9| Kebersamaan

919 64 8
                                    

Kehangatan terasa begitu nyaman di rumah Renaldo. Ada saatnya mereka tertawa, ada kalanya menertawakan satu sama lain. Kebersamaan itu bagaikan sebuah memori yang tak bisa terlupakan hingga mereka menghembuskan nafas terakhir. Bersama sahabat-sahabatnya Mazaya merasakan hidupnya penuh dengan keberuntungan, beruntung memiliki mereka semua sebagai sahabat yang sudah seperti saudara kandung walau tak sedarah. Mazaya sangat bersyukur bisa mengenal mereka semua, bersyukur mereka selalu ada di sampingnya, seberapa terpuruknya ia rasakan, mereka tetap ada meski mereka juga memiliki kesibukan masing-masing.

Sahabat adalah mereka yang rela meninggalkan kesibukannya masing-masing demi sahabatnya, selalu ada bersama walau berada di titik terendah, selalu support satu sama lain walau berada di fase menyerah. Sahabat adalah mereka yang ada saat kau dilanda kesedihan bukan hanya saat merasa bahagia.

Seusai sholat isya mereka semua mempersiapkan semuanya yang diperlukan untuk bakar jagung.

"Nak, tolong ambil jagung," ucap ibu Renaldo pada Mazaya. Mazaya mengangguk lalu bergegas mengambil jagung.

Mereka semua sudah berkumpul di halaman depan, ada kursi dan meja yang memang sudah disediakan dari tadi.

"Den, tolong itu, kayunya diliatin, nanti keburu besar," ujar Renaldo.

"Ho'oh," jawab Deden.

Mereka semua tanpa sibuk dengan tugasnya masing-masing, sesekali ada canda tawa yang terlontarkan. Apa lagi kalau sudah ada Deden dan Sarah lalu masuklah Rido dalam perdebatan. Seperti perdebatan yang satu ini.

"Sar, lu tahu gak kenapa jagung bisa dibakar?" tanya Deden dengan menaik turunkan alisnya.

"Enggak peduli!" ketus Sarah.

"Gue tahu, gue tahu," ucap Rido antusias.

"Gue gak minta jawaban lu bangbank," ujar Deden.

"Yaelah, gue mewakili Sarah, dia malu mau jawabnya, takut lu gombalin terus tersipu malu," ujar Rido sambil tertawa. Yang berada di situ pun tertawa, kecuali Sarah yang menatap tajam Rido.

"Emang apa jawaban lu?" tanya Deden pada Rido.

"Karenaaaa..," ucap Rido menggantungkan ucapannya membuat semua penasaran. Sedangkan, Rido terus menggantungkan ucapannya.

"Namanya juga jagung bakar, kalau direbus berarti namanya jagung rebus," ucap Rido menyambungkan ucapannya tadi.

"Astoge oncom, kagak nyambung bangbankk," ucap Deden sedikit teriak.

"Garing, sumpah!" ketus Sarah.

"Ni Bapak ada tebak-tebakkan," ucap bapak Renaldo. Jangan heran, memang mereka semua manggil orang tua Renaldo dengan panggilan ibuk dan bapak bukan tante dan om karena sudah sangat akrab dan dekat. Orang tua Renaldo juga memahami mereka semua memang anak-anak kurang diperhatiin orang tuanya masing-masing.

"Apa Pak?" tanya Suci antusias.

"Kenapa cewek zaman sekarang lebih cantik-cantik dari pada cewek zaman dulu?" tanya bapak Renaldo menaik turunkan alisnya.

"Karena cewek zaman sekarang suka shopping," jawab Deden sambil melirik ke arah Sarah.

"Mata lu gue tusuk mauu," ucap Sarah dengan sorot mata tajam. Yang lain tertawa.

"Maybe, cewek zaman dulu gak tahu dandan," ucap Rido santai. Padahal ada yang tersindir.

"Ohh jadi, ngatain Ibuk gak bisa dandan iya Ido," ucap ibu Renaldo menatap Rido sambil mengulum senyum.

"Astoge, salah ucap gue," ujar Rido untuk dirinya sendiri dengan suara lirih.

