Double up! Kasian soalnya kalian dikasih php :( ini chapter beneran kok 😂
"Akhirnya tadi pagi, seribu burung bangaunya selesai lho Na! Yaa meskipun sebagian dibantu oleh anak buah Chenle, tapi tidak apa-apa. Jadinya selesai jauh lebih cepat dari perkiraan, hehe."Jeno memainkan jemari dingin Jaemin sembari asyik berceloteh. Sudah beberapa hari ini ia rutin menemani Jaemin dan mengajaknya bercerita tentang apa saja. Hitung-hitung sedikit memperbaiki hubungan meski Jeno tahu agaknya percuma.
Sebenarnya pasien seperti Jeno tidak boleh masuk ICU. Tetapi terima kasih atas marga Choi yang disandangnya, Siwon membuat semuanya menjadi lebih mudah. Jadi setelah terapi, Jeno akan pergi menemani Jaemin dibantu siapapun yang sedang kebagian menjaganya.
"Burung bangaunya dipajang di kamarku, soalnya tidak boleh kalau disini. Bisa mengganggu dokter atau perawat yang harus mondar-mandir mengecek keadaanmu. Oiya, Jaehyun-hyung juga menggantung gelang kerang buatanmu lho. Curang ih, kenapa aku dan Renjun-hyung tidak dibuatkan? Nanti bangun ya, lalu kita buat sama-sama."
"Oh iya, masih ada sisa satu burung bangau yang kelebihan. Jadi kutaruh disini saja ya." Jeno meletakkan satu origami berbentuk bangau itu di samping tempat tidur Jaemin. "Jadi kau tidur tidak sendirian lagi."
"Kata dokter, kakiku sudah membaik hehe. Sekarang aku juga tidak sering merasa sesak seperti dulu, hanya kadang-kadang. Sudah bisa menghirup dalam-dalam udara musim semi di luar. Oiya, bunga sakura sedang mekar-mekarnya lho! Cantik sekali, seperti dirimu."
Jeno merogoh kantung baju lagi dan mengeluarkan sehelai kelopak bunga sakura. Bunga yang ia simpan saat kelopaknya jatuh di pangkuan ketika Siwon membawanya jalan-jalan ke taman.
"Karena kau tidak bisa keluar, jadi aku bawa satu supaya kau bisa merasakan," Jeno menempelkan kelopak sakura itu di pipi dingin Jaemin, menekannya sedikit agar tidak terjatuh. "Bisa kau cium wanginya? Lembutnya tekstur kelopak sakura?"
Jeno terkekeh sendiri. Jeno tahu adiknya ini paling suka dengan kelopak bunga sakura. Biasanya Jaemin akan mengutip kelopak-kelopak yang berguguran kemudian melemparnya keatas hingga seperti bermandikan bunga. Persis bocah.
"Rebahan terus tuh capek tahu! Kamu mimpi apa sih memangnya?" Jeno menumpukan dagunya di atas tangan Jaemin. "Bertemu gadis cantik ya? Lebih cantik mana daripada Mama?"
Telunjuk Jeno iseng menusuk-nusuk pipi Jaemin yang semakin tirus. Jeno tidak suka. "Nanti kalau sudah sembuh, kita makan sushi banyak-banyak, ok? Lihat pipimu sekarang, kurus! Aku lebih suka dengan pipimu yang penuh lemak bayi. Gembul seperti kelinci."
"Oiya, Bongshik katanya kangen," Lanjut Jeno. "Aku juga sebenarnya kangen Bongshik, sangat. Dia pasti merindukan tuan tampan ini. Tapi katanya Bongshik kangen denganmu juga. Aku melakukan telepati dengan dia kemarin."
Makin ngaco.
"Banyak teman-teman yang menjenguk terus dari kemarin. Termasuk anakmu si Jisung yang sudah tiga kali kesini. Tapi dia tidak pernah mau masuk, hanya menonton dari kaca lagi. Katanya takut, haha. Makanya bangun Na, lalu ajari anakmu agar tidak menjadi penakut lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi and Choi ✔
FanfictionKisah empat anak Choi dengan empat rupa kelakuan diluar nalar yang selalu membuat Siwon mengusap dada. "Kalau dijual, laku tidak ya?" 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲!𝐀𝐔