12. Kecemasan Hati

64 6 11
                                    

Honey Joana membuka kacamatanya sambil menatap sinis pada Stefano Yunarta yang baru saja mencabut kunci mobil Raditya, "APA YANG KAU LAKUKAN? AKU TIDAK INGIN NAIK MOBILMU!" hardiknya menatap kesal pada Stefano.

Bukannya menjawab, Stefano malah menuju ke sisi mobil tempat duduk Honey lalu membuka pintu mobil dan menarik tangan Honey tuk turun dari mobil.

Namun bukannya turun, Honey yang keras kepala memilih tuk bertahan. Tangan lainnya yang nganggur segera menggenggam tangan Raditya tuk mempertahankan diri. Ia menatap Raditya tuk segera ikut menggenggam tangannya dan mempertahankannya juga agar tetap berada dalam mobil.

"Lepaskan tangannya!" tegas Stefano sambil menatap tajam pada Raditya yang menggenggam erat tangan Honey.

"JANGAN LEPASKAN!!!" pekik Honey pada Raditya yang tampak gugup, "Aku akan membunuhmu kalau kau melepaskanku," ancamnya memelototi Raditya dengan sinis.

Bagai buah simalakama, maju kena mundur kena. Itulah perasaan Raditya. Ia takut akan Honey dan Stefano secara bersamaan. Ia bingung mau mengikuti kata siapa.

Karna Honey tetap bertahan demikian pula Raditya yang tak mengikuti perintahnya maka Stefano memasukkan kepalanya dan separuh badannya ke dalam mobil. Ia menatap marah dan kesal pada Honey lalu berkata, "Ini akibat dari laranganmu,"

BAKKK!!!

"AGHHH!!!" teriak Raditya kesakitan seraya melepaskan genggamanya. Pukulan Stefano pada tangannya begitu kuat.

Stefano kembali menatap Honey, tapi kali ini tatapannya lebih tajam dan wajahnya cukup dekat pada wajah Honey, "Apa kau masih ingin tetap di sini? Atau aku harus mencekik lehernya agar kau keluar dari mobil?"

Honey mengalihkan pandangannya. Ada rasa takut yang menerjangnya. Ia takut bukan karena Stefano ingin mencekik leher Raditya tapi wajah Stefano begitu dekat dengan wajahnya. Ia memutuskan tuk mengalah, "Aku akan keluar!" sungutnya kesal tuk mengalihkan rasa takutnya.

Stefano menarik diri dari pintu mobil. Ia memberi ruang tuk Honey agar turun dari mobil dengan sendirinya tanpa harus mendapatkan paksaan darinya. Ia menatap kesal Honey yang telah berdiri di depannya. Lalu melempar kunci mobil pada Raditya yang langsung sigap menangkap, "Pulanglah! Aku yang diminta Hardian tuk menjemput Honey," perintahnya seraya menatap sinis dan intimidasi Raditya sehingga mulut Raditya yang masih ingin bertanya akhirnya terbungkam dan mengikuti ucapannya.

***

Mobil Raditya berlalu meninggalkan Stefano Yunarta dan Honey Joana di area parkiran.

Stefano Yunarta dan Honey Joana (Anggap topi bucket hat warna kuning)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stefano Yunarta dan Honey Joana
(Anggap topi bucket hat warna kuning)

Dangerous BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang