14. We Fought and I Hate It

15.4K 2.1K 237
                                    

Jaemin mengendap kedalam studio tari dan segera melempar tasnya ke pojok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin mengendap kedalam studio tari dan segera melempar tasnya ke pojok. Ia sengaja membolos jam pelajaran terakhir dengan beralasan tidak enak badan dan pergi ke UKS, menitipkan pesan pada Haechan apabila guru Kang bertanya.

Kebetulan Jeno tidak masuk sekolah karena menghadiri seminar, membuat Jaemin semakin bebas berbuat apapun.

Jaemin menyetel lagu setelah pemanasan singkat dan mulai bersiap di posisi tengah. Lagu Jumper
dari Cravity menggema, mengantarkan anak Choi itu pada dunianya selama ini. Tubuh tinggi itu meliuk kesana kemari dengan lentur namun tiap detailnya bermain dengan sempurna.

Jaemin sudah mencintai dunia tari sedari dini. Dulu saat ayah atau ibunya memasang musik, Jaemin kecil langsung berjoget dan menggerakkan seluruh badannya dengan aktif. Jeno kecil juga biasanya ikut berjoget namun hanya sebentar karena perhatiannya mudah teralih dengan hal lain.

Saat musik dipasang, maka empat anak Choi itu akan melakukan hal berbeda. Jaehyun yang hanya menjadi penonton, Renjun yang rebahan tapi mulut kecilnya bernyanyi, Jeno yang bergerak namun sebentar, lalu Jaemin yang menari penuh semangat dan lincah sampai selesai.

Biasanya Yoona serta Siwon hanya tertawa lalu merekam empat anaknya dengan gemas.

Kecintaan Jaemin akan dunia tari semakin berkembang kala Siwon mendaftarkannya pada sanggar. Namun ketika SMA, Jaemin memutuskan untuk berhenti karena jadwal yang selalu bertabrakan dengan kegiatan sekolah. Tetapi bukan berarti ia melepas dunianya begitu saja. Klub dance menjadi hidup Jaemin setelahnya, mencurahkan banyak effort untuk memajukan klub hingga dipilih menjadi ketua.

Hingga detik ini, setiap waktu yang bergulir ia dedikasikan pada dunia yang membawanya merasa hidup. Setiap hela napas yang terputus-putus, keringat yang membasahi tubuh, lelah yang mencengkram sendi, akan terus menjadi alasan Jaemin mengeskpresikan hidup yang ia inginkan.

Cedera bukan penghalang.

Jaemin yang sibuk adalah Jaemin yang tidak tahu waktu. Terus menari dan bergerak sampai tidak sadar jika jam sudah menunjukkan angka enam. Tidak tahu jika ponselnya terus berdering karena tersimpan rapat didalam tas. Tidak mengantisipasi kala pintu studio terbuka keras dan menampilkan Choi Jeno yang terlihat berantakan dengan ekspresi kesal yang kentara.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Jeno membentak sembari melangkah masuk.

Jaemin terlonjak. Ia segera mematikan musik dengan napas terengah dan keringat bercucuran, mengabaikan Jeno yang berusaha tidak memuntahkan lebih banyak amarah.

"Kenapa kesini? Kukira kau langsung pulang." Jaemin tidak mempedulikan pertanyaan Jeno dan memilih mengambil tisu untuk menyeka peluh.

"Harusnya aku yang bertanya. Kenapa kau disini?"

Jaemin membuka botol minum sembari melirik Jeno yang wajahnya memerah. "Tentu saja menari, apa lagi? Bermain basket?"

"Lalu berbohong pada Haechan jika kau tidak enak badan?"

Choi and Choi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang