Suci yang pada akhirnya tidak jadi untuk melakukan pengobatan di Singapura kini hanya menjalani sisa hidupnya dengan bersama orang yang di sayang.
Di sinilah mereka semua berada di kediaman Suci setelah pemaksaan untuk pulang yang Suci lakukan mau tidak mau orang tua dan Dokter Aryo menyetujui dan memulangkan Suci.
"Gue bingung hari ini," ujar Rido.
"Bingung kenapa lu?" tanya Deden.
Saat ini mereka berada di kamar Suci, duduk lesehan sambil menyalakan TV, tidak lupa cemilan.
"Gini, pacaran berjauhan disebut apa?" tanya Rido.
"LDR!" ucap Deden kuat.
"Jauh dari pacar disebut setia kan?" tanya Rido polos.
"Iyalah Bangg!" ketus Deden. Yang lain sudah penasaran pada Rido.
"Lah kok gue pacar masih jauh disebut jomblo sih," ucap Rido.
"Karena lu emang jomblo alias kagak punya pacar, gak osa sok-sok an ngomong gitu lu," ujar Deden.
"Gak ketawa kalian?" tanya Rido sambil memandang mereka semua dan mereka semua menggeleng.
"Kok garing candaan gue kali ini!"
Mereka pun tertawa bukan karena lelucon Rido, tetapi karena muka melas Rido.
"Suci, Abang lu tu punya pacar gak sih?" tanya Sarah.
"Enggak kayaknya dech, tapi gak tau juga sih, gak pernah cerita mah dia."
"Sar lu jangan coba-coba selingkuh dari gue," ujar Deden dengan nada peringatan.
Bubb...
Bantal melayang mengenai Deden.
"Pengen gue tenggelamkan di rawa-rawa lu!" ketus Sarah.
"Tenggelamkan di hati lu maunya," ucap Deden cengir.
"Ya elah tinggal bilang aja kalau sama-sama suka nanti gak ada kesempatan nyesel kalian, haha," kekeh Rido.
"Diam lu!" ucap Sarah dan Deden berbarengan.
Mereka pun tertawa melihat pertengkaran Sarah dan Deden serta Rido yang menambah bumbu.
Keadaan kembali hening untuk beberapa saat.
"Suci, Nal?" panggil Rido.
"Apa?" jawab Suci.
"Hmmm," hanya deheman dari Renaldo.
"Gue curiga sama kalian," ujar Rido menatap sinis mereka berdua. Mazaya dan yang lainnya bingung dengan Rido.
"Kalian saling suka kan," ujar Rido antusias.
Suci dan Renaldo saling pandang, sedangkan yang lain tampak bingung dengan ucapan Rido.
"Jujur aja kita gak papa kok," ucap Mazaya tersenyum.
"Mau jujur apa coba?" tanya Renaldo. Suci sudah gugup.
"Kalau lu suka sama Suci dan Suci suka sama lu," ujar Deden.
"Kalau iya kenapa, kalau enggak kenapa," ucap Renaldo.
"Ya elah Nal, gak gentleman lu," ujar Rido.
"Ada beberapa hal yang tidak perlu dikatakan, lebih baik dipendam," ucap Renaldo.
"Tapi, mengungkapkan lebih melegakan dari pada menyesal pada akhirnya," ucap Suci mencela ucapan Renaldo barusan. Mereka berdua saling pandang.
Mazaya, Sarah, Deden dan Rido menyadari bahwa Suci dan Renaldo butuh waktu dan ruang untuk saling memahami dan mengungkapkan perasaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Pergi? (SELESAI)
Romance[Romance~Comedy) Cerita SELESAI. ------------------------------------------- "Jadi, saya harus ngerjain apa Pak untuk menembus kesalahan saya?" Mazaya tetap tersenyum Awas aja kalau kali ini salah lagi, batin Mazaya. "Kamu mau sogok saya," ucap Pak...