan gua sendiri kecewa"

Chenle yang mendengarnya pun menegakkan kepalanya dan menatap eunwoo dengan tatapan tidak mengerti.

"Gua nitip rara ke lu bisa? Gua harus ke singapura dan gak tau bakal balik lagi apa gak" lanjut eunwoo yang beralih menatap chenle yang juga sedang menatapnya.

"Lu ngapain ke singapura?" tanya chenle di sela-sela tangisnya

"Lanjutin bisnis bokap. Gua juga bakal di jodohin sama anak rekan bisnis bokap, jadi gua gak ada harapan lagi" jawab eunwoo, lalu membuang napas gusar.

"Jadi maksud lu gua pindah ke london gitu?"

"Ya gak lah bodoh! Si rara yang bakal pindah kalo udah baikan, tante sama omnya juga udah gak ada. Mereka jadi korban kecelakaan waktu itu, makanya gua nitip rara ke lu"

Chenle pun menggut-manggut pertanda mengerti. "Terus yang jagain rara selama belum sadar?" tanya chenle

"Ya orang suruhan lu lah!" ketus euwoo yang kesal, kenapa otak lemot chenle datang di saat yang tidak tepat.

"Oke deh, gua yang bakal ambil tanggung jawab rara" ucap chenle final, yang di balas senyuman oleh eunwoo.

"Yaudah kalo gitu gua pamit. Kalo rara udah bangun kasih surat gua ini ya" eunwoo pun memberikan surat tersebut dan berjalan ke pintu untuk keluar.

"Sukses ya bro! Kalo lu nikah jangan lupa kirim undangan"

"Siap" eunwoo pun pergi meninggalkan rara dan chenle berdua.

Isi suratnya apa ya? Ingin sekali chenle membukanya tapi langsung di tepis jauh-jauh pikiran tersebut oleh chenle.

'Ting'

Handphone chenle pun berbunyi dan terdapat pesan masuk.

'Siapa ajg? CHENLE!!!' [12]

Jaemin
•|Bisa2nya ya lu ke london gak kasih tau kita2!!!!
•|Gua kan mau ikut setan😡😤

Siyeon
•|Bener itu! Apus aja nama chenle dari daftar teman.

Joy
•|Musuhin aja si lele 😒

Haechan
•|Parah lu le, gua kan mau poto2 di menara eiffel

Renjun
•|Tololnya di kandangin dulu napa!

Jisung
•|Tolol haechan tuh kek rexona

Jeno
•|Ada setiap saat

Yeri
•|Julid terus kalo 2 curut ini

Nakyung
•|Gimana keadaan rara?

Jaemin
•|Woiiiii
•|Muncul gak lu ! ! !

Chenle
•|Apa si berisik bener

Siyeon
•|Sumpah ya gua ngumpat mulu dari tadi karena lu

Chenle
•|O aja


Malas meladenin teman-temannya chenle pun mematikan data, bahkan menghidupkan mode pesawat agar tidak ada yang menggangu.

Melihat rara yang masih belum tersadar, chenle pun memutuskan pergi membeli makanan untuk mengisi perutnya.

Ketika chenle sudah keluar ruangan, tangan rara bergerak sedikit pertanda ia sudah sadar.




END












































TAPI BOHONG HEHE😀




❍┊✦ ·  ·  ·  ──────── ·  ·  · ✦┊❍

©Jae_sungO2

Bullying °•Zhong Chenle•°[✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang