29| Dokter Aryo Sang Penjaga Suci

606 45 6
                                    

Dan Mak gak suka part ini😣
Mak naburin bawang di part ini,
mohon maaf ya...
Kalau kalian merasa Mak nyiksa,
kalian salah.
Mak nyiksa diri sendiri sebenarnya udah buat part ini.
Ada lagu india yang Mak dengerin sambil nulis part ini.
"Yeh Aaina" lagu ini dalem banget bagi Mak, walau liriknya tidak menggambarkan seluruh part ini, bisa jadi tidak sama sekali.
Tapi, ada satu yang sama yakni
"Tentang Menjaga"

So, Happy Reading🤗

****************

Sinar matahari menyapa di luar ruang perawatan. Pagi ini sangat cerah begitu juga dengan hati Suci. Ia sangat merasa bahagia mendapatkan sahabat-sahabat seperti mereka. Jam menunjukkan pukul 6, masih sangat pagi. Ia memandang seluruh sahabat-sahabatnya diruangan itu, mereka masih terlelap.

Ceklek

Pintu ruangan terbuka menampakkan sosok lelaki tampan, siapa lagi kalau bukan Dokter Aryo, saudara kandung Suci. Dokter Aryo tersenyum sambil berjalan mendekat brankar Suci.

"Adek Abang udah bangun ya?" tanya Dokter Aryo sambil tersenyum yang diangguki Suci.

"Papa sama Mama jam berapa ke sini Bang?"

"Bentar lagi mungkin, mereka lagi berkemas."

"Berkemas...emangnya Papa sama Mama mau ke mana Bang?" tanya Suci heran.

"Bawa Adek Abang ini ke Singapura," ujar Dokter Aryo gemas mengacak rambut Suci.

"Kok gak tanya dulu sama aku sih, belum tentu aku mau!" ketus Suci.

"Kamu harus mau demi Mama, Papa, Abang dan mereka semua," ucap Dokter Aryo sambil memandang sahabat-sahabat adiknya yang masih terlelap di sofa.

"Aku gak mau!" ketus Suci dengan nada tinggi membangunkan semua orang yang terlelap di situ.

"Aku gak mau pokoknya!"

"Suci dengerin Abang, kamu harus mau, enggak ada penolakan!"

"Aku gak mau Bang hiks hiks aku gak mau pokoknya, ENGGAK!"

"Adek Abang yang baik, nurut ya, ini terakhir kalinya Abang minta sesuatu sama kamu dan ini demi kesembuhan kamu," ucap Dokter Aryo lembut.

"AKU ENGGAK MAU!"

Semua orang terkejut dengan teriakan Suci ditambah lagi perdebatan abang dan adik di hadapan mereka. Suci menangis sedangkan abangnya menghela nafas panjang.

Ceklek

Pintu kembali terbuka, ternyata papa dan mama Suci sudah tiba.

Mama Suci langsung berlari kala melihat anaknya menangis begitu juga dengan papa Suci melangkahkan kaki lebih cepat.

"Sayang kamu kenapa?" tanya mama Suci khawatir sambil memeluk.

"Abang hiks Abang maksa aku buat Kemo, Ma."

Mama Suci menghela nafasnya ternyata anaknya menangis karena tahu hal itu.

"Ma, Pa, Suci gak mau Kemo," ucap Suci lembut. Air matanya terus mengalir.

"Kamu dengerin ya kata Abang kamu sayang," ucap mama Suci lembut.

"Suci enggak mau hiks."

"Suci mau di sini aja hiks."

"Kamu harus Kemo, abang gak mau tahu pokoknya kamu KEMO!" ucap Dokter Aryo. Mazaya dan sahabatnya yang lain melihat ngeri pada Dokter Aryo.

"ENGGAK MAU hiks hiks!"

Kenapa Pergi? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang