Kalian ga curiga gitu kalo udah chapter terakhir 🥺
Renjun muak. Renjun benci. Renjun sudah kehabisan kesabaran.
"Bongshiiiikkkk!!!" Renjun berteriak kesal saat majikan kesayangan budak Jeno itu mengacak-acak lembar laporannya. Padahal laporan sudah siap dibawa ke kampus pagi ini, tetapi kucing sialan itu membuat lembarannya robek dan tidak ada waktu untuk mencetak ulang.
"Mati kau kucing biadab, mati kau kucing sialaannn!!"
Renjun langsung menarik tengkuk Bongshik dengan kasar, tidak peduli kucing itu mengeong keras. Lalu saat sampai di lantai atas, tanpa ragu Renjun memasukkan kucing itu ke mesin cuci dan mulai menjalankan mesin hingga Bongshik berputar kesana-kemari.
"YAK CHOI RENJUN APA YANG KAU LAKUKAN PADA BONGSHIK??!"
Jeno langsung mendorong keras kakaknya agar menyingkir, membuat tubuh kecil Renjun limbung dan hampir terjungkal ke bawah. Sementara Jeno buru-buru mematikan mesin dan mengeluarkan kucing yang menampilkan raut seperti ingin menangis. Jeno jadi ingin ikut menangis.
"Hiks, sayaaanngg," Jeno terisak kecil sembari memeluk erat dan mengusak kucing kesayangannya. "Papa di sini, jangan takut ya sayang. Maaf Papa gagal melindungimu dari penyihir itu."
Bongshik mendusal pada dada Jeno, mengeong lirih seakan tengah mengadu.
Renjun mengambil sikat baju dan langsung melemparnya ke Bongshik hingga kucing itu mengeong marah karena kaget. Jeno melotot, balik melempar Renjun dengan sabun cuci hingga bubuknya beterbangan dan tumpah.
"Jangan paksa aku untuk menghentikan pembunuhan ini," telunjuk Renjun mengarah penuh dendam pada Bongshik. "Kucing sialan itu akan mati hari ini."
"Sentuh Bongshik sedikit saja, kau akan kujual di tempat pelelangan ikan!"
Jeno sayang, tidak ada yang sudi menawar Renjun.
Jaehyun yang baru bangun mendekat ke tempat cucian dengan malas, menguap sembari menggaruk perutnya. Lalu melihat dua adiknya sedang bertengkar, bukannya memisahkan tetapi Jaehyun malah duduk dan menonton.
"Kau tahu, kucing setan ini menghancurkan laporanku!" Pekik Renjun. "Aku harus mengumpulkannya pagi ini dan Bongshik merobeknya, aku tidak punya waktu itu mencetaknya kembali!"
Jeno menjulurkan lidah. "Memangnya aku peduli? Bongshik itu hanya kucing, mana bisa berpikir apakah itu laporanmu atau bukan!"
"Dia bukan kucing biasa, dia kucing jadi-jadian yang penuh kutukan!"
Jaehyun melangkah masuk dan tak lama kembali lagi, kali ini dengan Jaemin di punggungnya. Katanya ada drama menarik pagi ini, jadi Jaehyun mengajak Jaemin untuk menontonnya bersama. Renjun dan Jeno masih sibuk adu mulut sembari sesekali melempar barang.
"Mau taruhan?" Ajak Jaehyun. "Yang menang, harus traktir makan siang."
Jaemin sebenarnya masih mengantuk, tetapi drama di depannya sayang dilewatkan. Jadi ia mengangguk. "Fine, aku pegang Renjun-hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi and Choi ✔
ФанфикKisah empat anak Choi dengan empat rupa kelakuan diluar nalar yang selalu membuat Siwon mengusap dada. "Kalau dijual, laku tidak ya?" 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲!𝐀𝐔