"Loh, Jen? Kamu kok udah pulang? Biasanya jam tiga?" tanya Tiffany heran saat melihat Jeno datang memarkirkan motornya di halaman rumah.
"Pusing pala Nono, Nda," keluhnya menyenderkan kepalanya ke pundak Tiffany. Alasan saja, padahal agar Tiffany tak membahas kenapa Jeno pulang cepet.
"Loh, kok bisa pusing gini? Kenapa emang? Nono ada masalah di sekolah?" tanya Tiffany khawatir sembari mengusap kepala Jeno lembut.
"Ada, Nda. Masalah hati," jawabnya menatap Tiffany dengan pandangan lelah dan bingung.
Tiffany pun tersenyum lalu menepuk pelan pipi anaknya. "Itu gampang. Sekarang kamu ganti baju sama makan dulu aja. Setelah itu dateng ke ruang keluarga. Mama mau denger masalah hati apa sampe bujang Mama ini pusing."
Jeno tersenyum senang lalu hormat kepada Mamanya. Kemudian dengan cepat ia masuk kedalam rumah.
"EH EH EH, HATI-HATI DONG ADEKK!" Panik Jennie saat Jeno hampir menabraknya.
"Hampura, Mbak. Duluan dah yaaa!"
"JEFAAAAN!"
💌💌💌💌💌
Setelah melakukan apa yang tadi diperintahkan Bunda Tiff, Jeno pun langsung turun dan berlari menuju ruang keluarga. Ia melihat Tiffany yang duduk manis di sofa, sedang menonton acara kesukaan wanita paruh baya itu yaitu brownis, Obrowlan Manizzz.
"Nda," panggil Jeno.
"Nah, duduk sini. Ayo cerita ke Bunda, siapa yang udah bikin anak Nda bingung perihal cinta?" tanya Tiffany lembut menepuk bagian kosong disebelahnya.
Jeno pun langsung duduk dan menyenderkan kepalanya di bahu Tiffany. "Jen pusing, Nda. Tugas sekolah banyak banget, tapi bukan kesitu sih."
"Terus apa dong?"
"Jadi, pas kelas dua ini Jeno selalu dapet surat misterius gitu," jelas Jeno membuat Tiffany menutup mulutnya terkejut.
"Kamu punya pengagum rahasia?" tanya Tiffany heboh.
"Ya semacam itu lah," balas Jeno menggaruk tengkuknya canggung.
"Ah, Bunda tau. Pasti kamu penasaran banget siapa sih dia yang keliatannya sayang banget sama kamu. Sampe rela-relain ngelakuin semuanya demi kamu, kan?" tebak Tiffany yang membuat Jeno terkejut dan menganggukkan kepalanya semangat.
"Kok bisa tau sih?" tanya Jeno tak menyangka.
Tiffany terkekeh melihat anak bungsunya yang terkejut. "Papa mu kan dulunya pengagum rahasia Nda," jawab Tiffany yang lagi-lagi membuat Jeno terkejut.
"PAPA? PAPA DONGHAE? PAPA YANG NGESELIN ABIS ITU?"
"Hush, kenapa teriak sih?"
"Ya kaget lah, Nda! Papa yang kaku nyebelin gitu jadi pengagum rahasia Nda yang galaknya mengalahkan Kak Ros?" Heran Jeno menutup mulutnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya secara dramatis.
Beberapa menit tak ada jawaban dari sang Bunda, Jeno pun menengok dan melihat Tiffany tengah menatapnya sinis. Sadar akan perkataannya tadi mungkin bisa menjadi maut untuknya, Jeno pun cengengesan lalu bergelayut manja.
"Ndaaa, ini adek harus apaaa?" tanyanya sembari merengek kepada sang Mama.
Tiffany kadang tak habis pikir dengan anaknya. Muka sangar, badan gede, kelakuannya berbanding terbalik. Suka pusing Tiffany tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER
FanfictionJefan Nicolas Faresta, cowok dengan panggilan Jeno. Cowok garing yang selalu dapat surat setiap pagi di meja belajar sekolahnya. Menjalani hari seperti anak-anak remaja biasa itu adalah rencana Jeno. Namun, mendapatkan surat setiap pagi itu diluar r...