"Nana?"Jaehyun masuk kedalam kamar Jaemzin dengan hati-hati. Si bungsu tengah berdiri di balkon membelakangi pintu, memperlihatkan punggung yang masih terbalut seragam sekolah.
Si sulung Choi mendekati sang adik dan berdiri disebelahnya, baru menyadari jika Bongshik berada di dekapan Jaemin. Kucing itu mendusal manja pada tuan nomor dua favoritnya, mengeong pelan dan menarik atensi Jaemin untuk mengusapnya.
"Kenapa belum mandi?" Jaehyun bertanya sembari bertumpu pada pembatas balkon.
"Dingin." Jaemin menjawab tanpa menoleh pada sang kakak. Atensinya penuh pada Bongshik.
"Kan ada water heater."
"Rusak."
Jaehyun terdiam, baru ingat jika pemanas air di kamar mandi si bungsu rusak. Padahal Jaemin sudah mengeluhkan itu dari kemarin. "Mandi di kamar Hyung."
Gelengan kecil didapat. Jaemin mendekap Bongshik semakin erat saat angin malam berhembus dan membuat Jaemin sedikit menggigil.
"Ayo masuk, udara malam tidak baik untukmu." Jaehyun terus berusaha membuat Jaemin berbicara padanya meski hanya satu kalimat.
Tapi Choi dan keras kepala adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Jaemin masih ingin berdiri disini, menatap langit malam yang menenangkan. Meski bulan tertutup awan dan bintang terpapar polusi cahaya, tetapi bagi Jaemin malam selalu berhasil membuatnya lebih baik.
Tapi dia mulai kedinginan :(
Jadi bungsu Choi itu mendekat pada Jaehyun dan menubruk dadanya mencari kehangatan. Jaehyun dengan senang hati melingkarkan lengan kokohnya pada Jaemin untuk didekap erat. Bongshik mengeong merasakan kehangatan tubuhnya yang dihimpit dua anak Choi.
Tapi Bongshik tidak cukup betah berada diantara pelukan Jaehyun dan Jaemin, sehingga meronta minta dilepaskan dan segera melompat kebawah kala si bungsu Choi melonggarkan dekapan. Mungkin bagi Bongshik tidak ada yang senyaman pelukan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi and Choi ✔
FanfictionKisah empat anak Choi dengan empat rupa kelakuan diluar nalar yang selalu membuat Siwon mengusap dada. "Kalau dijual, laku tidak ya?" 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲!𝐀𝐔