"Enggak Buk, tadi Deden nyuruh bilang itu," ucap Rido.

"Eeh bangbank, gue gak ada nyuruh lu," ujar Deden teriak. Rido langsung menutup telinganya.

"Pekak lama-lama gue dekat lu, pindah ahh," ujar Rido sambil berdiri lalu duduk di samping Suci.

Mereka semua tertawa. Suasana begitu hangat ditambah hangatnya perapian.

"Nyerah yaa?" tanya bapak Renaldo. Semua mengangguk dan menunggu jawaban yang benar.

"Karena cewek zaman dulu sudah jadi nenek-nenek sekarang," kekeh bapak Renaldo, yang lain tertawa.

"Oh jadi Bapak ngatain Ibuk sekarang?" tanya ibu Renaldo sambil mengulum senyum. Yang lain tetap tertawa, apa lagi Rido dan Deden.

"Eeeh ada yang ke sindir ni Nal," ujar bapak Renaldo sambil tertawa.

"Ido juga gak mau kalah, kenapa bebek goreng enak rasanya," tanya Rido.

"Ya karna udah dimasaklah," jawab Mazaya.

"Salah, ada lagi," tanya Rido. Yang lain tampak berpikir apa kira-kira jawaban yang tepat.

"Karena bebeknya mandi diminyak goreng," ucap Deden.

"Sumpah garing jawaban lu Den," ujar Rido sambil senyum mengejek. Yang lain berusaha memikirkan jawaban.

"Mungkin karena udah gak mentah," ujar Suci.

"Pengen ngakak takut nangis pula," ujar Rido menahan tawanya. Suci pun cemberut.

"Nyerah ya?" tanya Rido dan dianggukin semua yang ada di situ.

"Karena ada huruf B nya, coba huruf B nya dihilangin, masih berani makan!" ujar Rido menatap semuanya.

Mereka semua tampak berpikir, beberapa detik kemudian mereka tertawa, Rido lah yang sangat terpingkal-pingkal karena berhasil.

"Sumpah jorok banget lu Ido," ujar Sarah sambil tertawa. Mereka semua terus tertawa.

Saat-saat seperti ini lah yang sangat dirindukan Mazaya, walau ia tak bisa mendapatkan kehangatan di rumahnya sendiri, setidaknya ia mendapatkannya di sini, di rumah Renaldo bersama sahabat-sahabatnya dan orang tua Renaldo.

Banyak cara untuk membuat diri sendiri bahagia, salah satunya membahagiakan orang yang disayang, walau diri sendiri berada pada ruang keterpurukan. Cobalah tersenyum pada mereka, walau hatimu merintih perihnya derita. Sadar atau tidaknya dirimu, ada yang bahagia kala dirimu tersenyum. Sebuah senyuman manis untuk menutupi luka tersadis. Dalam hidup kau tak selalu bisa meminta bahagia, ada saatnya Allah menguji hambanya dengan segala kehendaknya, ingatlah setiap kesulitan adalah awal menuju kebahagiaan. Allah menjanjikkan kebahagiaan pada mereka yang bersabar melewati ujian yang diberikan. Ingat, selalu bersyukur atas segala nikmat.

Mereka semua terus larut dalam kebersamaan, tidak lupa untuk memakan jagung yang sudah dibakar dan beberapa cemilan yang sudah dibeli tadi siang.

Waktu menunjukkan tengah malam, mereka semua berkemas untuk segera masuk ke dalam rumah, ada yang sudah mengantuk berat contohnya saja Mazaya. Mazaya memang sangat sulit menahan kantuknya, tapi ia bisa tidur hanya 5 menit untuk menghilangkan kantuknya, hebat bukan?

Tugas Mazaya juga sudah selesai dari tadi.

Mereka semua masuk ke dalam rumah dan akan segera tidur. Berhubung ada 3 kamar di rumah Renaldo, maka yang cowok-cowok tidur di kamar Renaldo sedangkan yang cewek tidur di kamar tamu.

*****
Jangan lupa jaga jarak kayak huruf di papan keyboard😷


Kenapa Pergi? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang