Sidestage

447 48 2
                                    

Cast : Jeongyeon//Taehyung
Worker au, panic attack, calming
Words : 1.1 k
Written by : Hiraethskies

Seminar besar itu sudah di depan mata. Orang-orang yang berkecimpung di dalam dunia bisnis mengisi ratusan kursi yang mereka pesan dari jauh-jauh hari. Sangat sulit untuk mendapatkan satu tiket.

Kim Taehyung. Dia menjadi pengisi dari seminar itu dan kemungkin satu-satunya alasan banyak orang mendaftar.. Salah satu pengusaha startup yang dalam waktu singkat sudah dapat menghasilkan laba bersih dari perusahaan-perusahaan besar lainnya. Kecerdikannya dalam membentuk pasar baru menarik perhatian banyak orang.

Terlebih lagi dengan umurnya yang terbilang muda dan wajah tampannya yang membuat dia menjadi lebih eksis lagi tampil di saluran televisi.

Taehyung sendiri merasa tidak sehebat itu. Dia hanyalah salah satu orang yang beruntung bisa mendapatkan kesempatan menemukan jalan yang tepat.

Membangun perusahaan dengan jerih payahnya sendiri dan melihat perusahaannya sudah berkembang pesat, membuat dia kerap kali terharu. Dia selalu mengingat orang-orang yang setia di sisinya dari titik nol.

Termasuk sekertarisnya sendiri, Jeongyeon.

Wanita muda yang pendiam itu selalu ada di sisinya sejak awal. Meskipun dia tidak memiliki kompetensi lebih dari seorang sekertaris, Jeongyeon selalu membantu sebisanya.

Jeongyeon sendiri melihat jatuh bangunnya Taehyung selama merintis perusahaan. Dan dia memilih untuk tetap tinggal meskipun saat itu kondisinya perusahaan sudah diambang kebangkrutan.

Mereka berbagi senang, sedih, dan berbagai emosi lainnya. Keduanya saling mengenal baik hingga mereka dapat menciptakan hubungan yang harmonis, bukan hanya hubungan antara bos dengan bawahan namun juga hubungan pertemanan mereka.

Riuh rendah dari hall tempat dilaksanakan seminar terdengar jelas dari belakang panggung. Taehyung tidak memeriksa seberapa banyak orang yang datang tapi dia tahu dari riuhnya suasana, hall itu terisi penuh.

Seketika ruangan itu senyap begitu pembawa acara masuk dan memulai acara. Sambutan dari pihak penyelenggara terdengar, menerangkan mengapa seminar ini diperlukan.

Taehyung dan Jeongyeon tengah berdiri di sisi belakang panggung, menanti waktu Taehyung untuk masuk. Masih ada beberapa sambutan lagi karena banyak pihak yang terlibat untuk mengadakan rangkaian acara seminar.

Hari itu Taehyung memutuskan untuk tampil sedikit resmi. Balutan jas hitam dilengkapi dengan dasi membuat dia tampak seperti pebisnis sungguhan. Lain dari hari-hari biasanya yang hanya menggunakan sweater belel dan celana kain. Kini rambutnya juga tertata rapih. Keningnya tertutup dengan poninya.

"Habis ini apa lagi jadwalnya?" tanya Taehyung sembari memainkan ponselnya.

Jeongyeon yang tadinya sedang memperhatikan pemberi sambutan dari sisi panggung langsung mengecek jadwal Taehyung di tabletnya. "Tidak ada."

"Kalau gitu mau makan malam bareng? Sama Youn juga ikut," gumam Taehyung, masih asik dengan ponselnya.

"Terima kasih banyak, Pak Taehyung."

Jeongyeon sudah terbiasa dengan cara bicara Taehyung yang sering bergumam. Ketika atasannya itu tengah sibuk, baik akibat pekerjaan maupun tengah main games, cara bicaranya langsung berubah. Butuh waktu agak lama bagi Jeongyeon untuk membiasakan diri.

Taehyung juga sosok yang baik. Terlepas dari sifat keras kepalanya. Dia selalu memperlakukan bawahannya sebaik mungkin bahkan dengan supirnya sendiri. Dia tidak segan mengajaknya makan di ruang pribadi sebuah restoran mahal. Dia tidak pernah itung-itungan dengan pemberian kepada anak buahnya. Tanpa dia sadari dia berinvestasi pada orang-orang untuk loyal kepadanya.

𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang