20. Skin Ship Mencekam

95 5 12
                                    

Malam sudah larut, tapi bayangan wajah Andri Ikhman kembali melayang dipikiran Honey Joana hingga tak bisa tidur. Ia bangun dari tempat tidurnya dan duduk di kursi belajarnya sambil membuka laptop tuk bercengkrama dengan fansnya dan membunuh pikirannya akan Andri. Jam digital dari sudut laptopnya menunjukkan pukul 10:45 malam.

Ting!

Ada sebuah pesan masuk dari email-nya. Ia mengecek isi pesan dan matanya terbelalak membaca pesan tersebut.

📩

Ayahmu terlibat dalam kasus pembunuhan keluarga Wijaya? Temui aku malam ini jam 12 di Pelabuhan Anjungan!

Honey terdiam. Meksi pernah mencurigai ayahnya namun melihat kasih sayang ayahnya pada Stefano, rasa curiga itu hilang. Ia percaya penuh pada ayahnya.

Ting!

Pesan email kembali masuk. Dengan ragu dan sedikit gemetar, Honey mengecek pesan itu lagi, "Video?" ia mengklik dan menonton video tanpa suara itu, dimana ayahnya dan Candra Wijaya seolah sedang beradu argumen lalu berkelahi.

Honey menghela nafas panjang. Keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajahnya. Ia menopang kepalanya dengan kedua tangannya seraya berpikir keras dan menatap laptop lalu membalas email tersebut.

📩

'YA. AKU TERIMA PERTEMUAN INI!

Honey mengamati penampilan chic-nya di cermin. Ia berpenampilan serba hitam. Tanktop hitam dipadukan dengan jaket kulit hitam dan jeans hitam plus topi basecape hitam dan sepatu boots tanpa heels. Begitu merasa percaya diri, ia keluar kamar.

"Honey! Mau kemana?" tanya Renata yang berpas-pasan dengan Honey di anak tangga.

"Honey! Mau kemana?" tanya Renata yang berpas-pasan dengan Honey di anak tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renata

Honey terkejut. Matanya menatap ibunya lalu melihat Andri yang berdiri di belakang ibunya. Ia kembali melihat ibunya, "Ibu tak perlu khawatir. Aku ada keperluan. Aku sudah mengirimkan pesan email kepada ayah. Aku pergi!"

"Mau ku temani?!" tanya Andri

Honey menatap Andri, 'Benar. Aku butuh pria menemaniku. Tapi Andri belum bisa ku percaya lagi dan ini masalah tentang ayah..,' batinnya menimbang penawaran Andri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dangerous BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang