Rec.

85 7 0
                                    

Cast : Sana // Yoongi
Break Up, Cheating
Words : 1.3 k
Written by : Hiraethskies

Jembatan Hangang begitu menarik perhatian. Terpisah dari gemerlapnya lampu-lampu yang menghiasi gedung-gedung berbeton di kedua sisi. Jembatan Hangang menerangi sungai yang kosong dan gelap. Setiap ruas dari jembatan diberikan lampu, membuat jembatan itu terang benderang di tengah gelapnya malam. Kendaraan melaju tak henti di atasnya, membawa orang-orang yang menaikinya ke suatu tempat. Rumah? Pulang kampung?atau hanya mengitari seisi kota?

Entahlah.

Dari sudut pandangnya, jembatan Hangang tidak lebih dari deretan lampu yang terbentang di sungai. Begitu kecil dan menarik. Truk kontainer bahkan terlihat seperti semut dari tempatnya duduk.

Yoongi hanya diam melamun memperhatikan jembatan Hangang. Tidak ada yang mengisi pikirannya. Bayangannya terpantul dari kaca besar yang mengelilingi seluruh restoran mewah itu.

Restoran paling romantis di seluruh penjuru kota. Begitulah orang menyebutnya. Di tengah distrik perkantoran, restoran itu menyajikan masakan andalannya ditambah lagi dengan pemandangan indah seluruh isi kota dari ketinggian. Tak hanya itu, restoran juga menyajikan live band di pojok ruangan. Meskipun ramai pengunjung, suasana restoran itu tetap tenang.

Suasana yang tenang membuat pening di kepala Yoongi sedikit membaik. Kepalanya terasa sangat berat. Yoongi tidak ingin berada di sini dari awal meskipun dia yang mati-matian memesan online satu meja untuk dia dan kekasihnya, Sana.

Gadis bersurai pirang itu menghembuskan nafasnya yang kesekian kali. Kesunyian mengesalkan itu membuatnya ikut melamun, memandangi jalanan besar di bawah. Sesekali dia melirik kepada Yoongi yang tak juga menatapnya dari awal mereka berada di restoran. Ini buang-buang waktu, pikirnya.

"Apa mau diisi lagi?"

Pertanyaan itu akhirnya membuat Yoongi tersadar dari lamunan panjangnya. Seorang pelayan wanita menghampiri dengan sebotol wine. Gelas Yoongi masih terisi setengah. Yoongi bahkan tidak menyentuhnya semenjak pertama kali dituangkan. Sementara gelas Sana sudah kosong. Tak banyak yang bisa Sana lakukan selain meneguk anggurnya, mengecek ponsel, ikut melamun, dan berharap malam segera berakhir.

"Iya--"

"Tidak. Terima kasih," Yoongi memutus ucapan Sana. Terlalu cepat sampai Sana langsung melirik kesal, "tolong ganti minuman kami dengan soda saja."

"Baik, Tuan," pelayan itu berlalu, memproses pesanan Yoongi.

Sana berdecak kesal, melempar serbet di pangkuannya ke atas meja. Yoongi harus sadar betapa Sana tidak menyukai malam ini. Perayaan hari jadi mereka menjadi acara yang menyebalkan dan hanya membuat lelah. Percuma rasanya Sana bersolek ke salon dan membeli dress baru kalau perlakuan Yoongi sangat kaku dan dingin.

Bukankah mereka di sini untuk bersenang-senang? Bukankah itu tujuan Yoongi mengajaknya makan malam di restoran mewah itu?

Lalu mengapa Yoongi hanya diam saja dan menganggap Sana seperti batu.

Sudah beragam cara Sana lakukan untuk membuat Yoongi angkat bicara, atau setidaknya menatapnya. Namun Yoongi sangatlah berbeda dari biasanya. Yoongi mengabaikan dia sepenuhnya. Yang didapatkan Sana semalaman ini hanyalah gumaman atau "Ya" dan "Tidak".

"Aku mau wine," Sana berucap seakan itu adalah ancaman. Jika wine yang diinginkannya tidak diberikan juga, dia lebih baik pulang saat itu juga dengan taksi. Mana peduli dengan hidangan mahal yang mereka pesan.

"Kamu tidak bisa minum terlalu banyak. Nanti kamu mabuk," Yoongi akhirnya menjawab dengan lebih jelas, meskipun masih memandang kosong jembatan Hangang.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang