"Choi Bongshik, where are yaaaaa?"
Jeno melongok ke bawah meja dan kursi, menyusuri kamar demi kamar, menyibak tanaman Mama, mengintip kolam ikan, bahkan seluruh lantai sudah ia endus namun kehadiran kucing putih-oranye-hitam itu tidak terlihat dimanapun.
"Bongshik anakku, kemarilah. Papa membawakan makanan!"
Jeno bahkan mencari di mesin cuci —barangkali Renjun lagi-lagi memasukkannya kesana— namun nihil. Jeno berdecak sembari berkacak pinggang, mulai lelah menyusuri rumah seharga sepuluh milyar itu demi mencari kucing kesayangannya.
"Kemana anak nakal satu itu?"
Sekali lagi, Jeno kembali mengendus lantai. Ia membuka kulkas dan kabinet, melongok kebawah kolong kasur, mengacak laci demi laci, mencari di garasi bahkan membuka pintu mobil satu-satu, bahkan ruang laundry sambil menyingkap baju-baju yang akan dijemur oleh maid.
Lelah, Jeno menghempaskan diri ke sofa, disamping Jaehyun yang sibuk membaca Webtoon. Sofa ruang tengah memang dikuasai oleh Choi Jaehyun, bahkan si sulung tahu letak remote yang terkadang kehadirannya begitu ajaib. Saat dibutuhkan tidak ada, saat tidak dibutuhkan malah terpampang nyata didepan mata.
Oh ya, Jaehyun juga yang sering membeli stock remote yang dilempar si bungsu.
"Hyung, lihat Bongshik?"
Jaehyun menggeleng. "Coba tanya Bibi Cha."
"Sudah. Semua pembantu sudah kutanya, tapi tidak ada yang melihat Bongshik."
Iya, hanya ada mereka berdua selaku Choi di rumah. Siwon bekerja seperti biasa, Yoona mampir ke butik sepupunya (sepertinya Yoona memikirkan tawaran Jessica untuk menukar anak-anak Choi dengan kepemilikan satu butik di Amerika), Renjun yang memiliki kelas, lalu terakhir si bungsu Jaemin yang sibuk dengan klub dancenya.
"Mungkin Bongshik ngambek ditinggal ke Jeju, jadi dia memilih minggat dan berpetualang mencari cinta." Ujar Jaehyun asal.
Jeno mendengus. "Sekalian saja Bongshik memesan tiket ke Amerika dan memutuskan tinggal disana."
"Hm, ide bagus. Aku kepikiran untuk mengirimkan paket ke Bibi Jess berupa mayat Bongshik."
"Mati kau, Hyung!!!"
Setelah puas menyiksa sang kakak, Jeno akhirnya memutuskan mencari keluar rumah, barangkali Bongshik jalan-jalan disekitar komplek dan lupa arah pulang.
"Bongshik, cintaku manisku sayangku hidup matiku, dimana kamuuu."
Sumpah, Jeno persis seperti orang gila yang berbicara sendiri sepanjang jalan.
Ia menelusuri sepanjang jalan, menyibak semak-semak, mengintip ke pekarangan tetangga, bahkan memeriksa tiap sudut selokan. Bahkan ketika Jeno mencarinya sampai ke taman, tidak ada tanda-tanda kehadiran si kucing Choi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi and Choi ✔
FanficKisah empat anak Choi dengan empat rupa kelakuan diluar nalar yang selalu membuat Siwon mengusap dada. "Kalau dijual, laku tidak ya?" 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲!𝐀𝐔