27. Perjodohan

96 6 32
                                    

Tak tik tak tik!

Langkah sepatu loafers Stefano Yunarta mengikuti langkah pelayan yang berpakaian geisha dan membawanya ke salah satu bilik restoran. Pelayan geisha itu membukakan pintu untuknya.

"Oh Stefano, masuklah!"

Stefano melihat Panji Suratman duduk bersila bersila di depan meja.

Panji Suratman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panji Suratman

"Ada apa dengan tanganmu?" tanya Panji terkejut melihat tangan Stefano yang di perban.

Stefano melihat sekilas tangannya yang terluka karna tadi ia memukul tembok tuk melampiaskan kemarahannya akan Honey Joana. Ia tersenyum singkat, "Tidak apa-apa," jawabnya seraya duduk bersila di seberang Panji, "Ada apa paman memanggilku?" tanyanya tanpa basa-basi. Hari ini pikirannya sedang kalut karna ucapan Honey yang mengangganya musuh. Hatinya tak mau menerima ucapan itu.

"Santailah dulu. Kita nikmati makan malam kita yang lezat ini," jawab Panji mengajak Stefano tuk rileks terlebih dahulu.

Mereka pun mulai menyantap hidangan lezat makanan Jepang yang disajikan oleh pelayan-pelayan geisha.

"Pelaku tabrak lari Honey telah tertangkap. Dia hanya seorang mahasiswa biasa yang berprofesi sebagai pembalap. Dia hobi mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dan yang pasti dia telah menerima hukumannya," ucap Panji membuka suara seraya menyantap makanannya.

Stefano memandang Panji, "Apa paman yakin dia hanya sekedar mahasiswa biasa?" tanyanya skeptis. Sejujurnya ia merasa ada unsur kesengajaan dalam kecelakaan yang menimpa Honey kemarin. Otaknya berpikir, jika penabrak itu orang suruhan. Karena menurutnya, insiden kemarin mirip seperti insiden di mall. Target utama mereka Honey bukan Junie. Tapi sekali lagi, ia lalai dalam menolong Honey.

"Tentu saja, aku yakin. Ibu mahasiswa itu datang meminta maaf sambil menangis di kantor polisi. Tinggal menunggu keputusan Honey, apa dia ingin memperkarakan masalah ini atau tidak?"

Stefano hanya mengangguk pelan sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Bagaimana kabar Honey? Apa dia terluka parah?"

"Aku tidak tahu. Aku memutuskan untuk resign dari Hardian,"

Panji mendelik. Ia tak menyangka Stefano menyerah dengan mudah pada permainan Hardian. Senyuman cerah menghiasi wajahnya. Ia menatap Stefano yang asyik menyantap makanan, "Lakukan mana yang terbaik untukmu. Paman hanya bisa mendukungmu!"

"Terimakasih," jawab Stefano sekenanya.

Begitu selesai makan, Panji mengeluarkan sebuah map dokumen lalu di berikannya kepada Stefano.

"Apa ini?" Stefano membuka dokumen itu. Ia tercengang akan isi dari dokumen itu, "Apa ini asli?" tanyanya sedikit skeptis pada Panji yang menatapnya heran, "Hmm..., maksudku apa sungguh benar isi dokumen ini?" tanyanya lagi hati-hati. Ia tak ingin menyinggung perasaan Panji.

Dangerous BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang