34| Warung Mr.Soft

510 43 2
                                    

Mereka berlima masih berdiri tegap di depan warung bertuliskan Warung Mr. Soft, yang membuat mereka semakin tercengang itu karena ada tulisan Menjual Nasi Lembek dengan berbagai topping keras, jangan coba-coba menyebut bubur saat sudah berada di dalam. "Peringatan Keras."

"Emangnya kenapa kalau kita sebut bubur?" tanya Mazaya.

"Gue juga gak tahu," jawab Rido juga ikut heran.

"Den, lu yang bawa kami ke sini, emangnya kenapa kalau disebut bubur?" tanya Renaldo.

"Penasaran ya, coba aja kalau kalian pengen tahu," ujar Deden sambil cengengesan.

Mereka berjalan santai masuk ke dalam. Warung ini unik menurut mereka semua. Ruko yang didekorasi seperti cafe lebih tepatnya dan lebih cocok disebut cafe bukan warung.

Mereka semua memilih meja lesehan. Seseorang menghampiri mereka. Mazaya dan Sarah tercengang kala seseorang itu menghampiri meja mereka. Pria dewasa tampan itu memakai jas. Tolong ini mereka lagi di warung apa di kantor.

"Excuse me," ujar Pria itu sambil tersenyum ramah.

"Mau pesan apa ya?" tanyanya lagi.

Mereka semua heran dengan pria dewasa yang berdiri tegap sambil tersenyum. Sok inggris, untung ganteng, begitulah pemikiran Sarah.

"Mau pesan bubur Mister," ucap Sarah sambil tersenyum, ia penasaran apa yang terjadi jika ia menyebut bubur jika sudah berada di dalam.

"Ohhh, apakah anda serius Nona?" tanya pria itu.

"Yes, I Seriously," ujar Sarah.

"Baiklah Nona."

"Apakah kalian juga ingin pesanan yang sama dengan Nona ini?" tanya pria itu kepada yang lainnya.

"Saya enggak," jawab Deden cepat.

"Saya pesan nasi lembek," ujar Deden lagi.

"Kalian mau sama kayak gue atau Sarah?" tanya Deden.

Mazaya, Renaldo dan Rido tampak mikir. Mereka bertiga juga penasaran apa yang akan terjadi, tapi mengingat di tulisan tadi bahwa itu sebagai peringatan keras. Mereka menimbang-nimbang kembali.

"Gue samaain aja lah kayak lu Den, perasaan gue gak enak," ujar Rido.

"Gue juga lah," ujar Renaldo.

"Lu Aya gimana?"

"Samain kayak lu aja."

Mereka penasaran, tapi Sarah kan memesan bubur. Toh nanti mereka juga tahu apa yang akan terjadi.

"Baiklah. Jadi, cuma Nona..ehm Sarah yang memesan itu?" tanya pria itu.

"Yes, saya mau bubur," ujar Sarah sambil mengangguk antusias. Deden sudah terkekeh.

"Baik, saya akan mengantarkan pesanan kalian semua, terkhusus kepada Nona Sarah," ucap pria itu sambil memandang Sarah dengan tersenyum. Sarah mengangguk menanggapi ucapan pria itu.

Pria dewasa itu pun pergi ke belakang menuju ke dapur.

Deden memandang Sarah sambil mengulum senyum.

"Siap-siap aja lu," kekeh Deden.

"Emang apaan sih?" tanya Sarah. Deden menaikkan bahunya tanda tak tahu padahal ia sudah tahu apa yang akan terjadi.

Mereka mengobrol ringan sambil menunggu pesanan. Beberapa menit kemudian pria dewasa tadi datang kembali dengan membawa nampan.

Pria itu meletakkan pesanan mereka kecuali, Sarah.

Kenapa Pergi? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang