"Renjun!"
Renjun yang sibuk memperhatikan langkah menuju halte bus, seketika menoleh dan menemukan seorang pria melambai kearahnya sembari berjalan mendekat.
"Kafe Moon, ayo?"
Renjun menggeleng. "Aku mau langsung pulang."
Pria itu mengerang. "Oh boy, c'mon! You rarely join us for having fun. Trust me, you'll like it! It will be many-"
"I said no, Mark."
Lee Minhyung atau kerap disapa Mark, mengerucutkan bibirnya. Pria itu menghela napas panjang, kemudian menepuk pundak sang kawan. "Serius, Renjun. Sesekali kau harus bersenang-senang di luar bersama teman-teman.
Renjun mengulas senyum tipis. "It's okay, jika aku ingin bergabung pasti akan memberitahumu."
Mark mengangguk. "Okay, be careful!" Kemudian melangkah pergi sembari melambai pada sang sahabat.
Mark Lee, adalah adik kandung dari Lee Taeyong dan kakak dari Lee Haechan. Kebetulan yang luar biasa, kan? Apalagi mereka punya usia yang sama dengan anak Choi.
Mark Lee dulunya sempat tinggal di Kanada saat kecil, saat dimana perekonomian keluarga Lee sedang kesusahan dan si tengah terpaksa dititip pada pamannya yang tinggal disana. Sementara si bungsu Haechan dititip pada sang nenek di Jeju, menyisakan si sulung Taeyong yang menetap di Seoul bersama kedua orangtuanya.
Lalu datanglah keluarga Choi yang dengan senang hati menolong perusahaan Lee Dongwook yang hampir bangkrut saat itu. Setelah perekonomian membaik akibat suntikan dana dari perusahaan Choi, barulah Mark dan Haechan ditarik kembali ke Seoul.
Sejak saat itu, dua keluarga ini menjadi dekat begitu juga anak-anaknya yang saling menempel satu sama lain. Berada pada satu sekolah juga satu universitas seperti keinginan mereka.
Simpel? Iya, ini kan cerita pasaran. Jadi dibuat mudah saja, saya malas mikir ribet.
Well, mari kembali lagi pada Choi Renjun.
Pria yang tahun ini menginjak kepala dua itu bergegas memasuki bus yang membawanya pulang. Padahal keluarganya kaya raya, tapi Renjun adalah tipikal sederhana yang tidak menggembar-gemborkan harta orangtua. Menurutnya, lebih seru menggunakan bus sembari menikmati pemandangan Seoul dan interaksi orang-orang ketimbang menyetir dibalik kemudi.
Tapi jika ia terlambat atau ada hal mendesak, baru menggunakan mobil.
Si tengah Choi itu memasang headphone dan membiarkan lagu You Were Beautiful memenuhi dunianya saat ini. Menyesapi lirik demi lirik, ikut bernyanyi meski hanya berupa gerakan bibir.
Pandangannya terlempar keluar jendela. Bus yang melaju membawanya pulang ditemani sebuah lagu juga pemandangan Seoul yang padat, membuat Renjun larut dalam kenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choi and Choi ✔
FanfictieKisah empat anak Choi dengan empat rupa kelakuan diluar nalar yang selalu membuat Siwon mengusap dada. "Kalau dijual, laku tidak ya?" 𝐁𝐫𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫𝐬𝐡𝐢𝐩 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲!𝐀𝐔