13. Rasa Sedih Untukmu

67 5 5
                                    

🎶 Gummy - Alone

Honey Joana duduk mereung. Matanya menatap langit gelap dari balik kaca jendela kamarnya. Ingatan membawanya pada kejadian siang tadi di Restoran Hotel Jewerly. Mata dan hatinya melihat dengan jelas adanya kesedihan yang terpancar dari sinar mata Andri Ikhman saat memandang Junie Yunika yang menggandeng mesra lengan Stefano Yunarta.

Honey Joana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Honey Joana

Kesedihan yang dirasakan oleh Andri membuat hatinya juga ikutan sedih. Dia jadi tak suka dengan kata andai.

Andai saja, ia bisa menghapus kesedihan Andri.
Andai saja, ia mampu membuat Andri jatuh cinta padanya.
Andai saja, Andri menoleh melihat hatinya. Andai saja, kecantikan yang ia miliki mampu membuat Andri jatuh hati padanya.

Andai saja!
Kapan andai saja itu menjadi nyata?!

Namun ia tak mau menyerah begitu saja. Ia masih menanti hari indah itu. Hari di mana Andri menatapnya penuh cinta. Akankah ia melihat tatapan cinta untuk Junie akan berpindah padanya?

"Huft!!!"

Ia mendesah berat. Saat ini, ia benar-benar iri dengan Junie.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu kamarnya menyadarkannya dari lamunannya, "Masuklah!" sahutnya lalu menoleh ke arah pintu tuk melihat siapa yang datang ke kamarnya, "Wati, ada apa?" tanyanya pada pelayan pribadinya di rumah ini.

"Tuan Hardian ingin bertemu nona di ruang kerja,"

"Oke!"

Honey bergegas ke ruang kerja ayahnya yang terletak tak jauh dari kamarnya yang berada di lantai dua.

"Malam ayah!" sapa Honey saat masuk ke ruang kerja dan menyamperin meja kerja ayahnya.

"Malam sayang!" balas Hardian lalu menyodorkan sekotak Handphone keluaran terbaru di meja, "Hadiah untukmu!"

"Memangnya Handphoneku yang dulu kemana?" tanya Honey pada Hardian yang menatapnya aneh.

"Handphonemu yang dulu masih disimpan oleh Stefano. Nanti kau tanyakan sendiri saja padanya,"

"Ste-fano? " ulangnya bingung pada ayahnya yang hanya mengangguk, "Bukankah dia divisi narkotika? Kenapa dia menyimpan handphoneku?" tanyanya heran dan tak mengerti seraya melihat ayahnya yang tersenyum memandangnya. Ia jadi kesal, "Ah, sudahlah. tidak penting dengan divisinya!" lanjutnya tak peduli, "Tapi..., bisakah aku ingin tahu alasan ayah memperkerjakannya?" selidiknya pada ayahnya yang kini menatapnya serius, "Aku tidak suka dengannya. Jadi tolong, ayah mempertimbangkannya kembali!" pintanya tegas.

Dangerous BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang