Sejak Jeffri memintanya untuk menjauhi Bulan, sejak saat itu interaksi mereka terputus. Biasanya jika mereka tak sengaja berpapasan, gadis itu akan riang menyapanya, tidak peduli apakah dirinya membalas sapaan atau tidak. Gadis itu tetap akan tersenyum lebar jika melihatnya.
Seperti ada koneksi, Bulan juga ikut menjauh. Bukankah itu mempermudah dirinya, tapi mengapa malah janggal sekali rasanya?
Ia merasa ada yang hilang. Sesuatu yang hilang di dirinya seperti puzzle yang kehilangan salah satu kepingannya. Satu puzzle hilang, maka seluruh puzzle tidak akan selesai.
Seharusnya Bumi tak perlu memusingkan hal ini. Ini pilihannya, ini keputusannya. Dari awal memang dia tak pernah jatuh cinta pada gadis itu, dia jujur soal itu.
Badannya menegang. Di seberang sana gadis itu sedang berjalan, terlihat biasa saja. Dalam sekejap ia melupakan keinginannya untuk mengambil barang yang tertinggal di kelas, kepalanya malah diisi oleh pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa yang Bulan lakukan sampai harus pulang jam segini? Apakah ojeknya sudah sampai? Apakah dia masih takut gelap?
Kenyataannya Bulan baik-baik saja. Gadis itu baru saja melewatinya tanpa menyapa, tanpa tersenyum, dan tanpa melirik.
Bumi ingin menertawai dirinya sendiri sekarang. Bukannya ini yang ia mau? Ada apa dengan perasaannya? Ini sungguh menjengkelkan.
Rasanya menyakitkan, namun ia tak mengerti di bagian tubuh mana yang sakit. Ia tak paham.
__
Sudah hampir sebulan seperti ini. Bumi juga tak bisa melakukan apa-apa. Belum lagi kecanggungan melanda tatkala mereka sekelompok.
Minggu depan sudah memasuki ujian semester genap, mengingat nomor absen dirinya dan Bulan berurutan membuatnya sedikit senang. Entah mengapa.
Setidaknya ia masih dekat untuk urusan seperti ini.
Perasaan ini hanya rindu, bukan?
Ya setidaknya dia pikir begitu.
Ia rindu omelan gadis pendek itu, rindu juga percakapan random yang diajukan oleh gadis itu, ataukah dia rindu gadis itu mengirim spam stiker di chat mereka yang berujung hanya dia baca.
Ia rindu gadis itu tersenyum padanya.
Perasaan ini menyiksa, sungguh. Kalau dia tak cinta, kenapa gadis itu harus selalu muncul di mimpinya? Kalau dia tak suka, kenapa gadis itu selalu muncul di pikirannya?
Kalau ia tak suka, mengapa ia selalu berharap gadis itu menyapanya?
Kalau ia tak suka, kenapa ia terluka?
Kalau ia tak suka, kenapa gadis itu selalu jadi orang yang ia rindukan?
Tolong jelaskan padanya apa maksud perasaan ini. Tolong jelaskan padanya bahwa dia baik-baik saja tanpa kehadiran gadis itu.
Tolong katakan kalau memang ternyata dia jatuh cinta dengan gadis itu jauh sebelum ia mengenal gadis itu. Bahkan jauh sebelum Jeffri tertarik dengannya. Jauh dari itu.
Faktanya, dia telah jatuh cinta dengan gadis yang memberikannya sapu tangan saat tangannya tergores tandu. Ia meringis, mana ada orang sakit memberikan pertolongan pada orang yang membantunya, mungkin hanya Bulan.
Bodoh sekali Bumi, kau bahkan tak pernah tahu bagaimana jatuh cinta, lantas kenapa bisa menyimpulkan kau tidak akan jatuh cinta dengan gadis atraktif seperti Bulan?
[🌕⛪🕌🌍
To be continued...]Kalian suka Jungri mulai kapan sih? Aku kepo nih ceritanya 😳
Curcol nih aku, aku mulai suka mereka pas aku kelas 8 akhir-akhir mau ke kelas 9 berarti 3-4 tahun lalu. Inget banget waktu itu aku suka karena nonton moment mubank di Singapore.
Oiya, kalian suka sama Jungkook dulu atau Yerim dulu? Aku Jungkook! Dan awalnya gak suka dia di-ship sama Yerim AHAHAHAHHA, aku ship sama yang lain deh pokoknya gak usah disebut. Eh jadi kecantol, malah aku jadi lebih suka sama Yerim sampe sekarang daripada Jungkooknya:D
Udah sampe sini aja curcolnya wkwk. Jangan lupa jaga kesehatan ya, keadaannya makin menegangkan sekarang. Jangan lupa makan dan minum vitamin, oke?
Love you all,
From Deer.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️BUMI DAN BULAN
FanficSebagai manusia, mereka tak pernah sanggup mengatur perasaan mereka, Tuhan mereka yang mengatur. Lantas kalau begitu, kenapa dua makhluk yang Tuhan-nya pun berbeda disatukan dengan perasaan yang sama? Bulan harus mengikhlaskan ketenangan di masa SMA...