Secréte - 1

180 18 0
                                    

Cast : Dahyun//Yeonjun
Freindship
Words : 3.1 k
Written by : Hiraethskies

"Aku sudah bolak-balik tiga kali dan wajahmu masih merengut jelek begitu," Yeonjun duduk di hadapan Dahyun yang sedari tadi hanya mengecek ponsel, menggerutu, melamun, dan berulang lagi. Tawa atau candaannya tak terdengar sedikitpun hari ini, membuat Yeonjun merasakan keanehan di tempat tinggal mereka. "Cerita. Ada apa?"

Dahyun menghela napas dan melempar ponselnya asal ke sampingnya, "Keluargaku. Ada perayaan ulang tahun pernikahan orang tuaku."

"Lalu...?" Yeonjun menggantung ucapannya, menanti Dahyun untuk melanjutkan. Tatapan penuh arti malah didapatkannya sebagai jawaban. Dahyun seakan mentransfer jawabannya lewat telepati dan Yeonjun kurang peka untuk dapat menjawabnya hanya dengan tatapan, "aku bukan pesulap. Jangan buat aku menebak apa yang ada di otakmu."

Tubuh Dahyun melorot pada sofa. Dia menggumam kesal dan menatap kosong langit apartement, "Mereka mau aku membawa kekasih."

Sembrutan tawa tak tertahankan oleh Yeonjun. Entah mana yang lebih lucu, cara Dahyun mengucapkannya atau memang keadaan menyedihkan sahabatnya itu. "Bawalah kalau begitu."

Dahyun mengerling tajam kepada Yeonjun yang beralih ke dapur. Sahabatnya itu tidak membantu sama sekali, malah membuat beban pikirannya bertambah ruwet.

"Kamu bisa bawa Junho atau siapa itu namanya," Yeonjun yang memegang gelas pun berhenti bergerak, mencoba mengingat lekaki bertubuh kekar dan gaya yang sangat Amerika, "Hansol? Ah, ya Hansol! Gampang kan?"

Dahyun berjalan kepada Yeonjun dengan lemas, bahu kecilnya yang turun tersembunyi di balik kaos gombrong, "Mereka sudah tunangan."

"EH!? Dua-duanya!?" Dahyun mengangguk lemas, "wah pasti tunangan mereka cantik. Aku yakin mereka belajar dari pengalaman masa lalu."

Tatapan tajam kembali diberikan Dahyun, dia merebut segelas air dari tangan Yeonjun dan menegaknya habis. "Aku harus bagaimana ini!?"

"Ya sudah, tidak perlu bawa siapapun. Datang saja dan bilang ke ibumu 'aku tidak laku, tolong jodohkan aku' simple kan?"

"Ini bukan masalah simple atau tidak! Ini masalah harga diri!" seru Dahyun layaknya tengah mendeklarasikan hak asasinya sebagai wanita single.

"Kamu masih punya harga diri?" tanya Yeonjun, tak terkesima.

"Sedikit. Kalau sama orang tuaku," Dahyun mengerang, memijat kepalanya yang berdenyut, "Yeonjun, tolong bantu aku berfikir."

"Aku sudah membantumu," Yeonjun menopang kedua tangannya di atas meja, "kamu. Datang. Sendirian."

Dahyun merengut menatap Yeonjun, "Aku gak mau dianggap gak laku!"

"Gak punya pacar bukan berarti kamu cewe lemah yang ga bisa ngapa-ngapain kan?"

"Ya, iya juga sih. Tapi kamu tahu kan ibuku gimana setiap di telefon. Yang ditanya pacar, pacar, pacar. Aku pusing sendiri tahu!"

Yeonjun ikut pusing karena masalah kecil seperti ini menjadi besar. Mungkin sedikit air dingin bisa mendinginkan otaknya, "Ya terserah kamu lah, aku sudah ngasih saran intinya."

Dahyun memerhatikan Yeonjun yang tengah melihat-lihat isi kulkas. Tubuhnya yang tinggi menyaingi kulkas, rambutnya yang acak-acakkan dan ditarik ke belakang memperlihatkan ketampanannya yang selama ini tertimbun tak terlihat. Hidungnya mancung dan bibirnya tebal memerah.

Sebuah cahaya ilham seakan mendatangi Dahyun. Dia pun bangkit, menutup paksa pintu kulkas dan mengunci wajah Yeonjun dengan kedua tangannya. Dia sedikit susah payah menarik Yeonjun yang lebih besar darinya.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang