End.

6.1K 583 159
                                    

'



˗ˋˏ钟Ᏼᥙᥣᥣᥡเᥒg - Ꮓhꪮᥒg Ꮯhꫀᥒᥣꫀ☽⋆゜
❍┊✦ ·  ·  ·  ──────── ·  ·  · ✦┊❍





Sudah 3 minggu lebih setelah kecelakaan yang merenggut nyawa 3G, dan selama 3 minggu itu juga chenle belum sadar dari komanya.

"Masih belum ada perkembangan nya?"

Rara menghela nafas dan menggelengkan kepala, "Belum. Kata dokter gak ada tanda-tanda perkembangan"

Haechan mengusap wajahnya kasar. "Sorry... Ini semua salah gua, coba waktu itu gua gak ajak mancing, mungkin gak bakal kek gini"

"Udah lah chan, jangan terus-terusan nyalahin diri lu sendiri" ucap renjun sambil mengusap punggung temannya tersebut.

"Renjun benar. Kamu jangan nyalahin diri sendiri" timpal rara

Keadaan hening, sampai akhirnya dokter dan juga suster masuk ke ruangan tersebut.

"Permisi, apa saya bisa ketemu dengan orang tua pasien?"

"Maaf dokter, orang tua chenle sekarang ada di china. Ada apa ya?"

Dokter pun menghela nafas pelan, "Begini.. Kami dari pihak rumah sakit sudah tidak sanggup untuk menangani pasien, kami ingin meminta izin untuk pencabutan alat bantu di tubuhnya"

"Dok jangan bercanda ya!" bentak haechan

"Kami serius. Terlebih pasien tidak menunjukkan perkembangan, maka dari itu kami mengambil keputusan ini"

"Tapi aku gak setuju! Chenle bakal sembuh kok, iya kan chenle?" rara meraih tangan chenle lalu di gerakannya tubuh chenle dengan pelan

"Chenle jawab aku, kamu dengar aku kan chenle? Ayo bangun"

"Cheㅡ Chenle... Hiks.. Ayo bangun, Jangan tidur terus"

Isakan terdengar di ruangan tersebut, renjun dengan sigap menangkan rara, sedangkan haechan sedang mengkontrol emosinya.

"Dokter.. Tolong jangan cabut alat bantu chenle, aku gak mau kehilangan chenle... "

"Iya rara lu tenang dulu ya" ucap renjun

"Dok, tolong lakukan apapun agar teman kami sadar. Cukup ketiga teman kami yang pergi, jangan ada yang ke empat, saya mohon" pinta haechan, sampai akhirnya dokter mengangguk.

"Baiklah, namun jika selama tiga hari tidak ada perkembangan terpaksa kami akan mencabutnya, dan kalian harus setuju. Ini juga buat ketenangan teman kalian" jelas sang dokter yang di setujui ke 3 remaja itu.

"Baiklah, saya permisi"






🐬






"Woy jaemin lu jangan nimpuk gua dong"

"Apa? Cogan gak dengar nih"

"Sini lu ya!"

Kedua remaja tersebut berlarian di taman, membuat kedua remaja lainnya merasa jengah.

"Tolong ya jangan buat keributan, di lempar ke neraka tau rasa lu berdua" peringat jisung yang sedang duduk bersandar di kursi taman.

"Sung, kata lu disini enak gak?"

"Enak sih.. Tapi gak ada hp jadi gua gak bisa mabar" jawab jisung

Bullying °•Zhong Chenle•°[✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang