Sepasang suami istri memasuki istananya. Mereka adalah papa dan mama dari Mazaya. Papanya bernama Adi Nugroho seorang pengusaha yang sukses dan terpandang, sedangkan mamanya bernama Revina atau kerab dipanggil Mama Ina, seorang desainer di Jakarta dan memiliki butik yang banyak digandrungi orang-orang kaya. Raut wajah suami istri itu tampak lelah karena baru saja menyelesaikan pekerjaan di luar kota. Mereka duduk di sofa. Bibik Pina yang tahu kepulangan majikannya langsung menghampiri dan bertanya pada mereka ingin minum apa. Setelah mendapatkan jawaban minuman apa, Bibik Pina bergegas ke dapur untuk membuat minuman, lalu kembali ke ruang tengah untuk memberikan minuman tersebut. Adi Nugroho dan Revina tampak bingung karena tidak melihat keberadaan anak satu-satunya.
"Aya mana Bik?" tanya Mama Ina.
"Oh, non Aya tadi pamit keluar ada urusan katanya," jawab Bibik Pina.
"Oh, oiya itu di bagasi ada oleh-oleh saya belikan untuk semua yang ada di sini, tolong ambil ya Bik, terus bagiin," ujar Mama Ina. Bibik Pina mengangguk.
Orang tua Mazaya tidaklah buruk, mereka juga memiliki hati. Hanya saja mereka tidak menyadari kesalahan sebenarnya. Orang tua Mazaya memang tegas, tapi juga lembut. Bagi Mazaya, orang tuanya itu memiliki kepribadian ganda, kadang sangat lembut dan sewaktu-waktu bisa menjadi sangat keras. Satu hal yang harus Mazaya selalu ingat yaitu menurut, orang tua Mazaya tidak suka dengan bantahan. Jika sudah berkata satu maka tidak bisa dibantah apa lagi dalam hal bernegosiasi, tapi beberapa hal bisa Mazaya atasi dan tidak selalu menurut.
Apa pun yang dilakukan oleh orang tua Mazaya yang sebenarnya tidak ada yang lebih mengetahui selain hanya Allah yang Maha Mengetahui. Satu hal yang harus diketahui, apa pun yang dilakukan orang tua Mazaya hanyalah demi anaknya saja, tapi sesempurna apa pun pemberian tidak lebih berharga dari kasih sayang. Mazaya memang tidak mendapatkan perhatian yang ia inginkan, orang tua yang selalu sibuk dengan pekerjaan membuat mereka lupa bahwa kasih sayanglah yang paling membahagiakan dari pada harta dan segala fasilitas. Perhatian adalah bentuk kasih sayang yang ingin dirasakan Mazaya, tapi entahlah, Mazaya tidak mengerti jalan pikiran dan maksud orang tuanya sendiri.
Pernahkah kalian mendengar, bahwa seseorang yang humoris di depan ternyata di belakang justru sangat rapuh, atau pernahkah kalian mengira seseorang yang berhati keras juga memiliki sisi kelembutan? Kita sebagai makhluk tidak bisa mengetahui sisi seseorang sebenar-benarnya. Banyak hal yang ditutupi atau bahkan dipendam hingga tidak kelihatan oleh mata. Terkadang di balik diri yang kuat terdapat hati yang lemah, di balik senyuman manis terdapat mata yang menangis. Kita tidak akan bisa tahu yang sebenarnya terjadi pada seseorang.
Terkadang, ada saatnya kita ingin mengatakan. Namun, sulit untuk diucapkan. Ingin bertindak, tapi sulit melakukan. Ada beberapa hal yang memang tidak bisa dijelaskan, ada beberapa hal yang harus dijelaskan walau hati berkata enggan, ada beberapa hal yang memang harus dijelaskan mengikuti isi hati. Tapi ingatlah, ada Allah yang Maha Mengetahui.
Seorang gadis memasuki rumah mewahnya bak istana. Ia bersenandung dengan gembira. Walau ia kesal dengan kejadian tadi pagi di apartemen dosennya, tapi ia mengembalikan mood nya dengan berkunjung ke panti asuhan. Tempat di mana ia bisa merasakan kehangatan dan muhasabah untuk diri sendiri.
"Aya kamu dari mana?" tanya Mama Ina.
"Eeeh Mama sama Papa udah pulang."
Mazaya menghampiri orang tuanya dengan gembira lalu memeluk mereka erat, Mazaya sangat merindukan orang tuanya.
"Mama sama Papa udah lama sampai?"
"Belum lama kok," jawab Papa Adi.
"Kamu dari mana?"
"Oh, Aya habis dari apartemen dosen ada tugas tambahan." Mazaya sengaja tidak mengatakan yang satu lagi.
"Ohh gitu." Mazaya mengangguk.
"Kamu kenapa pakai baju murahan itu?" tanya Mama Ina.
Ohh astaga, perdebatan dimulai, batin Mazaya.
"Mama sudah pernah katakan, pakai pakaian yang layak bukan seperti yang sedang kamu pakai ini," ujar Mama Ina di level emosi tingkat satu.
"Astaga Maa, ini juga pakaian dan.. kenapa harus mempermasalahkan hal yang tidak perlu dipermasalahkan," jawab Mazaya masih sabar.
"Aya, Mama tidak suka dibantah."
"Dan Aya tidak suka diatur dalam segi penampilan," jawab Mazaya sambil tersenyum, ingin rasanya ia marah, tapi mengingat di hadapannya ini adalah seorang ibu, ia harus menahan amarah.
"Aya, ini demi kebaikanmu," ujar Mama Ina emosi.
"Bukan demi kebaikan Aya, tapi demi reputasi Papa dan Mama."
"Kamu bisa ngerti gak sih," ujar Mama Ina marah sambil berdiri.
"Aya tanya, apa Mama bisa ngerti Aya, apa-apa dilarang, jangan pakai ini, jangan pakai itu, semuanya harus sesuai kemauan Mama," jawab Mazaya kali ini emosi, ia tidak bisa menahan amarahnya.
"Dan kalau demi kebaikan, Aya cuma minta Mama sama Papa ada waktu buat Aya, jangan harta aja dikejar terus," ucap Mazaya lagi.
"Kami cari uang hanya untuk menghidupi kamu agar kamu tidak merasa kekurangan." Kali ini papanya angkat bicara.
"Tapi Aya kekurangan kasih sayang Ma, Pa," ujar Mazaya menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia tidak ingin kelihatan lemah.
"Tidak hanya harta yang bisa membahagiakan manusia," ucap Mazaya lagi.
Mazaya menyelonong saja ke kamar dari pada ia harus berdebat lebih panjang lagi dengan orang tuanya. Bayangkan hanya penampilan saja dipermasalahkan, lagian Mazaya juga pakai pakaian yang ia beli di mall seharga ratusan ribu, wajar apa ya mama Mazaya begitu karena seorang desainer, pakaian mamanya saja jutaan, tapi bagi Mazaya, yang penting sopan sedangkan bagi mamanya yang penting modis. Ini lah sisi Mazaya yang sangat berbeda dengan orang tuanya, jika melihat penampilan Mazaya dan cara bergaulnya, sama sekali tidak mencerminkan anak orang kaya.
Di kamar Mazaya mengunci pintu dan menangis dalam diam. Sepertinya Mazaya membutuhkan tempat yang aman untuk menenangkan diri dan merenungi nasibnya serta muhasabah diri sendiri.
Mazaya mengambil tasnya dan bergegas keluar rumah. Hari memang sudah menggelap, tapi Mazaya tidak peduli. Ia hanya ingin tenang sebentar. Saat ia keluar dari rumah tidak ada yang mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Pergi? (SELESAI)
Romance[Romance~Comedy) Cerita SELESAI. ------------------------------------------- "Jadi, saya harus ngerjain apa Pak untuk menembus kesalahan saya?" Mazaya tetap tersenyum Awas aja kalau kali ini salah lagi, batin Mazaya. "Kamu mau sogok saya," ucap Pak...