Cast : Mina//Jungkook
Forbidden Love, Lies
Words : 2.4 K
Written by : HiraethskiesMina menyodorkan segelas teh panas yang masih mengepul dan sepiring sisa kepingan kue kering kepada Jungkook.
Lelaki itu sudah tenggelam dalam uang dan lembaran kertas panjang, bukti transaksi hari ini. Celemek merah masih menggantung di lehernya, kotor dengan bercak setelah bergelut seharian di dalam dapur. Dahinya mengerut ketika dia selesai menghitung uang di jemarinya. Bibirnya bergumam pelan, mengulang nominal angka yang sudah dihitungnya.
"Rugi ya?" Mina bertanya pelan, hampir tak terdengar.
Beginilah kebiasaan Jungkook setelah Mina melayani pelanggan terakhir. Dia mengeluarkan semua uang dan mesin kas dan menghitungnya, menyamakan dengan struk pembayaran. Dekat dengan distrik perkantoran tidak menjamin rumah makan kecil itu mendapatkan pundi-pundi uang yang lebih banyak. Terlebih diujung jalan baru saja dibuka cabang restoran barberque ternama.
Jungkook menghela napas dengan kedua pipi yang mengembung. Guratan kelelahan terselip di antara wajahnya; kantong mata makin tampak dan tubuhnya makin mengurus.
"Aku bingung kenapa makin lama makin sepi," gumam Jungkook, "kalau sebulan seperti ini terus, aku tidak yakin bisa membayar uang sewa."
"Jangan menyerah. Kita harus berusaha lebih keras lagi," kata-kata Mina mengembangkan senyum di bibir Jungkook. Sederhana namun dapat mengangkat mood Jungkook.
Jemari Mina diraih oleh Jungkook dan digenggamnya lembut, "Terima kasih, Mina. Aku sangat berterima kasih karena kamu mau tetap di sini meskipun gajinya kecil."
Jungkook tak tahu apa yang akan terjadi dengan restorannya jika tidak ada Mina. Dia akan kelimpungan. Istrinya juga tidak akan bisa membantu banyak (seperti dulu) mengingat anaknya yang belum genap umur setahun masih membutuhkan ibunya. Ketika Jungkook merasa bisnisnya sudah diujung tanduk, Mina datang menyelamatkan.
Mina membalas genggaman tangan itu, "Aku tidak peduli sebesar apa kamu membayarku. Aku senang berada di dekatmu, dan itu sudah lebih dari cukup."
Rambut Mina diusap Jungkook dengan perlahan. Dia begitu jatuh cinta kepada Mina. Bayangan Mina selalu mengisi kepalanya setiap hari, lebih dibanding istrinya. Yang dia pikirkan hanyalah Mina, Mina, dan Mina. Dia dimabuk dengan bayangan Mina di rumahnya, menemaninya menjalani hari.
Hubungan terlarang ini rasanya tak ada yang salah di mata Jungkook. Mina terlalu sulit untuk tidak diindahkan. Senyumnya yang manis, perlakuannya yang lembut, dan sikapnya yang lugu membuat Jungkook menaruh hati padanya.
"Aku akan membuatkanmu makanan," kata Jungkook, bangkit dari tempatnya.
"Eh, tidak perlu," Mina menahan tangan Jungkook yang masih terkait dengannya, "aku akan makan malam di rumah hari ini."
"Kamu sudah kerja keras. Santai saja."
Jungkook kembali bergelut di dapur, memasakkan menu terenak dan termahal di restorannya, sebagai bentuk hadiah kepada Mina yang sudah sangat membantunya.
Begitu melekat di kepalanya ketika Mina pertama kali datang ke restorannya. Dengan rambut digelung dan pakaian lusuh yang sangat jomplang dengan gaya orang-orang kota. Dia memohon diberikan pekerjaan. Istrinya yang saat itu tengah menenangkan anaknya yang menangis, tak pikir panjang langsung menerimanya dan memerintahkan banyak hal.
Mina melakukan perintahnya tanpa banyak tanya, bisnis hari itu menjadi sangat lancar.
Kerap kali Jungkook mengintip dari dapur, memerhatikan Mina yang melayani satu persatu pelanggan. Senyuman kecilnya yang hadir tiap kali menghidangkan makanan membuat Jungkook perlahan merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Dia tidak menyangkal, itu hal yang sama ketika dia mengajak istrinya kencan beberapa tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐰𝐢𝐧𝐞 | 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐭𝐰𝐢𝐜𝐞 ✔️
FanfictionKumpulan short stories yang sayang buat dibuang dan dianggurin jadi draft. (Cast : BTS, Twice, TXT)