Bumi orang yang tak pernah neko-neko. Bukan juga orang yang ingin terkenal atau meraih popularitas semasa sekolah. Dia seperti anak laki-laki pada umumnya, biasa saja. Invisible.
Jika saja bukan karena nama mereka yang cocok, Bumi yakin dia hanya dikenal sebagai anak pendiam yang tak banyak tingkah. Hanya saja, masa SMA-nya tidak se-simple masa SMP. Walaupun hanya urusan nama cocok, semuanya jadi merembet. Mulai dari ketenangannya, sampai popularitasnya.
Siapa sih yang tak kenal couple kelas 10 IPS A?
Bumi yakin semua tahu, khususnya sesama anak IPS.
Gadis itu... Bulan namanya.
Hm, kalau boleh jujur, Bulan memang manis, juga lucu, dan kelihatannya agak lugu.
Tertarik? Tentu saja, siapa yang tak tertarik sama gadis unik sepertinya? Bumi rasa hampir tidak ada.
Bulan itu unik – walau hanya diperhatikan dari jauh, maka dari itu Bumi selalu kikuk setiap berpapasan. Faktor pertama karena (sejujurnya) Bulan cantik dan faktor kedua adalah teman-teman kelasnya membuat semakin awkward – meledek habis-habisan.
__
"Mi, menurut lo Bulan gimana?" Ujar Jeffri di tengah-tengah percakapan mereka tentang kelas. Bumi mengernyitkan alisnya, random sekali pertanyaannya.
"Biasa aja." Bumi kan tak mungkin bilang: waw, iya Bulan cantik banget. Bukan dia sekali. Bumi masih mempertahankan wajah datarnya. Bahkan papan setrikaan kalah datar.
Di tengah keramaian kantin, membuatnya harus memasang pendengaran lebih tajam.
"Loh? Padahal lo yang dijodoh-jodohin. Kok bisa biasa aja? Gue sih jadi lo langsung gas. Cantik gitu bocahnya." Kali ini Martin menyahuti.
Jeffri mengetuk meja dengan tangan kanannya, menghentikan kegiatan makan yang lain. "Kalau begitu, Bulan gue aja ya yang deketin? Gimana?"
"Terserah." Satu kata yang keluar dari mulut Bumi membuat Jeffri terkekeh riang.
Bumi yakin dirinya belum suka atau bahkan tidak suka dengan gadis itu.
Gadis yang bahkan belum sebulan ia kenal – mereka bahkan belum berkenalan secara resmi. Mana mungkin ia menyukainya, kan?
Suara denting dari piring seseorang mengalihkan perhatiannya.
Tepat di seberangnya – persis di depan meja yang ia tempati, ada seorang gadis yang buru-buru mengalihkan pandangan darinya. Gadis itu lantas menatap makanannya dan ternyata suara dentingan itu berasal dari piringnya yang ia ketuk-ketukan tanpa sadar.
[🌕⛪🕌🌍
To be continued...]Double update!
Ada yang nunggu mereka?
Aku minggu ini lagi PAS, guys. Makanya update-nya agak lama dari biasanya. Tapi sekarang sudah selesai, yey💃
Mulai konfliknya nih, pegangan yang kuat ya kawan-kawan:)
Love you all,
From Deer.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️BUMI DAN BULAN
FanfictionSebagai manusia, mereka tak pernah sanggup mengatur perasaan mereka, Tuhan mereka yang mengatur. Lantas kalau begitu, kenapa dua makhluk yang Tuhan-nya pun berbeda disatukan dengan perasaan yang sama? Bulan harus mengikhlaskan ketenangan di masa SMA...