Dua Sisi

1K 19 3
                                    

Cast : Jihyo//Hoseok
!!TRIGER WARNING (TW)!!
Abusive Relationship, Make Up
Words : 1.3 k
Written by : Hiraethskies

Notes : Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Diharapkan kebijakan pembaca untuk mengambil sisi positif dari cerita pendek ini.

Angin malam berhembus bebas tanpa halangan malam itu. Membawa suara sayup yang berdengung ke seluruh penjuru kota. Dedaunan kering saling bergesekkan, beberapa dedaunan terlalu ringan hingga mampu ikut terbang bersama pergerakan angin. Seperti pengirim surat, angin memberikan kabar kepada para warga jika musim dingin sudah semakin dekat. Mereka memperingati para warga untuk tetap berada di tempat hangat.

Para warga merespon peringatan itu, mereka lebih memilih berada di dalam rumah dengan secangkir teh atau menghangatkan diri di balik selimut.

Berkeliaran di luar bukanlah ide yang bagus. Dengan suhu udara yang semakin merosot menuju ke angka nol, mereka bisa membeku jika berada di luar. Toko-toko juga menutup gerai mereka lebih awal. Jalanan yang biasanya dipenuhi warga, kini tampak kosong. Kota kecil yang penuh kehangatan itu kini bak kota mati. Terlalu gelap dan suram. Keceriaan kota seakan ikut dibawa terbenam oleh matahari.

Kucing liar mengeong kencang. Seakan ingin memberikan pertanda jika dia ada di luar. Bertahan dengan dinginnya udara. Kucing itu berharap ada warga kota yang mengasihinya, membawa dia ke tempat yang lebih hangat. Namun tak ada satupun yang peduli padanya. Bahkan nenek pemilik pet shop di ujung jalan, memilih untuk mengeraskan volume televisinya.

Tidak ada satupun yang peduli.

Namun malam ini, kucing itu tidak sendirian.

Isakan dan raungan tangis Jihyo hanya dibiarkan menggema di sebuah gang buntu. Warga kota memilih untuk tidak memperdulikannya. Membiarkan wanita itu terduduk lemas di pojok gang.

Wajahnya penuh dengan lebam. Darah masih mengalir deras dari hidung, menimpa darah kering yang tak diusap. Seluruh tubuhnya gemetar hebat. Angin dengan kasar menerpa permukaan kulit. Dia merasa bodoh mengenakan salah satu dress selutut kesukaannya. Layaknya jarum, tiap terpaan udara itu menusuk dalam ke permukaan kulitnya.

Masih dengan jelas ia merasakan pukulan kencang di pipinya berkali-kali. Serta ucapan kasar yang keluar dari mulut laki-laki itu. Dia masih ingat setiap detik dari kejadian setengah jam yang lalu. Bahkan pekikkannya sendiri yang berusaha menghentikan tindakan kekasihnya.

Ia sudah lelah menangisi hal yang sama selama bertahun-tahun. Dia ingin mati saja. Tidak ada gunanya ia hidup. Bahkan kehadirannya saja akan menyusahkan dan membuat kekasihnya lebih murka lagi.

Jihyo bingung. Apa yang salah sebetulnya? Apakah dia tidak sesuai dengan yang kekasihnya inginkan? Ia memberikan semuanya kepada kekasihnya; cinta, uang, perhatian, sebutkan hal lainnya, dan dia yakin jika dia sudah memberikannya kepada kekasihnya.

Apakah karena telat beberapa menit untuk makan malam? Apa dress ini tidak disukai oleh kekasihnya?

Jihyo menundukkan kepalanya makin dalam lagi. Dengan erat dia memeluk kakinya yang terlipat sempurna ke dada. Tangannya mencengkram lengannya yang dingin. Ruam merah perlahan tampak di sekitar tekanan di lengannya.

"Apa yang kamu inginkan dariku? APA?!"

Dinding bata merah yang menjulang tinggi di seberangnya memantulkan pekikkannya. Dinding itu seakan mendengar seluruh keluh kesahnya dan menjawab dengan pantulan suara Jihyo. Tangan Jihyo berubah menjadi kepalan. Tanpa henti dia memukuli kepalanya. Dia berusaha membuat otaknya bekerja dan memikirkan apa yang salah.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang