Choi Siwon meregangkan badannya yang terasa remuk setelah duduk seharian menatap kertas dan laptop tanpa henti. Ia melempar pandangan keluar jendela, dimana langit Seoul telah tertutup selembar selimut gelap dan angka pada jam digital seakan memaksanya untuk pulang.Pria yang akan menginjak usia kepala enam itu bergegas bangkit dari kursi dan mulai merapikan barang dengan buru-buru. Sebenarnya Siwon sedang tidak dikejar sesuatu, hanya saja ia malas jika nantinya terjebak macet dan berakhir mendengar kultum panjang dari anak bungsunya yang sangat cerewet di rumah.
Menyapa para karyawan saat lewat, mengendarai mobil di jalanan Seoul ditemani malam dingin juga lampu-lampu cantik sepanjang jalan, bersenandung kecil meski lelah, adalah rutinitas harian yang dijalani ayah empat anak tersebut setiap pulang bekerja. Terkadang diselipi dengan mampir ke pertokoan untuk membeli titipan yang diinginkan keluarga kecilnya. Monoton, namun Siwon menikmati setiap detiknya.
Ketika mobil sudah mendarat dengan selamat di pekarangan rumah, Siwon dengan santai berjalan menuju pintu. Bahkan dari depan, suara-suara keributan sudah terdengar. Siwon menyempatkan menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tetangga-tetangganya tidak terganggu meski rasanya mereka bahkan sudah kebal dengan kerusuhan keluarga Choi.
Baru juga Siwon membuka pintu...
"JAEHYUN-HYUUUNNGGGGG!!!"
Disusul suara lemparan benda yang memantul ke dinding kemudian pecah. Siwon mengurut dada.
Melangkah masuk lebih dalam...
"JENO JANGAN MEMBUATKU MARAH ATAU KUPATAHKAN LAGI KAKIMU!"
Siwon menghela napas.
"HEH CHOI RENJUN, KENAPA BONGSHIK DILEMPAR KE KOLAM RENANG??!"
"TIDAAAKKK SAYANGKUUU!!! TUNGGU PAPA, PAPA AKAN MENYELAMATKANMU!" kemudian terdengar suara seseorang yang menceburkan diri ke kolam.
Siwon berhenti dan menatap ruang tengah dengan nanar. Sungguh, jika ia harus bertahan setidaknya sepuluh tahun ke depan seperti ini, mungkin Siwon harus mengucapkan selamat tinggal pada anak-anaknya.
"JAEMIN ASTAGA, KAU SUDAH BESAR KENAPA MASIH HOBI MEMECAHKAN REMOTE??!"
Karena sepertinya pria ini mulai memikirkan cara membunuh empat anaknya tanpa terlibat kasus kriminal.
"Astaga, tolong beri aku kesabaran berlebih Ya Tuhanku.."
••••
Jaemin melonjak girang saat mendapat email bahwa ia lolos menjadi trainee di salah satu agensi besar Korea. Ia melompat, roll depan belakang, kayang, bahkan hampir salto dari balkon kalau ingat ia tidak mau lumpuh untuk kedua kalinya.
Hari masih pagi, kemungkinan besar keluarga Choi sudah berkumpul untuk sarapan. Jaemin segera berlari dan turun ke lantai dua. Bukan dengan meniti anak tangga, melainkan meluncur di railing tangga sembari berteriak kegirangan, menyebabkan Siwon hampir terkena serangan jantung. Hampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi and Choi ✔
FanficKisah empat anak Choi dengan empat rupa kelakuan diluar nalar yang selalu membuat Siwon mengusap dada. "Kalau dijual, laku tidak ya?" 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲!𝐀𝐔